Lain bogem lain pula kimbum. Jika di luar salju membekukan kulit, di ruangan ini penghangat justru membakar seluruh relung di dalam hati. Ada wangi teh hijau menguap di udara. Tapi Itu bukan sembarang teh, dan kimbum muak mendapati kekonyolan sahee yang justru mengantarkan teh bodoh itu untuk masa kerjanya.
Well, wanita tua itu datang bukan saat ini. Sedikit beberapa jam sebelum jam pada dinding menunjukkan pukul 11.00 siang. Pria ini semakin berang, tapi bukan teh yang menjadi masalahnya. Kimbum terus menatap sudut ruang sisi kiri, dimana terdapat sebuah sofa besar menampung seorang gadis bersuarai hitam.
Ia cantik, bahkan selalu sangat cantik dalam balutan mini dressnya. Tidak ada bedanya dengan soeun. Entah apa yang membuat mereka begitu menyukai pakaian kekurangan bahan tersebut. Jika saja bisa, pria ini ingin sekali menuntut para desainer tolol yang telah seenaknya merancang pakaian tidak berguna.
Yang karena dengan dungunya mencipatakan sesuatu, yang membuat istrinya selalu saja tampil menggoda dan membuatnya harus menahan sabar saat semua mata seolah ingin menelanjangi tubuh indah itu. Demi apapun, pria ini ekstra melatih emosi agar tidak membunuh orang saat itu juga.
Kembali lagi pada sang gadis. Ia hanya diam, mengalihkan pandangan pada kaca besar yang mengelilingi, dan menatap hamparan bangunan yang tercipta. Itu indah, jauh lebih baik dibanding menatap kimbum yang kini bagaikan seorang iblis bertanduk dua. Pria itu memandang tajam dan berahang tegang, sangat menyeramkan.
"Kau akan terus mengusikku?"
"Aku tidak mengusikmu."
"Pergilah gyuri, aku sedang tidak ingin diganggu."
Lagi, ini kalimat perintah ke tiga yang diterimanya selama siang ini. Gadis ini mengerang emosi, ia muak kimbum kembali bersikap tidak perduli pada kehadirannya, dan ia benar-benar tidak suka. Gyuri meraih gelas, lalu membantingnya ke atas marmer, dan itu adalah vanila blue yang sempat dipesannya sendiri pada Office boy Goldshion.
"Kau brengsek oppa! Aku hanya duduk diam di sini! Kenapa kau terus mengusirku? Ada apa denganmu? Kau bahkan telah tidur bersamaku!" jeritnya Emosi.
Kimbum mengerang marah. Pria ini mengepalkan jemari sembunyi-sembunyi di bawah meja. Sial! gyuri brengsek dalam berucap. Itu kesalahan, kimbum yakin itu hanya kesalahan. Ia menutup mata, mencoba tenang dan tidak terpancing. Saat itu dirinya tengah mabuk, tapi kimbum yakin dia tidak melakukan apapun.
"Jaga ucapanmu, ini kantor!" nadanya itu begitu pelan, namun ada ancaman tersirat di dalamnya.
Persetan! gadis ini tidak perduli. Ia tahu selama ini kimbum mendekatinya hanya karena surat-surat kepemilikan Howder Company dan MiZsdy hotel yang ia curi dua tahun yang silam. Gyuri tahu sang woo menginginkan kembali hartanya. Pria tua itu adalah musuh bagi gyuri. Pria renta menyebalkan yang telah membuat dirinya menjauh dan kehilangan jongsik pria yang dulu dicintainya. Kali ini ia bersumpah tidak akan kalah, ia akan menghancurkan semua. Hyerim, jongsik, sahee dan juga sang woo.
"Wae? Kau takut ada yang mendengarnya?" gyuri tersenyum, tapi wajah itu penuh kesinisan dan kimbum tidak perduli.
"Anggap saja begitu." jawab kimbum.
Pria ini kembali menatap laptop yang masih menyala, mencoba fokus dan mengabaikan gadis kotor itu. Melayani gyuri hanya akan memperunyam masalah. Semalam, setelah sadar kimbum memilih keluar mencari angin. Namun mobil yang dirinya kendarai justru membawanya pada club sialan yang membuatnya kembali mabuk. Dan entah mengapa justru gyuri juga berada di sana.
Dengan memanfaatkan keadaan mabuk, kimbum memilih membiarkan gadis itu menolong dan membawanya pulang. Kondisi hati yang kacau serta pikiran yang berantakan membuat kimbum memilih mempercepat permainan dan segera mengakhirinya.
Yang pria ini ingat, ia bangun di pagi buta, meski cukup terkejut mendapati tubuhnya terbaring bugil dengan gyuri di sisinya yang juga hanya menggunakan sebuah selimut, kimbum tetap berusaha tenang, ia percaya dirinya tidak melakukan apapun pada gadis itu. Pria itu bangkit dengan perlahan, lalu setelah rapi kimbum segera mencari sesuatu dan pergi dengan diam-diam.
Tapi sial! Gyuri menghubungi dan meminta pertanggung jawaban. Tuhan, entah kutuk macam apa yang telah dilontarkan istri cantiknya, hingga kini ia berada dalam rangkulan seorang iblis. Kepalanya hampir pecah saat gyuri melangkah lebih mendekat. Ia ingin murka, namun wanita itu pasti akan semakin menggila. Tidak, kimbum tidak ingin siapapun mengetahui pembicaraan ini. Tidak juga pada bogem, karena pria itu hanya akan semakin salah paham.
No comments:
Post a Comment