Ada yang tak biasa. Soeun merasa jantungnya sedang dalam keadaan yang tidak baik. Detakannya sungguh membuat sesak dan bingung. Entah karena apa, namun ia sungguh merasa tidak nyaman dengan keadaan seperti itu. Kimbum di sebelahnya, mengemudi dengan tenang tanpa suara, hanya terdengar alunan lembut dari musik yang diputar.
Detik berikutnya, tepat ketika mobil memasuki pelataran parkir di sebuah bangunan, soeun hampir berteriak tak percaya. Mata gadis ini membelalak begitu besarnya, jantungnya bahkan bukan lagi berdetak, melainkan telah terasa memukul-mukul dengan kuatnya. Tuhan, dunia akan runtuh jika ia memasuki bangunan besar itu.
Soeul hospital, kimbum telah menipunya mentah-mentah. Demi apapun soeun berusaha menenangkan laju sialan jantungnya dan mencoba memikirkan cara untuk membujuk kimbum.
"Apa yang kita lakukan di sini?." tanyanya. Meski itu pertanyaan bodoh, soeun tidak perduli. Ia harus bisa memperpanjang waktu dan membawa kimbum pergi dari tempat terkutuk ini.
"Bukankah sudah kukatakan akan memeriksakan kesehatanmu?." jawab kimbum. Tangannya bergerak melepas seat belt lalu keluar mendekati pintu sang istri.
"Tapi kau mengatakan akan membawaku berbelanja!."
Sial, jika sudah begini ia yakin kimbum tak akan melepaskannya begitu saja. Soeun menggeser ke kanan tubuhnya saat kimbum berniat menariknya keluar dari dalam mobil. Membuat kimbum mendesis dan menatapnya dengan kejam.
"Setelah kita menemui dokter! Cepat keluar!."
"Shireo!."
Gadis ini menggeleng. Jemarinya bahkan menggenggam seat belt dengan begitu erat. Ia sungguh takut kimbum benar-benar akan membawanya masuk ke dalam. Terus soeun berpikir, namun matanya terfokus pada bangunan di depan sana yang nampak seperti sedang memanggilnya layaknya neraka jahanam.
"Ayolah chagi, dokter hanya akan memeriksa. Tidak akan ada jarum suntik, aku janji." bujuk kimbum. Pria ini melepas seat belt dengam gerakan cepat, lalu meraih tangan soeun dan menariknya keluar. Sudah cukup soeun bersikap kekanakan. Apapun yang terjadi ia akan membawanya menemui sang dokter dan memeriksakan kesehatannya.
"Shireo, shireo, shireo!!." teriak soeun menolak. Gadis ini menahan kakinya di tempat, mencoba menahan laju kimbum yang melangkah sambil menariknya paksa. Persetan dengan kelembutan, ia harus bisa lari dan meninggalkan tempat ini. Kimbum tidak boleh mengetahui penyakitnya. Neski harus menipu itu tidak masalah, karena soeun telah bersumpah akan menutupi semua dari pria tampan di sisinya itu.
"Aku tidak perduli jika harus memaksamu!!." tegas kimbum.
Kembali kimbum menarik soeun dan membawanya menuju ruangan sang dokter, karena pria ini telah membuat janji temu terlebih dahulu. Kumbum mengabaikan beberapa mata yang memandangnya aneh karena menarik paksa seorang gadis cantik yang memakai pakaian mini.
"Bum-ah jebal." bisik soeun memohon. Oh, jika saja bisa ia ingin menangis. Kimbum pasti akan luluh jika air mata itu mengalir dikedua pipi tembamnya. Tidak ada sahee dan tidak ada yang bisa membantunya.
Tuhan, jantungnya semakin menggebu saat kimbum semakin membawanya masuk lebih ke dalam. Gadis ini bahkan telah berkeringat berlebihan di cuaca beku saat ini. Ia takut, tapi kaki sialannya terlalu lemah dan justru terus mengikuti langkah besar kimbum.
"Eottoke??." batinnya cemas.
Tidak ada cara lain, hanya satu yang terpikirkan olehnya. Tidak ingin membuang waktu lebih lama, dengan gerakan cepat soeun segera mengarahkan mulutnya tepat di punggung tangan kimbum.
"Yaaaaaaa.... Kim so eun!!!." kimbum menjerit. Pria ini meringis dan melotot tak percaya saat melihat istrinya telah berlari jauh meninggalkannya dalam kesakitan. Lupakan pada rasa kasihan ataupun cinta, gadis itu jelas-jelas mengibarkan bendera peperangan padanya.
Kimbum berlari secepat yang ia bisa. Pria ini bahkan mengabaikan orang-orang yang mengumpat karena tabrakan dari tubuh kekarnya. Dia harus mendapatkan gadis mungil yang nakal itu, lalu memberikan pelajaran pada mulut jahatnya.
Sial, demi apapun di dunia ini kimbum bersumpah pasti akan membawanya kembali ke tempat ini. Soeun benar-benar mencobai rasa sabar suaminya. Gadis itu dengan tenangnya masuk ke dalam taxi dan pergi begitu saja tanpa menoleh ke arah belakang. Kimbum melangkah besar, bukan pada rumah sakit tapi mengarah pada mobil mewahnya. Kepalanya hampir pecah hanya karena menghadapi kegilaan soeun. Biar saja, saat bertemu nanti ia akan menghukum gadis itu dengan hukuman yang sangat berat.
.
.
.
To be continue....
Please don't forget to ciment :)
No comments:
Post a Comment