Search This Blog

Saturday, April 25, 2020

Conqeror Chocolate 10






Mencintaimu adalah pilihanku.
Dan tak akan kubiarkan kau pergi meninggalkanku.



***©©©©***

Langit paris selalu indah disetiap harinya. Gugur memang selalu menyajikan pemandangan menakjubkan di setiap rona jingganya. Memancing setiap pandangan memuji keindahannya.

Jika banyak orang menikmati alam pagi dengan berolahraga, soeun justru sibuk mengerjapkan matanya berulang kali. Bukan untuk menanggapi cahaya, hanya ada yang salah dengan paginya. Ia merasa terbangun di tempat yang tidak tepat. 

Kembali soeun menutup kedua matanya, menetralkan detak jantungnya yang menggebu keras. Terlalu syok dan soeun menjadi sedikit sulit untuk bernapas.

Membuat seseorang yang berada di sisinya terkekeh gemas. Soeun membuka kembali matanya, menatap dan memastikan pendengarannya tidak salah mendengar.

"Bum-ah.." lirih soeun berbisik. Ia mengangkat kepalanya perlahan, mengarahkan manik matanya menatap kimbum yang ternyata menatapnya hangat. 

Oh astaga, soeun merasa mendapat jacpot besar. Hangat pelukan kimbum menjalar hingga ke dasar hatinya. Membuat lukanya menyembuh dalam seketika. Soeun bahkan telah lupa rasa hancur yang sempat dirasakannya.

"Selamat pagi." sapa kimbum. Ia tersenyum lebar menatap raut bingung soeun, gadis itu luar biasa menggemaskan dengan keadaan benar-benar polos. Shit ! Ia justru semakin ingin mencecap kembali kemanisan bibir mungil istrinya itu. 

Soeun terkesiap dengan bola mata membulat. Bibir itu tersenyum begitu menawan dan mempesona. Pertama kali selama mengenal, kimbum tersenyum begitu tulus padanya. Membuat detakan jantungnya kembali menggila seolah beusaha untuk berlari keluar menyuarakan kebahagiaannya. 

"Kenapa kau memelukku ?." cicit soeun. 

Pabbo! 

Disaat seperti ini suaranya justru menghilang bagai pita suara telah terlepas dari tempatnya. Kepalanya yang setara dada kimbum, membuat soeun mendongak untuk menatap mata kimbum, meski dengan sedikit takut-takut. Entah bagaimana bisa kimbum memeluknya. Atau mungki ia yang terlalu gila memeluk sang pria dingin. Dam itu terdengar lebih masuk akal baginya.

"Wae? kau istriku." jawab kimbum santai, bibirnya semakin memekar memperhatikan raut si gadis chocolate. Kantuk yang sempat muncul bahkan kini telah menghilang tergantikan oleh semangatnya yang menggebu-gebu. Rasa itu tumbuh terlalu cepat dan telah menguat pada akar hatinya.

"Aku merasa aneh." ucap soeun. Ia memicingkan matanya, meletakkan jari telunjuk di atas dagu. Bertingkah seolah-olah tengah berfikir serius. Tapi apa yang dirasakannya memang nyata, tubuhnya terasa sakit di bagian pusat sensitifnya dan terasa dingin ketika angin menelusup selimut tebalnya. 

Sedang kimbum menggigit bibir bawahnya setengah hidup menahan tawa. Ya tuhan soeun benar-bemar luar biasa membuatnya gila. Bahkan hanya dengan tingkah anehmya saja kimbum tak mampu bersikap dingin kembali dihadapannya. Sifat itu mati khusus pada sosok soeun.

"Omo!! Kau memperkosaku?!" jerit soeun. Ia melompat begitu cepat ketika menurunkan jemarinya dan tak merasakan sehelai benang pun menutupi tubuh mungilnya.

Kimbum terbahak tak tertahankan. Adik kecilnya di bawah sana telah sempurna terbangun karena tingkah bodoh soeun. Gadis itu bahkan melompat keluar dari balik selimut dan berdiri angkuh meski telah mengetahui tak memakai pakaian. 

"Memperkosa?" ulang kimbum, ketika telah mampu mengendalikan tawanya. Ia memicing menatap soeun. Kata itu sejujurnya terdengar sedikit kasar ditelinga, namun berkat bibir soeun yang mengucapkannya, kata itu justru terasa menggelitik di pendengarannya.

"Eoh, bukankah kau suamiku? Aish, Kim soeun pabbo!" rutuk soeun, ia memukul kecil kepalanya. Terlalu malu hanya untuk menatap sang suami. Dimana ada seoranag istri menuduh suami memperkosa ? Jelas hanya dirinya seorang, dan itu memalukan !.

"Aish, kenapa kau sangat menggemaskan?" Kimbum menarik lembut pergelangan soeun, memasukan kedalam pelukannya. Ia begitu frustasi dengan kelakuan soeun, adiknya tersiksa dan gadis itu justru terus berbuat konyol dengan berdiri menampilkan tubuh indahnya.

"Apa aku sedang bermimpi?" ucap soeun lebih pada dirinya sendiri. Lagi tangannya memukul kepalanya untuk memastikan. Jika memang ia sedang bermimpi, soeun ingin memohon agar tuhan tidak membangunkannya dari alam mimpi ini. Ini terlalu manis dam soeun akan siap jika harus berada selamanya di alam mimpi.

Kimbum mencium lembut bibir soeun. Melumatnya perlahan, hanya sekedar sapaan pagi, lalu mengusap wajah soeun menggunakan ibu jari tangannya.

"Apa yang seperti itu mimpi?" goda kimbum, matanya di arahkan focus pada manik mata soeun.

"Daebak.. Apa itu tadi?" 

Soeun mengerjapkan matanya berulang kali. Memperhatikan senyum miring kimbum yang terasa begitu mencemooh kelambatannya dalam berpikir. 

"Saranghae."

"Nde?"

Sekali lagi soeun terbungkam. Mimpi apa lagi ini? Tuhan jika ini nyata soeun siap dipanggil kapan pun itu. Jantungnya mulai bergemuruh, air matanya telah lepas dari pelupuk mata sendunya. Hadiahkah ini untuknya? 

"Saranghae kim so eun. Jeongmal saranghae."

"Kau sedang mempermainkanku bum-ah?"

"Menurutmu?"

Soeun mengisak, ia berhambur memeluk kimbum. Mata hitam itu memancar ketulusan, sama seperti mata joonya. Kimbum mengatakan hal jujur,  dan soeun tau itu. Soeun ingin berteriak namun tak mampu untuk berucap. 

Perut yang sempat lapar kini telah mengenyang dengan sendirinya. Chocolate terasa terlalu manis dihari bahagia. Soeun ingin sahee, ingin sang wo berada menemani uforia kebahagiaannya. 

"Hiks,, nado saranghae." jawabnya tersedu. Bibir itu kelu namun berusaha mampu merafal sebuah balasan. Tidak perduli kimbum terbahak, soeun hanya ingin menyampaikan rasa dihatinya.

"Aish, kau semakin merangsangnya." goda kimbum. Matanya berkedip nakal mengarah pada mata soeun.

Kumbum sedikit meringis lirih  ketika nafsu telah sepenuhnya memenuhi otak cerdasnya. Dan itu bukan salahnya ! Gadis mungil itulah yang memeluknya agresif hingga membangunkan kembali si adik yang jujur saja sejak berusaha ia tidurkan. Kini kimbum sedang tak berniat makan ataupun beristirahat, ia hanya ingin sebuah pertanggung jawaban yang spesial dari sang istri. 

Di bawah sana ia merasa sangat sakit dan soeun harus segera mengobatinya. Hey, dia pria dewasa, bersih dan tidak pernah melakukannya. Soeun pertama dan kimbum telah begitu candu pada wangi tubuh mungil itu. Jadi jangan salahkan kimbum jika dilain waktu tubuh soeun akan selalu berada dalam kungkungan posesifnya. Ia jatuh cinta pada hati soeun,  tubuh soeun dan seluruh yang ada pada diri kim so eun.

Sedang soeun hanya mampu terbelalak dengan mulut ternganga tak percaya mendengar kalimat kimbum. oh dia tidak bodoh dalam hal mesum seperti itu. Kimbum berbahaya dan dia harus segera menyelamatkan diri.

"Aku akan mandi." ucapnya cepat. Soeun menghempas kasar tubuh kimbum, lalu  berlari menerjang pintu kamar mandi secepat yang ia bisa.

"Tidak semudah itu cantik. Kau harus bertanggung jawab."

Sayangnya kimbum lebih cepat dalam mengambil langkah. Ia menahan pintu, mendorong lalu menerobos masuk, dan segera menagih haknya sebagai seorang suami.

"Yaaaaa bum-ah." 

Soeun menjerit ketika kimbum dengan sengaja menekannya pada dinding di bawah pancuran shower. Astaga, soeun baru mengetahui, kumbum mengerikan dalam mencinta. Hal yang membuatnya bahagia juga sedikit buruk untuknya. Karena mungkin saja kimbum akan menjadi penghalang keprofesionalannya dalam bekerja nanti.

Kimbum terkikik saat soeun menggelinjang geli dalam pelukannya.  



No comments:

Post a Comment