Ada yang berbeda di ruangan ini. Tiga pasang mata memandang dengan saling memurkai. Hanya saja, satu pasang lebih terlihat mengerikan, sementara dua pasang lagi bersikap tidak perduli. Biar saja, jilguk dan bogem sudah jengah menghadapi sikap iblis seorang kim sang bum.
Aroma cokctail menebar, bersama aroma kacang almond.
Pria ini memang sengaja menyediakan alkohol untuk menyambut para tamu sialannya. Siapa yang mengatakan empat mata? Jilguk memang harus di tenggelamkan ke samudra hindia!
Sial! Pria bodoh itu pasti telah mengatakan segalanya pada bogem. Dan demi apapun, ini akan semakin runyam. Ruangan ini kedap suara. Kimbum juga telah menutup dan mengunci rapat pintu agar tidak ada suara yang merayap keluar, lalu menyapa pendengaran istri cantiknya.
Soeun telah tertidur sejak tadi. Setelah makan malam, entah kenapa suhu tubuhnya mendadak naik. Kimbum sudah mengatakan akan menemani, tapi soeun bersikeras memaksanya menemui jilguk dan bogem yang memang telah menanti. Meski dengan perasaan tidak rela, Kimbum akhirnya mengalah dan segera menemui dua tamu brengseknya itu.
Jadi di sinilah dia, memandang kejam dua pria, yang juga tengah memandangnya dengan marah.
Di sisi lain, jilguk dan bogem kompak merekatkan punggung pada sandaran sofa.
Bogem meneguk cocktailnya, tapi jilguk memilih diam menahan diri. Amarah berada di puncak kepala. Sumpah dan kutuk juga telah siap di ujung lidahnya. Tinggal menunggu waktu dan ia akan menghardik kimbum tanpa ampun.
"Jadi ini yang kau sebut empat mata?" tanya Kimbum sinis.
Jilguk memaling angkuh, "Seharusnya, tapi kurasa bogem hyung patut diperhitungkan pada pembicaraan ini. Setidaknya dia saksi perselingkuhanmu" jawabnya dingin. Pria ini tidak lagi berlaku sopan. Emosi membuatnya lupa siapa dan bagaimana sifat kimbum.
Kimbum tersenyum mencemooh, lalu mengatup rahang sekuat mungkin.
Sedang bogem menghela nafas secara perlahan. Ia tidak takut pada sosok kimbum, ia hanya takut pada sebuah kesalahpahaman.
"Kenapa kau melakukan ini hyung? ADA APA DENGANMU?!"
Bogem mendengus. Ia benar-benar terkejut, dan sama sekali tidak memperhitungkan jika suara nyaring jilguk akan menyentak pendengarannya. Beruntung ini ruang kedap suara, jika tidak, mungkin soeun sudah terbangun dan mendengar ucapannya.
"Kau tidak mengerti, jadi jangan berteriak di hadapanku." geram Kimbum.
Ada luka baru yang dirasakannya. Jilguk menangis, air mata itu menetes mewakili kekecewaan pria kecil itu. Kimbum tahu ia bersalah di sini, tapi ia juga tidak bisa berbuat apapun. Soeun segalanya untuknya. Meski harus berdusta, itu akan Kimbum lakukan. Asalkan soeun tidak mengetahui apapun dan tetap berada di sisinya.
"Karena aku tidak mengerti, maka tolong jelaskan!!" lagi jilguk berteriak. Ia tidak berdiri, hanya memandang kimbun dengan deraian air mata. Hatinya tercambuk saat mendapati gyuri berada dihadapan soeun.
Bogem berkata jujur. Berita yang disampaikan pria itu benar-benar menghancurkan segala pertahanannya.
Ketika ia meninggalkan soeun, dan memilih berbelok menuju ruangan bogem, Jilguk tahu ada yang tidak beres. Permintaan Blgem untuk datang, Jilguk tidak menyangka jika pada akhirnya Bogem akan mengatakan hal bodoh padanya. Kimbum menghianati Soeun. Demi tuhan ia sempat tidak percaya pada setiap ucapan bogem. Namun kehadiran gyuri memporak-porandakkan pendiriannya.
"Lihat, dan perhatikan!" ucap kimbum.
Kimbum melempar dua berkas tepat kehadapan jilguk dan bogem. Mereka duduk bersebelahan. Jilguk dengan segera membacanya kertas itu.
Howder? Bukankah berkas itu hilang?
Kimbum tersenyum sinis, menyadari keterkejutan dan kebingungan jilguk. Sedang bogem hanya diam tanpa berniat mencela. Kini ia sadar apa maksud ucapan pria tampan itu.
"Kau terkejut? Itu memang Howder. Aku mendekati gadis itu atas permintaan komisaris Kim."
Jilguk membulatkan matanya syok. "Paman?" lirihnya.
Jilguk membelalakkan matanya. Demi gadis cantik rhin ae tetangga sebelahnya, ini tidak mungkin! "Maksud hyung, hyung menjebaknya." pria ini tidak lagi menangis. Nadanya pun telah berubah menjadi normal.
Kimbum mengangguk dingin. Tapi berbeda pada bogem, meski dirinya lega mengetahui kimbum hanya beracting, namun ada satu celah lolos menyapa kepekaannya. Pria ini tidak tahu, tapi hatinya mengatakan ada sesuatu yang masih disembunyikan oleh sahabat itu.
"Jadi aku salah paham?" tanya jilguk lagi. Lebih kepada dirinya sendiri.
Tolol!
Kimbum dan bogem mendengus, pria pendek itu bodoh dan menyebalkan! Namun kimbum terlalu cerdas, ia mendekat dan menarik keras kerah baju jilguk. Membuat bogem tersentak, dan segera bangun berniat menengahi.
Bugh
Sayang ia kalah cepat. Jilguk terlanjur terpukul dan terjungkal ke belakang. Kimbum bergerak terlalu cepat, dan bogem mengumpat, karena hanya dapat melihat tanpa mampu mencegah. Jilguk hanya berteriak, kimbum tidak perlu memukulnya!
"Kau!! Selama satu minggu, apa yang kau lakukan?" geram kimbum. Ia menunjuk jilguk dengan murka. Rahang pria ini mengeras, dan matanya berubah menjadi kemarahan.
Jilguk mendesis, lalu meringis merasakan sakit. Pria ini bangkit dengan susah payah, lalu menatap kimbum dengan sebal.
Jilguk sempat berpikir kimbum murka karena kesalahpahaman yang terjadi, tapi ternyata tidak. Dan sialnya, kimbum justru membahas pemotretan soeun. Oh ini tidak baik! Di mana soeun? Kali ini jilguk membutuhkan pertolongannya.
Sedang di tempatnya berdiri, bogem mulai mengerti apa yang terjadi. Malas menanggapi, pria ini duduk kembali dan mulai menyesapi cocktailnya. Segelas tidak akan membuatnya mabuk, tetapi sekalipun dirinya mabuk, kimbum tidak akan sulit memberikan tampungan.
Tapi jilguk menjadi kesal. Ia mendekati bogem dan menepuk kasar punggung tangan bogem, membuat cocktail itu tumpah.
"Yaaaa...Kau gila?!" hardik bogem kesal. Jantungnya terasa meloncat karena terkejut, dan tangannya basah berkat percikan cocktail. Beruntung gelas itu tidak terjatuh.
"Kenapa kau tidak membantuku?" gerutu jilguk. Lihat, pria ini lupa kimbum masih menatapnya murka, menanti jawaban.
"Aku tidak sudi! Kau pantas menerimanya!"
"Sial! Kau___"
"Yoon Jilguk!"
"Aishh."
Jilguk mendesis. Sialan! Bukankah pria itu yang tidak bisa dihubungi? Tapi kenapa dirinya yang mendapat hardikan? Menyebalkan! Rutuk Jilguk
"Aku tidak melakukan apapun hyung. Ponselmu bahkan tidak bisa ku hubungi."
"Kau tolol?! Bukankah aku sudah mengatakan padamu, aku merubah nomor ponselku?!"
"Omo!"
Dan tawa bogem meledak. Astaga jiguk memang bodoh. Gerakan tangan Jilguk yang menepuk dahi membuat bogem semakin memperbesar suara bahakannya.
"Shut up!" hardik kimbum kesal.
"Jilguk, kau memang tolol!" cibir bogem penuh tawa. Ia mengabaikan hardikan kimbun, serta tatapan kejam pria itu.
"Aku benar-benar lupa hyung. Pantas saja seorang gadis yang mengangkatnya." gumamnya dengan senyum bodoh. Membuat kimbum semakin emosi.
"Kau tahu, aku ingin sekali mematahkan tulang lehermu!" sinis kimbum. Ia lelah menghadapi jilguk, karena satu hari setelah keberangkatan soeun, dirinya telah memberi kabar jika ponselnya hilang dan ia mengganti segalanya.
"Aku hanya lupa hyung. Kau sangat kejam." jawab jilguk kesal. Ia berlari, lalu bersembunyi di balik tubuh bogem yang terduduk. Membuat bogem menggerutu dan berakhir dengan jitakan di kepala jilguk.
"Kau lupa dan soeun tidak bisa ku hubungi. Sempurna!"
Jilguk memejamkan matanya sesaat.
"Bukan begitu, kami juga kehilangan ponsel saat pemotretan hari pertama. Setelah hyung menelpon, aku berniat memberi tahu noona, tapi__" Jilguk menghentikan kalimat pembelaannya. Ada sedikit rasa ragu untuk melanjutkan kalimatnya. Namun karena kimbum semakin mempertajam pandangannya, mau tidak mau ia menghela nafas untuk kembali memulai.
Malam semakin larut, dan hujan mulai menyapa permukaan tanah di luar sana. Jika saja ada soeun, meski hujan badai pun jilguk tidak akan takut melanjutkan pembelaan.
"Jadi, setelah hyung menelpon, aku berniat memberi tahu noona. Tapi, tapi___"
Kimbum mendengus.
"Terus saja mengatakan tapi, dan aku benar-benar akan membunuhmu!" teriaknya murka.
Kimbum bersiap mendekati jilguk untuk kembali menghajarnya, namun Jilguk serta menghindar.
Yang benar saja, gagap di saat menjelaskan adalah hal tolol yang tidak Kimbum sukai.
"Yaaaa yaaa yaaaaaa!!!! Aku akan bicara." teriak jilguk takut. Ia berlari menjauhi kimbum dan bersembunyi di sudut meja kerja.
"Cepat katakan, atau kau akan mati." cibir bogem memanasi. Pria ini terus saja terkekeh melihat penderitaan jilguk. Ini sangat lucu, ia senang jika jilguk disiksa sang sahabat.
"Tapi itu,____"
"Kau memang perlu ku beri pelajaran." geram Kimbum, sembari melangkah.
Membuat Jilguk panik. "Noona tengelam saat melakukan pemotretan!" teriaknya pasrah. Ia menutup matanya, menahan nafas dan takut.
Sementara Kimbum menghentikan langkahnya dan membeku. Urat-urat syarafnya dengan cepat mencuat ke permukaan. Bogem meremang merasakan perubahan aura sang direktur, dan ia yakin jilguk akan mati hari ini.
"Ulangi sekali lagi!" geram kimbum lirih.
"Ayolah hyung, aku tidak berada di sana saat noona terjatuh. Kau menelpon dan aku menjauh dari lokasi." jawab jilguk pilu. Ia benar-benar takut.
Aura yang di pancarakan mata Kimbum sungguh mengerikan. Demi apapun, sekarang jilguk menyesal membocorkan segalanya. Tapi jika ia tidak bicara pun kimbum pasti juga akan membunuhnya.
"LALU KENAPA KAU TIDAK MENGHUBUNGIKU?!!!"
Jilguk menutup matanya mendengar teriakan murka kimbum.
Inilah yang ditakutinya, tapi soeun terus menerus memaksanya untuk menutupi kejadian itu.
Saat itu memang mendung, tetapi ia harus menjauh saat ponselnya berdering. Ia tidak mungkin ia menerima panggilan di sekitar Soeun, karena semua orang pasti akan menghardiknya. Lama setelah kimbum berbicara, Jilguk beranjak kembali memaski kolam renang khusus yang disewa Mr. Zact. Tapi sial, tepat saat ia masuk, soeun tenggelam karena keram. Dan dengan tanpa memikirkan apapun jilguk melompat untuk menyelamatkan Soeun.
Sedang bogem beranjak mendekati jilguk yang terbungkam takut di sudut meja.
"Yaaaa, tenanglah. Kau tampak mengerikan." gerutu bogem.
"Katakan padaku Yoon jilguk, atau aku akan menghabisimu!"
"Kau membuatku takut hyung."
"Bicara!" perintah kimbum.
Ia sudah cukup muak dan habis kesabaran. Kini bahkan ia tidak perduli jika suaranya akan membangunkan sang istri yang tengah tertidur. Pikirannya kacau, dan Kimbum memilih kembali menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa.
Suasana dingin nyatanya tidak berpengaruh. Jantungnya bahkan bergemuruh, membuat dadanya sesak.
Jilguk menghela nafasnya diam-diam, lalu beranjak mendekati kimbum. "Aku saat itu begitu terkejut, dan lupa pada semua ponsel yang ada bersamaku, dan melompat begitu saja menyelamatkan noona. Jadi, semua ponsel rusak. Lalu ketika aku ingin memberitahumu, soeun noona melarangku." jelas jilguk. Kepalanya menunduk, ia sama sekali tidak berani hanya untuk menatap wajah kimbum.
"Kau memang tolol! Kau bahkan membiarkan soeun hanya menggunakan pakain minim ke perusahaanku!"
"Anio, aku sudah memaksa noona, tapi dia menolak. Hyung tahu bukan noona sangat keras kepala."
"Aku tidak perlu membayarmu jika kau tidak bisa aku andalkan!"
"Mianhae hyung." sesal jilguk. Ia menatap sendu kimbum dan menundukkan kepalanya semakin ke bawah. Membuat kimbum mendengus lalu melempar kacang ke arah wajahnya. "Hentikan actingmu! Kau membuatku jijik!" ucapnya kesal.
"Cih, jadi kau tidak marah bukan?"
"Kali ini kau selamat, tapi tidak lain kali."
Jilguk tersenyum sembari mengangguk semangat. Seperti ucapan soeun, acting terkadang di perlukan untuk menyelamatkan diri. Gadis itu memang cerdas, jika saja jilguk tidak mengingat perkataan itu ia yakin pasti sudah tamat di tangan seorang kim sang bum.
No comments:
Post a Comment