Search This Blog

Tuesday, April 28, 2020

Conqeror Chocolate 38







Gemuruh petir menyambar dengan kencang. Sang woo terperanjat, ketika sebuah kecupan-kecupan mendarat kecil di kedua pipinya. Matanya yang renta mengerjap, lalu ia terkekeh mendengar tawa sahee dan soeun yang menggema. Oke, dirinya baru saja di tertawakan. Memory lama membuatnya lupa jika saat ini ia tengah menikmati hujan bersama dua bidadari cantik ini. 

"Appa, apa yang kau lamunkan? Apakah gadis seksi? Ku harap tidak. Eomma adalah yang paling seksi!" 

Dan tawa kembali terberai. Lihat betapa lucunya gadis ini. Sepasang pakaian bergambar beruang melekat di tubuhnya, membuatnya terlihat seperti bocah sekolah menengah pertama yang menggemaskan. Siapa yang akan menyangka ia seorang wanita yang telah bersuami? 

Mungkin banyak orang akan terkecoh bila menatap penampilannya. Di mana pun ia melangkah, atau senyumnya merekah, soeun hanya akan selalu menggunakan mini drees terbuka dengan geraian rambut coklatnya. Hal yang sejujurnya membuat kimbum jenga,  tapi juga membuat pria berlesung pipi itu harus bangga memperkenalkan istrinya itu. 

Sisi egois pria tampan itu memang selalu akan muncul jika ada banyak pasang mata memperhatikan lekuk tubuh Soeun, tetapi bagaimanapun juga sisi angkuhnya akan selalu bangga bila ada banyak bibir memuji kecantikan istrinya. Hey, soeun begitu luar biasa. Pekerjaannya sebagai model membuatnya anggun dan berkelas. 

"Tidak sayang. Appa sedang memikirkan beberapa pekerjaan." 

Tentu saja itu bohong. Pria ini harus sedikit menutupi kenyataan ini. Bukan karena berniat buruk, hanya akan ada waktu di mana ia akan membuka kembali segalanya. Kehidupan masih akan terus berlanjut, dan masih akan ada banyak rintangan yang harus mereka hadapi.

Sementara soeun mengernyit, meneliti serius dengan menatap lama wajah sang woo yang menekuk. "Kau berbohong appa!" Terkanya cepat. Sang wo bukanlah pria tua bodoh yang hobi menipu. Sifatnya yang hangat dan lembut begitu mudah membuat seseorang memperhatikannya sifat aslinya. Dan soeun tahu ada sesuatu yang di sembunyikan.

"Anio. Kau harus percaya."

"Kau lihat appa, kau membuat eomma cemburu." 

Seorang anak akan terlihat sopan jika tidak banyak bicara. Ia kehilangan cinta sejak kecil, entah memang ia adalah kesialan atau memang ia pantas menderita. Semua seolah tergambar pada sketsa kehidupan milik Tuhan. Dulu soeun tidak pernah membayangkan ia akan mendapatkan keluarga utuh, tapi ternyata tuhan masih bermurah hati memberikanya kehangatan. 

Siapa yang tahu akan penyakitnya? Hanya sang woo dan sahee. Hanya siwon dan jhin ae, dan hanya ia sendiri. Penyakit bodoh yang menyerang kepedihannya. Saat itu soeun berpikir jika penyakit itu adalah obat yang Tuhan kirimkan untuknya. Obat mujarab yang akan membebaskannya dari segala rasa sakit. Obat yang akan mampu membawanya kembali bertemu pada joon. 

Tapi semua berubah. Ada kimbum yang tidak bisa hatinya tinggalkan. Sebanyak apa ia melangkah, pria itu masih tetap berada pada sela-sela hembusan nafasnya. 

"Eomma tidak cemburu." Sahee tersipu ketika alunan soeun mengusik tawa kecilnya. Hujan masih cukup deras, dan gadis itu pintar merubah suasana. Cemburu? Yang benar saja! Sang woo akan besar kepala jika ia mengakuinya. 

"Jeongmal?" Tanya soeun memastikan. 

Tapi bukan keseriusan, melainkan hanya cibiran hangat yang menyebalkan. Tawanya dan sang woo berbaur menjadi satu. Gema hujan bersahutan seolah ikut untuk mencemooh. Mungkin sudut terujung teras mulai basah. Percikan itu kuat dan mereka sangat tidak perduli. 

"Ne, eomma tidak mungkin cemburu." Jawab sahee.

Lalu dengan segera beranjak pergi sebelum soeun semakin melanjutkan aksinya nakalnya. Gadis mungil itu tengah dalam mood yang baik, dan ia juga sudah beberapa hari tidak bekerja. Jadi soeun memanfaatkan kekosongannya dengan mengganggu wanita tua nan lembut itu setiap hari. Dan bagi sahee, akan sangat memalukan jika ia ketahuan tengah dilanda cemburu. 

Sementara sang woo, pria ini ini sedikit menoleh. Oh sahee sepertinya mulai cemburu. Ia terkekeh melihat tingkah malu-malu sang istri yang justru terlihat begitu menggemaskan. 


No comments:

Post a Comment