
Berhubung masih ada beberapa orang yang pesan tapi belum konfrim di wa, jadi aku putuskan besok pukul 12.000 wib untuk close.
.
.
.
.
.
.
Ini cuma short story ya. Aku juga mau tegasin. Kalo leesire versi wattys tidak akan begitu mirip dengan versi cetak. Kenapa?? Karena aku tidak merevisi ulang cerita ini di sini. Cerita yang aku rombak hanya yang diversi cetak.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kau bukan kau, dan aku bukan aku. Raga itu serupa namun jiwa berbeda.
Setidaknya meskipun gelap menaungi langit, senyum masih mampu menggetarkan melodi. Hari ini mungkin jalanan lengang dan memperlihatkan para pejalan kaki dengan payung melindungi kepala. Namun dari semua detik yang berlalu, nyanyian angin masih terdengar sayup-sayup. Go ara menyesap Cofeenya perlahan. Meski hujan mengguyur Futo dengan cukup deras, gadis ini tetap memperlihatkan ekspresi datar sembari menikmati sepotong rotinya.
Tidak banyak orang bersedia menyiksa diri di bawah guyuran air. Dan mereka yang berada di sini umumnya memiliki kendaran pribadi berupa mobil. Seperti mereka. Bkack Alphard yang terletak di bawah atap tepat di sisi pohon itu adalah kesayangan keduanya. Soeun sendiri hanya mampu tersenyum sembari menyesap kecil-kecilan teh jepang.
Jepang memang sangat indah. Sekalipun ia lama tinggal dan besar di negara ini, Soeun tetap selalu terpeso pada keindahannya. Soeun mengulas senyumnya sekali lagi. Pagar kayu yang mengelilingi Futtosh Cofee Shop ini terlihat seperti melindungi mereka dari para penjahat. Kimbum benar, berada di dekat Mrs. Loew membuatnya merasa nyaman dan aman.
"Aku tidak menyangka Futo begitu indah. Ku pikir para lelaki gila itu akan mengirimkan kita ke hutan. Atau setidaknya gudang penyimpanan di area pemakaman." Ara mengalihkan pandangannya, lalu menyapu ruangan yang kini terlihat lebih sepi. Di bagian kiri hanya ada dua pasangan yang tengah asik memadu kasih. Bibir mereka sesekali menebar senyum. Seolah menunjukkan hujan membuat mereka bahagia.
Sementara Soeun yang sejak tadi melamun, menoleh lalu tersenyum kecil mendengar kalimat Ara. Gadis itu tidak menunjukkan senyum atau raut tidak suka. Ara lebih menunjukkan sikap tak acuh yang membuat Soeun ingin memukul kepalanya. Oh yang benar saja. Hutan??? Ara pikir Kimbum gila?! Yah meskipun terkadang benar Kimbum dapat memikirkan hal yang di luar logika. Tapi tetap saja Soeun tidak terima jika suami tampannya itu di katakan tidak waras.
"Ai, Ku rasa itu kau berlebihan. Meski Kyu bisa saja mewujudkannya." jawab Soeun santai. Bola matanya bekerja lembut menikmati gerak-gerik Ara. "Dan Lebih baik nikmati saja hari-hari ini. Jika beruntung kau bahkan bisa berburu bitch." lanjutnya lagi. Kemudian tertawa terbahak. Suasana Futo lebih gelap setelah hujan semakin bersemangat berjatuhan, suara melodi piano yang menghibur pun perlahan ikut menghilang tergantikan gemuruh di atas atap.
Namun meskipun nada teredam bunyi, kalimat Soeun tetap tertangkap gendang telinganya, dan memancing kekesalan gadis ini. "Shit! Kata-katamu terlalu kotor girl!! Seharusnya Jiyeon berada di sini. Aku yakin gadis itu akan berteriak melupakan image bekunya." Ara tidak mampu menohan volume suaranya ketika kalimat Soeun menghancurkan cara berpikirnya. Figilia terlihat rusak akibat tercuci air hujan. Sepertinya jabatan itu menghilangkan kewarasan Soeun.
"Lalu Seungho akan mengeluarkan bola mata. One day, kejantanannya berubah seperti Mons yang tolol." Soeun sendiri tidak perduli meski Ara menunjukkan wajah tidak bersahabatnya. Ia bahkan terus tertawa sembari memeluk perutnya yang terasa berkedut geli. Sudut matanya ikut meneteskan air. Membuat Merah yang menghiasi pelupuk matanya luntur dan menyisakan jejak kemerahan.
"Mons akan menggantikan Drack pada malam bulan purnama."
"Crazy!!! Pria itu jauh lebih berbahaya. Taring? Oh bahkan bokong tidak berpengaruh." Dan sekali lagi tawa menguap mengiringi suara air hujan. Kali ini bukan hanya Soeun, Ara bahkan memukul meja untuk menyalurkan rasa gelinya. Mata-mata yang semula fokus menatap berbeda arah, berbalik haluan menatap mereka dengan lengkungan senyum di sudut bibir. Baru kali ini mereka melihat gadis keturunan asia yang terlihat mempesona, meski sedang bersikap garang di tempat umum. Gadis jepang pada umumnya lebih bersifat agresif atau menggoda.
Ara yang menyadari tingkahnya menjadi pusat perhatian, segera mengecilkan volume tawanya. Sial! Ia lupa sedang berada di antara manusia. Lagi pula siapa yang berniat mencari jalang?? Ia berada di tempat ini juga berkat kelicikan para pemimpin. Seharusnya Prionsa tampan itu mengirimkan Soeun seorang diri saja. Perjanjian merah itu juga sebenarnya dapat dilakukan dua bulan lagi, bukan saat ini.
"Come on girl, ku rasa kalian mulai berlebihan. Ji mungkin mual mendengar kalimat menjijikkan." Suzy yang baru tiba dengan cepat membekap mulut Soeun. Bola matanya diperbesar untuk memberi peringatan Ara. Gadis itu jika dibiarkan akan memancing bahaya. Dan kedatangannya begitu tepat. Beberapa orang yang sempat memperhatikan kini beralih pada hal lain.
Setelah merasa dua sahabat gilanya itu mampu mengendalikan diri, Suzy melepaskan dekapan tangannya, lalu menghembuskan nafas secara kasar.
"Ji not you Sui." Sayang di detik berikutnya ia harus kembali mengerang kesal.
"Terserah! Apa tempat ini menyediakan Nikotin?? Aku butuh persiapan." Pada akhirnya Suzy memilih untuk mengabaikan. Memang seharusnya Soeun dibungkam menggunakan bibir Kimbum. Dengan begitu gadis bersurai merah itu tidak mengusik harinya.
Perasaannya saat ini sedang kacau. Dan nikotin berpengaruh baik pada lekukan bibir. Futo tidak seperti yang ia bayangkan. Kota ini terlalu tenang. Suzy butuh sesuatu yang memancing adrenalin. Katakan saja bertarung kasar, bermain pelatuk atau berburu.
Namun kondisi mereka tidak memungkinkan. Persembunyian memaksa mereka untuk bertingkah normal. Bahkan untuk keluar rumah pun mereka harus menggunakan penyamaran. Kimbum dan semua kaki tangan gilanya itu benar-benar berniat menyiksa. Mulai dari perubahan warna rambut, hingga perubahan nama. Suzy bahkan tidak yakin Jiyeon akan menyukai panggilan Ji yang Soeun dan Ara pilihkan.
"No honey, kau harus menjelajah Futo jika ingin mencicipinya. Gyora street, matamu akan menyukainya pada malam hari. Kau bisa bawa Hugo untuk menemanimu." Sedang di tempat duduknya Soeun kembali menyesap tehnya hingga tuntas.
"Oke. Dini hari aku akan menyelinap." Suzy mengangguk mengerti. Ia tidak butuh banyak penjelasan hanya untuk menukan jalan. Di Futo Kimbum menyediakan banyak pengawal untuk mengantarkan mereka. Kecuali izin keluar! Suzy harus memikirkan cara untuk mencuri kunci. Nenek Soeun pasti akan mewawancainya selama berjam-jam jika ia jujur. Bahkan merengek pun Mrs. Loew tidak akan memberikannya. Nenek tua itu luar biasa keras kepala. Satu spesies dengan Kimbum, Kyuhyun, Soeun dan Myungsoo. Sifat bosynya juga membuat darah Suzy selalu mendidih hingga ke kepala.
"Sui, kau terlihat frustasi. Oh astaga, pipimu bahkan tidak menggoda." Namun selain Mrs. Loew, Ara juga menyebalkan. Suzy mendengus.
"Bitchi!!! Aku selalu menggoda Go, ku harap kau menjaga bibirmu!!!" Stupid!!! Suzy berjengit tidak terima. Ia semakin berdecak kesal ketika Ara mengabaikan kemarahannya. Jika saja mereka sedang berada di kediaman Loew, Suzy bersumpah akan membungkam tawa konyol sahabatnya itu. Yang benar saja, pipinya adalah pipi menggoda dan mahal!! Suzy benar-benar tidak terima Ara mencemooh pipinya.
"Sui, gadis itu mungkin menggeliat bagai cacing. Apa kau mendengar suara Myungsoo. Astaga, apa mereka menghabiskan tiga permainan??" Dan semakin Suzy mengerang, maka semakin gigih Soeun menggodanya. Ara tertawa dengan keras. Ia tidak perduli jika sahabatnya akan semakin murka. Well, raut marah Suzy sangat menggemaskan di matanya.
"Fucking you Figy!!"
"And you, stupid girl!!!"
"And you, stupid girl!!!"
To be Continue...
Oke cukup segini ya. Ini salah satu gambaran ceritaku dalam versi cetak, selain part 11. Memang nggak ada scene bumsso, karena full scene mereka tercipta di buku.
Terus, versi cetak dan wattys akan berbeda. Di dalam novel, semua akan di bahas hingga tuntas. Tapi di wattys aku hanya akan menamatkan cerita ini di part 20. Dan tidak akan selengkap yang ada di novel. Kenapa? Karena aku ingin melindungi ciptaanku.
Hanya itu. Dan untuk PO, aku masih buka hingga besok. 12.00 wib!!!
Yang belum pesan. Buruan daftar ya.
Aku cuma melakukan satu kali PO!! Ingat ya, satu kali. Aku nggak pesan lebih, hanya sesuai pesanan.
Yang belum pesan. Buruan daftar ya.
Aku cuma melakukan satu kali PO!! Ingat ya, satu kali. Aku nggak pesan lebih, hanya sesuai pesanan.
Versi Cetak :
1. Ayu Tinan
2. Dewi Sartika
3. Lia Apriliani
4. Marwati idris
5. Minyeong
2. Dewi Sartika
3. Lia Apriliani
4. Marwati idris
5. Minyeong
6. Susi prasa
7. Syitah
8. Weniagura
9. Felixs
10. Serha
11. Novi wahyuni
7. Syitah
8. Weniagura
9. Felixs
10. Serha
11. Novi wahyuni
Versi Pdf :
1. Leli
2. Mona
3. Desi permatasari
4. Devi
5. Filia
6. Raturolio
7. Mfiet
8. Welly
9. Fitri maryani
10. Desi Sihotang
2. Mona
3. Desi permatasari
4. Devi
5. Filia
6. Raturolio
7. Mfiet
8. Welly
9. Fitri maryani
10. Desi Sihotang
Untuk sementara ini yang sudah konfirmasi lewat wa. Yang namanya belum tercantum tapi udah daftar di wattys, mohon hubungi wa aku ya. Segera!! Karena besok aku close.
Terimakasih
No comments:
Post a Comment