Search This Blog

Saturday, April 25, 2020

Conqeror Chocolate 13









Kimbum tersenyum menatap wanita mungilnya di atas ranjang. Duduk bersandar dasbord, dengan mulut penuh mengunyah chocolate, namun mata terfocus pada tabloid dalam genggaman jemari. 

Tahukah jika chocolate itu adalah kejutan kecil dari kimbum?  Tapi entah bagaimana wanita mungil itu dapat menemukannya. 

Hal yang perlu diketahui kenapa kimbum dapat mengetahui soeun kembali ke kamar hanya untuk menikmati chocolate, adalah karena ketika gadis itu datang dan duduk dipangkuannya, soeun tidak menyadari sedikit lelehan chocolate masih melekat di ujung bibir mungilnya.

Jujur saja kimbum sempat terkejut dan geli sendiri. Ia begitu yakin telah menyembunyikan chocolate itu di tempat yang sempurna, tapi justru soeun lebih cerdas menemukannya. Sebelumnya ia sengaja memesan Chocolate pada staff order takernya. Berniat memberi kejutan kecil, namun gagal oleh si mungil itu sendiri.

"Kau terlihat menikmati ."

Soeun menoleh saat suara kimbum mendominasi ruang kamarnya. Matanya di arahkan bergerak lincah mencari manik hitam prianya itu, lalu mengembang senyum ketika melihat kimbum berdiri tegap di pintu kamar.

"Tentu. Dimana mereka?"

"Pergi, karena tuan rumah merajuk." 

Soeun mengerucut mendengar kalimat godaan kimbum. Tidak lucu, karena mereka sendiri yang membuat moodnya berubah. 

Siwon dan jhin ae akan menyebalkan ketika bergabung untuk mengerjainya. Meski mereka dewasa dalam bersikap, kadang kala kekanakan mereka lebih menggila dibandingkan dirinya sendiri.

Kimbum kembali tersenyum. Ia melangkah mendekati, ikut mendudukan tubuhnya di atas ranjang, lalu mengacak lembut rambut soeun yang masih bertahan dengan kerucutan bibir cantiknya. 

"Bagaimana kau bisa menemukannya?" 

"Kenapa kau menyembunyikannya?"

Kimbum terkekeh mendengar jawaban pengalihan soeun. Wanitanya cukup cerdas dalam membela diri. 

"Hanya kejutan kecil." jawabnya lembut. Kimbum meraih soeun, memasukkan tubuh mungil itu kedalam pelukannya. Mendaratkan kecupan-kecupan lembut yang membuat soeun tersenyum bahagia di balik dada kekarnya. 

"Gomawo. Chocolate ini memanggilku dari balik laci. Apa boleh buat, aku tidak tega melihatnya terkunci di dalam sana."

Ya tuhan, kimbum benar-benar ingin menyentil gemas kepala soeun. Jawaban macam apa itu?  Kimbum sungguh takjub pada ciptaan sempurna tuhan bernama kim so eun. Otak soeun bagaikan gudang ide yang tidak pernah kosong dari pikiran aneh.

"Kau nakal! Jawaban macam apa itu?hoeh" jawab kimbum. Ia merenggangkan pelukannya, lalu menarik gemas hidung mancung soeun.

Soeun tertawa menerima cubitan kimbum. Tidak ada rasa sakit karena memang kimbum hanya menyentuhnya lembut. Soeun hanya tidak sengaja menemukan chocolate itu, ketika sedang mencari ponselnya. Berpikir kimbum mungkin menyimpannya, soeun mencari ke dalam laci khusus penyimpanan barang-barang kimbum.

Dan jacpot untuknya. Matanya berbinar menemukan sebatamg chocolate di dalam laci. Tanpa mampu menolak ia dengan cepat melahap batangan manis itu. Soeun berhenti mengunyah ketika menangkap isak tangis dari ruang tamu kamar hotelnya. Dan memilih menyimpan kembali chocolatenya untuk beranjak mencari kimbum.

"Kau lapar?" tanya kimbum. Ia mengusap lembut rambut soeun, menikmati wangi shampo yang menelusup masuk ke dalam saluran pernapasannya.

Otaknya terlalu cerdas dalam mengingat hal yang menyangkut kesehatan sang istri. Meski soeun bertingkah berpura-pura melupakan jam makan siang, kimbum akan tetap memaksa istri mungilnya itu mengkonsumsi olahan berat. 

Soeun bukanlah keturunan barat, dan gadis itu sudah membuatnya begitu mencintai dan membutuhkan kehadiran soeun selalu di sisinya, jadi kimbum tidak akan pernah membiarkan soeun sakit dan meninggalkannya sendirian.

"Ani.. Bum-ah, aku ingin eomma." jawab soeun manja. Semakin memeperdalam pelukannya, menikmati wangi maskulin tubuh kimbum. Terlalu nyaman, dan soeun tidak berniat untuk melepaskan pelukannya hanya sekedar untuk makan. 

"Kau merindukannya?"

Kimbum menghela nafas saat merasakan kepala soeun mengangguk dalam pelukannya. Sejujurnya dirinya masih tidak terlalu yakin soeun telah pulih sepenuhnya. Wajah cantik itu bahkan masih terlihat pucat dimatanya.

"Baiklah, kita akan pulang setelah dush memeriksa keadaanmu."

"Aku baik-baik saja."

"Aku tidak menerima bantahan!"

Soeun merutuk mendengar nada ketegasan kimbum. Cinta memang telah di dapatkannya. Namun sikap, kimbum tidak berubah!

Hatinya terlalu bahagia, dan soeun begitu ingin membagi semuanya pada sahee dan sang wo. Ia tidak lagi perduli pada masa bulan madunya yang masih panjang. Kimbum telah memilihnya dan korea juga dapat menjadi tempat bulan madu yang menyenangkan. Pemikiran simple!

Banyak hal menjadi faktor keinginannya, tapi ada satu faktor besar yang harus disembunyikannya. Hal besar yang harus segera diselesaikannya bersama sahee sebelum kimbum mengetahui semuanya. 

Lagi soeun menghela nafas. Ia menutup matanya perlahan saat dengkuran halus kimbum menyapa pendengarannya. Mungkin pria itu terlalu lelah, karena soeun tahu kimbum tidak tidur ketika menjaganya. Lukisan hitam pada bagian bawah mata elang itu menjadi bukti nyata tanpa suara.

"Saranghae." lirih soeun, sebelum akhirnya ia turut terlelap dalam buaian mimpinya. Kondisi tubuhnya yang sedikit melemah membuatnya begitu lelah dan mudah untuk tertidur. 

Soeun tidak menyadari kimbum tersenyum tipis menjawab kalimat cintanya. Karena sekalipun mata itu tertutup, telinganya telah dilatih untuk peka pada suara apapun, demi menjaga sang istri tercinta.


No comments:

Post a Comment