Search This Blog

Thursday, April 30, 2020

Conqeror Chocolate 57












Bulan telah berpijar ketika mobil yang Kimbum kendarai tiba di sebuah restoran yang besar. Terdapat bermacam-macam lampu menghiasinya. Dari pojok parkiran bangunan itu nampak seperti banguan tua dengan arsitek kuno. Kursi-kursi yang tersusun di dalamnya pun terlihat berkelas dan menawan. Ada balutan kain hitam disetiap sandarannya. Setangkai bunga mawar dan lilin kecil diatas meja juga membuat suasana yang tercipta menjadi begitu romantis. Belum lagi para karyawan yang berjejer rapi siap membantu para tamu. Berpakaian serba putih, mereka terlihat begitu kompak. 

Orkestra yang memainkan musik Jazz milik Johnny Hartman - They Say It's Wonderful, terdengar sayup-sayup menggelitik. Tidak ada tabuhan drum seperti cafe-cafe alay. Suara saxophone juga menambah kesan Luar biasa dimata Soeun. Dia belum pernah mengunjungi tempat ini. Selema yang pernah ia datangi hanya restoran mewah biasa. Seperti berada di negeri barat, penyanyi wanita di depan sana mengalunkan nada begitu merdu. Membuat Soeun meleleh dalam setiap liriknya. 

Soeun tersenyum lebar. Matanya yang sedikit membengkak berbinar indah manakala menangkap sebuah fokus yang menggiurkan. Malam ini sepertinya Tuhan menciptakan banyak kejutan untuknya. 

Tidak tampak banyak orang menikmati suasana dengan bantuan lampu redup. Hanya beberapa pasang muda-mudi juga dewasa sibuk bercengkarama. Soeun melangkah lebih dulu. Tanpa menunggu Kimbum yang masih menitipkan kunci mobil pada service boy, Soeun langsung mendekati sebuah meja di tengah ruangan. 

"Hai, boleh aku duduk di sini?" sapanya ringan. Membuat sesosok manusia yang berada di tempat itu tersenyum garing menjawab sapaannya. 

Sementara di muka pintu, Kimbum yang baru saja masuk mendengus dengan kesal. Sial! Dia kalah cepat. Wanita itu telah kembali menjadi sosok yang menyebalkan, setelah tadi menghabiskan waktu satu jam untuk menangis. Sepertinya ia salah milih tempat. Dan hari ini adalah hari kesialannya. Setelah membuat istrinya menangis, kini Tuhan kembali mengujinya. 

"Sayang, tempat ini menyediakan puluhan kursi. Kenapa kau justru duduk di sini?" Kimbum mencoba berbicara selembut mungkin agar istrinya itu tidak menangis. Tapi justru nada datar lah yang tertangkap oleh pendengaran Soeun. Soeun tersenyum. Seringai kemenangan segera muncul ketika ia mendapati raut cemburu terlukis di wajah Kimbum. Skak matt! Pria itu masuk dalam pembalasan dendamnya. 

"Tidak. Di sini tempat paling indah. Ah, Eun woo maukah kau menemaniku?" Soeun mengerlingkan matanya seduktif. Tanpa memperdulikan Kimbum yang semakin emosi. Pria dihadapannya ini sangat tampan. Seperti dewa yunani. Eun woo begitu imut ketika tersenyum. Raut wajahnya yang seperti balita membuat Soeun menggilainya. Oh, Soeun bahkan berharap anaknya kelak memiliki kemiripan dengan Eun woo. 

"Ah Miss, ku rasa ada baiknya anda duduk bersama tuan Kim." jawab Eun woo. Pria ini kembali melemparkan senyum canggung pada Soeun. Sejujurnya Soeun begitu cantik malam ini. Balutan dress putih yang pas, membentuk pola seksi pada bagian perut hamilnya. 

Tapi demi Tuhan, tatapan suaminya membuat Eun woo ingin segera menghilang dari tempat ini. Terutama ketika Kimbum tertawa hambar sembari menatap keji manik matanya. Pria itu seolah memberi peringatan agar Eun woo segera menjauh. Tapi terlalu sial, karena Soeun justru menggenggam jemari pria ini erat. 

"Tidak mau. Aku mau kau menemaniku. Kimbum, kau pergilah mencari tempat duduk. Nanti setelah aku selesai, aku akan mencarimu." well mereka bertemu di salah satu event. Saat itu Eun woo adalah pasangan prianya dalam peragaan busana pengantin. Dua tahun yang lalu. Soeun tidak akan pernah lupa. Dan mereka cukup akrab sebenarnya. Soeun tahu Eun woo menyukainya. Tapi biaralah, untuk saat ini Soeun sedang ingin membuat Kimbum memberang. 

Sejak tadi pria itu tidak mengabulkan permintaannya. Hanya mencabut izin tugas kedua bodyguard pria itu saja ia tidak mau. Kimbum justru bersikap seperti baru saja dimintai menyumbangkan semua aset perusahaannya. Menyebalkan! Soeun menarik kedua ujung bibirnya ketika kimbum mendesis, lalu duduk tanpa permisi. Lengkap dengan hentakan keras pada kaki-kaki kursi. Beruntung para tamu tidak terusik karena perbuatan anehnya.

"Yang benar saja! Kyaaaaa, Cha eun woo! Aku tidak mengenalmu. Berhentilah menggoda istriku!" Bolehkah pria ini gila? Atau pendengarannya memang rusak? Apa yang tadi istrinya itu katakan? Pergi? Sinting! Kimbum mengerang emosi dalam hati. Istrinya benar-benar meluluh lantakkan perasaannya. Entah Soeun sadar apa tidak telah melukai harga dirinya? Yang jelas Kimbum bersumpah akal sehatnya sudah mulai menghilang. Tangannya mendadak gatal ingin menghancurkan wajah seseorang. Tidak ada sosok dingin dari tingkahnya. Kimbum seratus persen terlihat garang. Dan itu sukses membuat nyali seorang Cha Eun Woo ciut seketika.

Model tampan ini meneguk liurnya susah payah, sebelum akhirnya menatap Kimbum takut. "Maaf tuan Kim, saya benar-benar tidak bermaksud seperti itu." jawabnya lirih. Ia melepaskan sejenak genggaman tangan Soeun. Mengabaikan Soeun yang memberengut sedih. 

"Lalu,— seperti apa yang kau maksud?!" Soeun hampir menyemburkan tawanya mendengar percakapan kedua manusia dihadapannya itu. Eun woo terlihat cemas. Bahkan peluh membanjiri dahi putihnya. Tidak seperti Kimbum yang justru terlihat mengerikan. Pria itu seperti bersiap menerkam pria malang itu dengan satu kali tegukan. Mungkin Soeun hanya berhalusinasi. Tapi jika melihat Kimbum dan Eun woo, Soeun merasa mereka seperti terlihat sama. Hanya saja Kimbum jauh lebih kekar dan lebih macho.

Yang jelas Kimbum berada di level yang lebih tinggi. Meski banyak pria tampan berkeliaran di dekatnya, tapi bagi Soeun- Kimbum adalah manusia paling sempurna yang Tuhan ciptakan. Mengulas senyum tersembunyi, Soeun perlahan menggeser tubuhnya mendekati Kimbum. Ia tidak ingin suasana memburuk berkat amukan Kimbum. Jadi sebelum pria itu semakin emosi, Soeun segera memeluk lengan Kimbum. 

"Kau sangat pencemburu bung." ucapnya manja. Kimbum tidak seperti seorang eksekutif muda jika dilanda kecemburuan. Sejujurnya sejak tadi Soeun hanya berniat untuk menggoda suaminya itu. Tapi melihat kekesalan Kimbum, Soeun justru berhasrat untuk membalas dendam. 

Berkat tatapan aneh para pelayan, Soeun merasa sedikit menyesal. Kimbum bisa saja menghancurkan restoran ini jika ia mau. Dan Soeun tidak ingin itu terjadi. Akan makan apa para karyawan restoran ini? Oh, itu sangat kejam jika mereka di PHK karena ulah kekanakannya. 

Di tempat duduknya Kimbum berdecak dengan tawa. Ada sebersit rasa malu ketika menyadari ia masuk kedalam jebakan istrinya. Entah bagaimana bisa ia begitu mudah emosi?! Tapi Kimbum bersumpah tubuhnya panas ketika mendapati Soeun berbicara pada seorang pria. Terlebih pria itu adalah pria yang sangat dibencinya. 

Apakah Kimbum sudah bercerita siapa pria itu? Belum? Oh kalian bisa mencatatanya. Dia adalah Cha eun woo. Seorang model dan juga seorang idol grup. Pria tampan yang telah berhasil menarik perhatian istrinya. Pria yang sudah memangku Soeun di depan kedua matanya. Oh shit! Seharusnya Kimbum memang tidak mengingatnya. 

"Kau nakal sekali. Haruskah aku menghukummu?" Eun woo tersenyum mendengar ancaman aneh Kimbum. Kimbum berubah lembut hanya dalam waktu sepersekian detik saja. Pengaruh Soeun sepertinya begitu besar. Dan tidak ingin menyela, Eun woo memilih untuk diam saja. Soeun dihadapannya terlihat bahagia. 

"Ya, aku me,— " Sayang, Soeun harus menghentikan gerakan bibirnya setelah seseorang menyela suaranya. 

"Oppa." 

To Be Continue...

📕📕📕📕📕📕


No comments:

Post a Comment