Di dalam ruangannya, kimbum diam menahan diri. Pria ini bahkan terus membiarkan ponselnya bergetar.Entah itu sahee, sang woo ataupun soeun, pria ini tidak lagi dapat fokus dengan benar. Matanya sayu tidak terbacakan, ia hanya diam dan membiarkan udara hangat menyentuh setiap inci kulit tubuhnya yang terbuka.
"Tatap aku oppa! Lihat mataku! Apa aku tidak memiliki arti? Apa kau sudah tidak mencintaiku? Katakan! Katakan jika aku cinta pertamamu ini sudah tidak lagi berada di hatimu! Katakan!!!" teriak gyuri emosi.
Gyuri menatap nyalang pria dihadapannya setelah sebelumnya ia menarik keras tangan kimbum, memaksa pria itu untuk berdiri dan menatapnya. Gadis ini marah kimbum bersikap seolah ia tidak ada di sana. Pria itu hanya diam tidak menyahuti setiap lontarannya. Dan kini, biar saja kimbum melihatnya menangis. Tolol! pria ini harus tahu ia mulai mencintainya.
Tapi kimbum, pria ini hancur berkeping-keping. Air mata yang mengalir entah mengapa menohok satu relung di hatinya. Tempat yang tertutup itu telah kembali terbuka. Ini salah, kimbum sadar ada kesalahan yang terjadi.
Tapi ucapan gyuri benar, gadis ini cinta pertamanya, gadis kecil yang telah mencuri ciuman petamanya juga seluruh cinta di dalam hatinya. Gadis yang ia puja selama belasan tahun sebelum soeun hadir dan merubah segalanya. Tuhan, cinta itu masih ada, kimbum yakin itu. Pria ini bergerak, menenggelamkan wanita itu ke dalam pelukannya. "Uljima, mianhaeyo. Aku tidak bermaksud melukaimu. Kau terlambat cantik, aku sudah menikah." ucapnya lirih.
"Tapi aku mencintaimu oppa! Aku sudah memberikan seluruhnya kepadamu. Sekarang katakan kepadaku, apa yang harus aku lakukan? Aku kotor! Apa beda diriku dengan seorang pelacur?!" teriak gyuri.
Ia memukul-mukul dada kimbum dengan sakit. Mahkota itu hilang, dan pria ini bersikap tidak perduli padanya dan lebih memilih istrinya. Itu tidak adil! Tuhan tahu ia mencinta, dan gyuri menghentikan pukulannya ketika bibir hangat kimbum berulang kali mengecup sayang kepalanya dan mengucapkan maaf berulang kali.
"Kumohon tenanglah sayang. Kau bukan pelacur. Aku akan memikirkan jalan keluarnya." bisik kimbum lembut.
"Kau harap aku akan percaya setelah apa yang kau lakukan beberapa menit yang lalu?" jawab Gyuri sinis.
"Aku berjanji. Demi Tuhan aku berjanji padamu."
"Kai yakin?"
"Ya. Kau percaya padaku bukan?"
Gyuri mengangguk. Ia luruh oleh setiap untaian kalimat kimbum. Membuat kimbum tersenyum lalu kembali mengecup pucuk kepalanya lebih lama.
Cukup bagi gyuri. Kehangatan yang telah kembali itu sudah cukup baginya. Ia sudah menggenggam hati kimbum dan ia tidak akan melepaskan pria itu kembali.
Tidak meski wanitanya kembali. Bahkan gyuri ingin segera menemuinya, lalu memintanya melepaskan kimbum dan menjauh dari pria tampan itu. Jika dulu ia membuang kimbum dengan bodoh, saat ini gyuri tidak akan melepaskan pria tampan ini.
Kimbum menghela nafasnya, rasa sesak sedikit menyentak kepalanya. Bibirnya terlalu jujur dalam berucap. Keparat! Ia tidak bisa melihat wanita ini menangis. "Jika kau terbukti hamil, datang padaku. Aku akan menikahimu." lanjutnya.
Sial! Brengsek!
Keparat! Mati saja kau bung! Apa yang kau katakan kimbum? Kau tolol! Soeun akan segera pergi meninggalkanmu bajingan! Hati kimbum berteriak marah.
Kimbum mengepalkan tangannya di balik pelukan, ia menyumpah ucapannya di dalam hati. Kehancuran jelas berada di depan matanya. Pria ini sadar ia telah menghianati gadis mungil kesayangannya. Tapi bibir itu tolol! Kalimat itu terlontar begitu saja tanpa bisa ia cegah. Kimbum bahkan tidak menyadari apa yang dirinya lakukan dan apa yang ia katakan. Hati dan logikanya bertolak belakang. Tapi tidak, ia tidak mungkin menarik kembali ucapannya. Biar bagaimanapun ia tidak mungkin membiarkan gyuri hamil seorang diri.
"Gomawo oppa. Saranghae." bisik gyuri. Ia tersenyum begitu manis. Sekarang meski ia akan hamil, gyuri tidak takut lagi. Semua akan baik-baik saja, meski akan menjadi yang kedua gyuri bersumpah akan merebut kembali semua rasa di hati kimbum, dan menjadikan dirinya hanya wanita satu-satunya.
"Ne. Apa kau____"
"Bum-ah_____"
Damn!
Kimbum menggantung kalimatnya di udara saat sebuah suara menyapa dan juga menggantung kalimat tidak terselesaikan. Udara terasa menipis dan kimbum menegang sesak saat mencoba menduga suara siapa yang memanggilnya. Kimbum menengadah perlahan, meski jantung telah berdetak tak karuan ia tetap berusaha berpikir positif. Dan tepat, saat kepalanya terangkat sempurna dan manik matanya menatap pintu yang terbuka, kimbum merasa mati saat itu juga.
"Chagi..."
Pria ini menegang tidak percaya, dan dengan satu hentakan ia melepas pelukannya. Membuat gyuri kaget dan menganga lebar menatap seseorang yang memasuki ruangan dengan sangat tidak sopan. "Kau!." ucapnya tidak percaya.
No comments:
Post a Comment