Search This Blog

Monday, April 27, 2020

Conqeror Chocolate 27







"Yaaa, noona stop!!" teriak jilguk. Pria ini berlari ketika soeun telah melangkah jauh meninggalkan hotel hanya dengan sepasang sendal bulu di kakinya. Wajahnya luar biasa cantik, polesan segar terlukis jelas mempesona. Tapi bukan itu yang menjadi masalah, pekerjaan, itulah yang menjadi masalah.

"Astaga... Aku pasti sudah gila." lagi jilguk menggerutu. Ia terus berlari mengabaikan pandangan aneh dari para pengunjung. Di kakinya hanya terselip sendal jepit biasa. Ia juga hanya berbalut kaos tidur tipis dan celana piayama kolot bertali pinggang dari karet. Penampilan yang kontras ketika memadu gaya dengan soeun yang menggunakan hotpants abu-abu dan kaos ketat berwarna biru laut. Soeun terlihat seperti gadis sma dan jilguk lebih terlihat seperti pria gila yang tengah terdampar.

"Noona, ayolah ini pekerjaan tolol!" lagi jilguk berucap. Ia berjalan dengan sedikit menendang kecil pasir yang tersebar. Soeun dihadapannya, hanya terpisah dalam jarak 30 meter.

"Berhenti menggerutu! Kita harus segera menyelesaikan pekerjaan ini." dan kali ini soeun benar-benar menghentikan langkah kakinya. Ia berbalik, lalu menatap tajam pria pendek dibelakang tubuhnyanya dengan lipatan tangan di atas perut. 

Soeun luar biasa emosi. Telinganya panas mendengar jilguk dan segala cuapan bodohnya. Hari ini cerah, dan pekerjaan akan segera berakhir. Udara memang dingin, namun tidak membekukan layaknya dua hari yang lalu. Ada tetesan embun di setiap dedaunan. Ini masih pukul delapan pagi dan angin terasa segar untuk memulai semua aktivitas.

"Omo noona, hyung pasti akan membunuhku. Dan kau tahu itu."

"Aku yang akan membunuhmu jika kau tetap menggerutu! Kita sudah berada di sini satu minggu, dan aku sangat merindukan suamiku!" 

Sial! Soeun mengerang di dalam hati. Rindu membuncah dan jilguk bersikap seperti kanak-kanak. Ayolah, dirinya ingin segera menyelesaikan pekerjaan ini, mempersingkat waktu dan segera kembali ke soeul. Demi apapun, entah mengapa mendadak ia menjadi khawatir pada sang suami. Kimbum tidak bisa dihubungi, begitupun dengan kedua mertuanya. 

"Lalu kenapa kau mengikuti perjalanan tolol ini? Kau tahu, kimbum hyung bisa saja mengirimku ke neptunus jika dia mengetahui kau mengikuti pemotretan dengan busana terbuka!!" gerutu jilguk. Pria ini sekali lagi menendang kasar pasir putih layaknya bocah yang merajuk. 

Pakaian soeun bukan masalah, gadis itu biasa berpenampilan seksi. Yang menjadi masalahnya adalah soeun diharuskan melakukan pemotretan dengan memakai pakaian minim yang luar biasa terbuka. Tuhan, tentu saja jilguk yakin kimbum akan mengirimnya ke luar planet, jika pria itu mengetahui hal ini.

Soeun mendengus, kakinya kembali melangkah lebih cepat. Well jarak antara lokasi dan hotel tidak terlalu jauh. Ia juga hanya diharuskan berpose di bawah langit dengan kaki bertelanjang. Bukan hal sulit, dirinya biasa melakukan seperti itu, meski sejujurnya soeun mengakui pakaian yang diberikan memang cukup terbuka. Tapi biar bagaimanapun ia telah menerima dan menandatangani kontrak. Tidak ada jalan untuk mundur kecuali menyelesaikan semuanya.

"Maka dari itu tutup mulutmu. Mr. Zact mengatakan kepadaku, foto-foto hanya akan digunakan untuk majalah khusus wanita, jadi itu tidak masalah. Kimbum tidak mungkin membaca majalah khusus wanita bukan?" ucapnya dingin, namun tidak menghentikan langkah. Ia sengaja membiarkan jilguk terus mengikuti meski dengan cibiran dan umpatan di bibir tipisnya.

"Terserah kau saja. Noona hanya pastikan nyawaku akan selamat." jawab jilguk. Percuma memaksa, ia yakin soeun tidak akan merubah keputusannya. 

"Arrasseo. Kaja, besok kita akan kembali."

Jilguk mengangguk. "Kau sudah bisa menghubunginya?" tanyanya. Pria ini mempercepat langkah agar dapat bersisian bersama soeun yang masih terus melangkah dengan memaling menatap hamparan air yang biru.

"Anio.." lirih soeun. Ia bergumam kecil, namun jilguk masih mampu mendengarnya. Ada kesedihan tertuang dan jilguk cukup menyesal menanyakan hal bodoh di saat yang tidak tepat. 

"Bersabarlah." 

"Hmmm. Aku akan memberi kejutan." ucap soeun riang.

"Terserah noona saja." jawab jilguk.

Pria ini tersenyum, bibirnya mendesis geli ketika soeun telah merubah wajahnya begitu ceria. Pipinya bahkan ikut merona hanya karena ide konyol yang ia cetuskan sendiri. 

"Itu benar. Apa aku sudah cantik?" canda soeun. Tubuhnya sedikit berlenggok menggoda jilguk yang kembali tertawa renyah.

"Kau sangat cantik, dan sajangnim iblis itu akan segera mengutukku menjadi batu!" jawab jilguk. Kikikannya membesar ketika soeun turut terkikik dan memukul kecil lengan kanannya.

"Kau berlebihan. Dia tidak akan mengetahuinya."

"Ku harap begitu." gumam jilguk. Meski masih tersenyum, ia tetap melangkah dengan malas. Demi kuda menjadi harimau, entah apa yang akan terjadi jika kimbum sampai mengetahui ini. Sejujurnya jilguk bisa pastikan kepalanya tidak akan selamat, tubuhnya akan dimutilasi dan dirinya mungkin akan segera menjadi hanya tinggal nama. 

Ya tuhan, ini terlalu kejam. Menjadi manager sungguh membuat usianya jauh terlihat lebih tua. Wajah berkerut, mata membulat, dan semua karena ulah si cantik kim so eun. Jika saja soeun bukan istri kimbum, jilguk akan dengan pasti memukul kepalanya itu. Gadis itu sangat keras kepala, dan ia justru sangat menyayanginya, bahkan jilguk tak pernah mampu menolak permintaan si gadis chocolate. 

Ini tidak adil! Apa yang bisa dilakukan selain berdoa pada yang kuasa. Mengharapkan mujizat agar kimbum benar-benar tidak pernah mengetahui perbuatan istri cantiknya itu.


No comments:

Post a Comment