Search This Blog

Friday, January 26, 2018

Agapi (Troublemaker 5)




 Tuhan menjadi saksinya.
 Aku mencintaimu, dan akan selalu begitu.
 _Kim sang bum.


 *****©©©©*****


 Langit pagi terlalu indah untuk sekedar dipandangi. Matahari yang mulai terbit di ufuk barat adalah pancaran luar biasa yang tak boleh terlewatkan. Itu menurut yoona ! Sekalipun seio telah merebut kebahagiaan cintanya, lukisan tangan tuhan tidaklah ada sangkut-paut didalamnya. Juga kediaman mewah nenek hyun jae turut mendukung pemikirannya. Dengan teras luasnya dilantai teratas dan tanpa atap penutup, sempurna untuk menghibur dan menenangkan diri. Dirinya juga bukanlah gadis idiot berusia 10 tahun, yang akan melampiaskan segala kemarahan pada keadaan. Memusingkan jika hanya akan berkutat pada rasa sakit dihati. Bersenag-senang lebih baik dalam menikmati liburan singkat. Karena kembali memasuki afrokremma merupakan kebosanan yang akan segera menyiksa pikiran. Terlebih 2 hari lagi pernikahannya akan segera dilangsungkan. Oh My. Orang tanya bahkan sama idiotnya dengan raja Geraki dan Alepou. Cih, Menolak justru membuat tanggal laknat itu di percepat ibu tuanya. Seandainya ia bisa menghipnotis ibunya, Ia akan dengan bahagia membuat sang ibu melempar paus albino ke wajah seorang kim ki bum. Sayang itu hanya seandainya.

 "Apa aku mengusik mu,?" Musibah,! Bathin yoona. Suara kibum yang menyapa pendengarannya sungguh menghancurkan segala impian manisnya. Bolehkah ia melempar seekor tikus atap pada wajah tampan mantan kekasihnya itu ?.

 "Tidak. " jawanya Namun pandangannya tetap tertuju pada lukisan biru langit di atas kepalanya. Awan yang mendung membantunya menikmati keindahan langit tanpa pancaran silau menyakitkan. 

"Bisakah kita bicara serius,? " tanya kibum. Ia sadar yoona tidak nyaman akan kehadirannya. Memilih duduk diujung pagar pembatas agar tak mengusik.

 "Hmm," gumam yoona.

 "Kau membenciku,? "

 "Seperti yang kau katakan,"

 "Apa perjodohan itu harus kita lanjutkan, ? "

 "Aku tak bisa mundur."

 "Beri aku alasan."

 "Aku tak ingin orang tuaku malu."

 "Yoona bisakah kau mencintaiku kembali,?"

 "Aku tidak tahu. " Dan jawaban yoona sudah cukup menjawab keresahan hatinya. Berfikir akan membatalkan perjodohan kolot itu. Kini ia pasrah menerima keputusan tanpa penolakkan. Hati gadis itu terlanjur terluka karenanya. Bertahan dan menyembuhkan, itu yang kibum inginkan. Meski bila cinta itu mati untuknya, setidaknya ia menebus segala dosanya dengan mencintai yoona seutuhnya.


 ***©©©***

 Matahari mulai meninggi. Menghangatkan angin yang berhembus menerpa kulit tubuh. Seio masih sama indahnya. Bahkan aroma tanah sesedap wewangian bunga. Bagi sebagian orang menikmati sarapan pagi adalah hal yang menyenangkan. Tapi tidak bagi kim so eun. Wajah putihnya telah sempurna memerah merona menahan malu. Hatinya belum berhenti merutuki pandangan menggoda para sahabatnya. Terkutuklah kimbum dan wajah super tampannya, rutuk soeun kesal. Pria itu dengan sengaja terus menebar senyum pesona turut menggoda kegugupannya.

 "Berhenti menatap ku seperti itu ! " hardik soeun. Bibirnya memucis saat yoona dan shinhye justru terkekeh menimpali kemarahannya. Ia segera berlari meninggalkan ruang makan ketika kibum, jongsuk dan kimbum justru turut tertawa lebar mengikuti tingkah menyebalkan kedua sahabatnya itu. Astaga, cukup sudah soeun menahan malu dan gugup. Ia menghentak-hentak kakinya kesal, lalu mengayunkan langkah menuju taman.

Setidaknya udara pagi akan menghapus kepenatan hatinya. Kimbum yang terkekeh melihat tingkah menggemaskan soeun. Calon istrinya itu memang luar biasa lucu ketika sedang marah. Senyum kimbum terbit kembali saat mengingat betapa imutnya ekspresi malu soeun saat membuka mata dalam pelukannya. Pipi soeun yang memerah dan mata yang bergerak-gerak gugup benar-benar menghibur perasaanya. Ya tuhan, ingin rasanya dia berteriak keras meluapkan kebahagiaannya saat ini. Princess omorfi itu telah berhasil ditaklukkan dan kembali menjadi miliknya. Menurutnya ! Belum tentu menurut kedua pasang orang tuanya :)

 "Kenapa kau selalu mengikutiku,?" gerutu soeun. Tubuhnya cepat berbalik menatap kimbum yang ternyata ikut berdiri santai dibelakang nya.

 "Hanya ingin memastikan istri cantikku dalam keadaan baik-baik saja." jawab kimbum santai. Kakinya mengayun perlahan mendekati tubuh soeun. Mengacuhkan manik mata sang princess yang menatapnya kejam. Ck, justru tatapan itu sangat menggoda dimata kimbum.

 "Siapa yang kau sebut istri mu ,?" hardik soeun

 "Tentu saja Kim so eun." jawab kimbum. Ia memutar tubuh soeun perlahan lalu memeluknya erat dari belakang. Menenggelamkan kepalanya pada cerukan leher putih soeun.

 "Aku tidak pernah menikah denganmu." jawab soeun santai. Ia mengarahkan tatapannya pada hamparan rumput hijau dibawah kakinya.

 "Bukankah segera,?" goda kimbum. Hidungnya menghirup dalam wangi aroma helaian rambut soeun. Sangat menyegarkan !

 "Kau menyebalkan." manja soeun.

 "Berhentilah menghukumku sayang. Apa kau ingin aku menjadi gila,?" ucap kimbum. Satu kecupan lembut didaratkannya dikepala soeun. Sehingga menimbulkan rona merah yang indah pada kedua pipi chuby sang princess omorfi.

 "Kau benar. Aku ingin mencoba menjalin kasih dengan pria lain." goda soeun tak mau kalah.

 "Ulangi sekali lagi, dan akan kupastikan kau hamil beberapa minggu kedepan." ucap kimbum kesal dengan nada mengancam.

 "Kau mengancam ku,?" tanya soeun menantang. Matanya diarahkan angkuh pada manik mata kimbum.

 "Kenapa ? Kau takut ? "jawab kimbum.

 "Kurasa banyak pria di luar sana masih bersedia menjadi kekasih ku." Soeun kembali mengalihkan tatapannya pada keindahan alam. Berlama-lama memandang pria tampan itu, justru membuat soeun ingin menciumnya.

 "Bibir mu ini memang perlu ku beri pelajaran." ucap kimbum kesal. Tidak tahukah jika hati itu memanas dengan kalimat bodoh itu. Ia hampir gila mendengar kalimat idiot sang ayah, dan soeun kini menambah nya lebih parah.

 "Kau mau apa,?" Soeun memalingkan cepat kepalanya menghadap kimbum. Sedikit cemas pria tampan itu akan berbuat macam-macam di alam terbuka.

 "Kau tahu, aku ingin sekali mengulang permainan panas kita semalam. " bisik kimbum seduktif dengan senyum menyeringai.

 "Tutup mulut mu ! Dasar pria mesum." hardik soeun. Astaga senyum menyeringai kimbum benar-benar membuatnya bergidik ngeri.

 "Kim so eun, AKU MENCINTAI MU.." teriak kimbum sambil berlari menjauh.

 "Yaaa kim sang bum.. tutup mulut mu." Soeun segera berlari mengejar kimbum yang terus saja meneriaki kalimat bodohnya. Jika saja ia bisa menangkap pria bodoh itu. Soeun bersumpah akan melemparnya menggunakan batang jati yang bertebaran. Ini alam terbuka, dan aksi kimbum sangat memalukan menurutnya.

 "Ck.. Jadi akhirnya mereka kembali bersama,? " ucap kibum. Tiang besar kerajaan hyun ae menjadi tempat mereka mengintip adengan mesra kedua pewaris utama afrokremma itu.

 "Oeh.. aku bahagia." riang shinhye

 "Tapi tidak dengan ku." sendu kibum

 "Itu nasib mu." cibir jongsuk sambjl berjalan masuk. Otaknya cukup pintar dalam hal mencibir sahabat mesumnya itu.

 "Sial.." umpat kibum.

 "Ayo yoona, kita bersiap pulang." Shinhye mengacuhkan umpatan kesal kibum dan menarik yoona yang tersenyum pergi. Mereka harus segera bersiap untuk kembali melanjutkan kegiatan menyebalkan bersama guru tersayang song jong ki.

 Aish. Membayangkannya saja sudah membuat shinhye lemas dan malas.



 ****©©©©****


 Seorang pria tampan melangkah masuk kedalam kediaman kim hyan byul. Sosoknya yang tinggi membuatnya terlihat mempesona dimata para pelayan wanita kerajaan alepou. Dan disana, diruang besar dan mewah itu sudah terlihat 2 pasang suami istri bergurau asik tanpa menyadari kedatangannya.

 "Hai paman, apa kabar mu,?" sapanya.

 "Astaga jaerim.. Kau sudah tiba,?" jerit hyan byul riang. Ia berdiri dan segera memeluk pria tampan yang adalah tamu kehormatannya, song jaerim.

 "Aku begitu bersemangat dalam permainan ini. Jadi aku datang lebih awal." jawabnya santai. Mereka terlihat seperti ayah dan anak. Tapi bukan ! Jaerim melangkah mendekati hanna bohee dan sang jo. Memeluknya secara bergantian lalu duduk diantara keempatnya.

 "Hahaha.. Aku memang tak salah memilih mu." ucap hyan byul

 "Berhati-hati lah boy. Putra ku sudah berhasil menaklukkannya kembali. Dan dia tidak akan membiarkan seekor lalat pun mendekati miliknya." ucap sang jo memperingati. Seorang suruhannya telah melaporkan bahwa putra tampannya itu telah berhasil mendapatkan kembali cinta princess omorfinya.

 "Aku semakin tertantang. Kapan kita memulainya,?" tanya jaerim

 "Besok mereka kembali. Dan itu saatnya kita bermain." ucap sang jo

 "Jadi sebatas mana aku harus bertindak,? " tidak lucu bukan ia bertindak diluar batas dengan cara nya sendiri ? Salah-salah dewa tampan afrokremma itu menendangnya keluar angkasa.

 "Tenanglah, masih ada seorang pemain lagi yang akan tiba." jawab sang jo

 "Ah itu dia." lanjutnya sambil menunjuk seorang gadis cantik yang berjalan kearah mereka dengan langkah anggun.

 "Kemarilah sayang. Perkenalkan dia song jaerim." ucap bohee .

 "Hai..." sapa sang gadis lembut. Gown mini pink yang dikenakannya membuat ia terlihat begitu mempesona dan seksi dimata jaerim.

 "Kalian memang pintar memilih. Aku menyukainya." ucap jaerim jujur.

 "Tentu..Permainan ini harus berhasil dan sukses." timpal hanna

 "Hahaha.. " Tawa mereka riang. Binar seringaian hadir terlukis disetiap bibir ke enamnya. Mereka seolah tak perduli akibat yang akan diterima dari permainan bodoh itu. Bahkan mungkin alam pun akan segan untuk meniupkan angin menyegarkannya.

 "Bersulang.." ucap hanna keras. Mengantarkan dentingan gelas kaca berisi cairan mewah itu kedalam kenikmatan permainan. Bila angin mampu berhembus membisikkan pendengaran, yakinlah permainan bodoh ini pasti akan sampai ketelinga sang dewa tampan afrem, kim sang bum. Lihat saja batang mahoni dan para burung ranger. Mereka berpadu menjadi satu untuk mengikuti segala alur permainan yang diciptakan.


 ***©©©***


 Hutan meido bukan sesuatu yang aneh lagi dikota seio. Jurang-jurangnya yang dalam membuat hutan ini tampak sedikit mengerikan. Jauh berbeda dengan kenyamanan hutan belakang afrokremma. Disini tidak banyak batang mahoni. Lebih merimbun oleh batang-batang kokoh pohon jati. Sinar matahari yang berpijar malu-malu membuat pemandangan alam ini begitu indah dan mempesona. Daun-daun hijau dan buah yang menggantung menjadi suatu perpaduan yang sempurna dilukisan mata. Menghantarkan langkah soeun masuk lebih kedalam kelebatan hutan.

 "Kimbum ayo kesana." ucapnya riang. Senyumnya begitu cantik dan alami. Sealami hutan hijau meido. Keresahan hati dan kehancurannya mungkin sedikit berkurang dirasa. Hingga membuatnya mampu tersenyum seperti dulu.

 "Tidak, ayo kembali. Wajahmu tampak pucat." tolak kimbum tegas. Tangannya dengan cepat mencekal lengan soeun, saat gadis itu berniat berlari lebih ke dalam lagi. Jujur saja kimbum mulai lelah mengikutintya. Jelas saja, karena mereka sudah berjalan hampir 1 jam.

 "Tidak mau. Aku ingin menangkap burung itu." jawab soeun manja. Ia berbalik menghadap dan menatap kimbum sebal. Oh lihatlah, bahkan nada itu telah mampu keluar dari bibirnya mungilnya. Sayang, kimbum justru mendengus mendengar ucapan manjanya itu. Sepertinya pria tampan itu mulai menggila karena tingkat kelelahannya.

 "Kau tau aku tidak suka dubantah." ucap kimbum dingin. Pancaran matanya begitu kejam dan mengancam. Tidak perduli akan mendapat lemparan batu, ia tetap ingin membawa gadis mungil kesayangannya itu kembali pulang. Wajah soeun yang sedikit pucat sungguh membuatnya khawatir, meski gadis itu dalam jangkauan tubuh dan matanya.

 "Kimbum, apa kau sungguh mencintaiku? " Tanya soeun. Tangannya yang tercekal genggaman kimbum dilepaskannya secara lembut, lalu selanjutnya dilipatnya kedada. Ck, dia lebih nampak seperti seorang guru sombong saat ini.

 "Kau meragukanku ?" tanya kimbum sambil turut melakukan hal yang sama, melipat tangan didepan dada. Meski sedikit denyutan didadanya terasa sakit akibat ucapan keraguan soeun. Oh ayolah, apa dia sebrengsek itu ? Hingga soeun tak bisa mempercayai ketulusannya ?

 "Aku butuh bukti." jawab soeun santai. Bibirnya tersenyum manis menghantarkan maksud tertentu. Sosoknya saat ini sungguh bagaikan seorang iblis cantik yang menghancurkan. Mengerikan,!

 "Apa yang kau inginkan? " ucap kimbum lembut. Satu tangannya diayun mengusap kehalusan permukaan pipi soeun. Jika sebuah pembuktian mampu menghadirkan kembali kepercayaan itu. Ia dengan senang hati akan melakukan segala pembuktian yang diminta princess afrokremma itu. Gadis cantik itu lebih dari segalanya untuk kimbum. Soeun menyipitkan kedua matanya dengan dilemparkan menatap keatas. Itu cara dia berfikir serius. Konyol ! Tapi tidak untuk kimbum. Tingkah konyol soeun begitu menggemaskan dimatanya. Bahkan mungkin bibirnya akan segera robek karena senyum lebarnya itu.

 "Burung itu.." ucap soeun. Jari telunjuknya diarahkan pada seekor burung rieosiana biru yang bertengger diam di atas ranting kecil.

 "Baiklah.." Kimbum segera bergerak perlahan mendekati. Ada keunikan pada burung yang diinginkan soeun, yaitu tidak akan bergerak bila manik matamya ditatap tajam. Seolah ia terhipnotis dalam ketajaman pandangan. Hup Tertangkap. Kimbum semakin tersenyum menatap burung biru ditangannya. Ini benar-benar hari keberuntungannya. Burung itu bahkan hanya diam dalam genggaman jemari kekarnya. Burung penurut.

 "Cantiknya.." ucap soeun riang. Matanya berbinar menatap keindahan bulu rieosiana dijemari kimbum. Astaga, ia bahkan merasa ingin menciun burung nan cantik itu.

 "Tak lebih cantik dari kekasihku.." timpal kimbum. Ia terkekeh saat menatap wajah soeun dan menemukan semburat merah muda telah memenuhi pipi gempalnya. Ya tuhan, kimbum sungguh ingin mencecap kembali setiap sudut wajah cantik alami calon istrinya itu.

 "Jadi aku kekasih atau istrimu,? " terdengar begitu menggelitik dan idiot. Bahkan dirinya sendiri mengumpati pertanyaan bodoh yang meluncur dari bibir seksinya itu.

 "Kau milikku," jawab kimbum. Ketegasan jelas terdengar dalam nada suaranya. Burung rieosiana telah pergi entah kemana. Memberik kesempatan kimbum untuk dapat memeluk tubuh princess kesayangannya itu.

 "Jangan mengacuhkan ku lagi. Aku akan benar-benar gila jika kehilangan dirimu lagi" lanjutnya. Banyak kecupan didaratkan tulus di kepala soeun. Kesejukkan hutan meido benar-benar mampu menghadirkan ketenangan dihati keduanya.

 "Maka jangan lukai aku lagi " Lupakan ketenangan, princess afrokremma itu baru saja menghancurkan keromantisan yang tercipta. Bahkan pelukan hangat yang diterimanya telah dilepas meski tanpa kekasaran.

 "Kumohon percaya padaku sayang. Aku tidak melakukan itu." ucap kimbum frustasi. Hampir saja ia berteriak marah dihadapan soeun. Betapa sulitnya menghadirkan kepercayaan dihati princess cantik afrokremma itu.

 "Tapi dia berbaring memelukmu dalam keadaan tanpa busana. Tidak bisakah kau memahami perasaan ku ?" sendu soeun. Kepalanya tertunduk menyembunyikan tetesan air mata yang mulai mengalir deras di kedua pipinya. Memalukkan, rutuknya. Nyeri hati yang dulu dirasakannya kini hadir kembali mendominasi kebahagiaannya.

 "Kumohon maafkan aku soeun. Maafkan aku. Apa yang harus kulakukan lagi sayang? Jangan membenci diriku lagi. " jawab kimbum. Kedua tangannya mengangkat wajah soeun mengarah pada wajahnya. Ya tuhan, air mata soeun yang mengalir deras sangat menghujam perasaannya. Sebegitu hancurkah hati gadis itu karena kecerobohannya? Jika bisa mengulang waktu, kimbum bersumpah akan lebih memilih menemani kekasihnya itu dibanding menakuti ancaman bunuh diri sang nenek. 

"Melompatlah dari tebing itu. Maka aku akan memaafkanmu" ucap soeu dingin sambil menunjuk kearah ujung kiri. Dimana sebuah jurang dalam terlihat. Sorot mata sendunya telah berubah menjadi dingin dan kejam. Ia tidak akan memaafkan kimbum begitu saja.

"Kau serius,? " tanya kimbum Soeun hanya diam. Menutup bibirnya rapat. Meski masih tetap memandang kedua manik mata kimbum. Tak perduli kimbum bersedia atau tidak, yang dirinya inginkan adalah sebuah kepastian agar tidak terluka kembali. Yang benar saja, jika kimbum mati, gadis itu pasti akan meraung dalam kesakitan.

"Baiklah jika itu mau mu." lanjut kimbum. Kebungkaman soeun sudah menjadi jawaban baginya. Ia bisa melihat luka yang terlukis dikedua bola mata almond gadis itu. Menyesal, kimbum sangat menyesal telah menorehkan luka itu. Sekarang jika kematiannya dapat menghapus luka itu, maka ia akan dengan senang hati melakukannya. Setidaknya mati lebih baik dibanding melihat princess kesayangannya itu jatuh kepelukan pria lain.

 Soeun tersenyum miring melihat respon tanggap kimbum. Ia bahkan tidak menyesal atas permintaan kejamnya. Hati itu terlanjur terluka, dan segala ucapan kimbum seolah tak menggores rasa didalam hatinya. Kimbum yang malang. Sedang sang dewa tampan itu mulai melangkah pasti mendekati jurang curam yang soeun maksud.

Shit, umpat batinnya saat tiba ditepi jurang. Disaat seperti ini justru jantungnya menolak pikiran hatinya. Detakannya begitu kuat hingga membuat ia sedikit sulit bernafas. Demi langit dan tanahnya berpijak kimbum menarik kembali ucapan hatinya. Ia lebih memilih membunuh pria yang berniat merebut calon istri cantiknya itu, dibanding harus terjun bebas kesurga bebatuan dibawah sana. Akan jadi apa rupa tampannya bila terkena runcingn tajam itu ?

 Terkutuklah soeun dan segala kecantikannya, yang telah membuat dirinya begitu takut kehilangan gadis itu. Bayangan pembatalan pernikahan turut membuat emosinya terpancing. Nasi sudah menjadi bubur, ia pantang untuk mundur. Kimbum melangkah semakin mendekati bibir jurang, matanya ditutup rapat untuk mengurangi rasa takut, tanpa menyadari sepasang kaki indah turut melangkah mendekatinya.

 "Aku mencintai mu." ucap soeun. Keduanya tangannya memeluk erat tubuh kekar kimbum, dan pipinya ditempelkan rekat pada punggung sang pria tampan.

Sial, umpat batin kimbum. Ia hampir meloncat kaget karena pelukan tiba-tiba di tubuhnya. Jika saja itu terjadi, ia yakin tubuhnya telah menjadi saus darah saat ini. Jantungnya berdegub semakin kencang dan kuat menggambarkan kebahagiaan dan keterkejutannya. Tapi meski hatinya berlonjakan gembira ia tetap cerdas memikirkan nyawanya dan sang kekasih mungilnya.

 Kimbum melepas pelukan soeun dan segera menarik gadis itu menjauhi tepi jurang. Ia akan gila jika sampai soeun terjatuh. Bahkan mungkin ikut terjun adalah pilihannya juga. Lupakan ! Saat ini dirinya tengah bahagia tak terungkapkan. Kalimat yang diimpikannya itu akhirnya terlontar dari bibir manis soeun. Tidak ada yang lebih baik dari hari ini. Seio telah mengembalikan kembali cintanya.

 "Terimakasih. Aku bersumpah tak akan melukaimu lagi." ucap kimbum. Dan dengan hembusan angin yang menerpa, ciuman lembut tercipta mengawali kisah cinta yang telah kembali. Mengantarkan gelora rindu dan kebahagian didalam dada. Rieosiana yang sebelumnya tertangkap kimbum kini ikut merayakan pemandangan romantis kedua pewaris utama afrokremma itu. Hutan ini pun menjadi saksi kisah indah itu terulang kembali.


 ****©©©****


 Jika dihutan meido tercipta keromantisan, di tempat ini justru menciptakan gerutuan. Kibum bahkan berkali-kali mendengus tanpa bisa melakukan apapun. Apa yang membuatnya kesal ? Pertanyaan yang bagus. Lihat saja, diatas pangkuan calon istrinya telah duduk angkuh seorang baby bulat yang menyebalkan, menurutnya. Putra kesayangan sahabatnya itu terus saja mengusap-usap kepalanya dipermukaan dada bulat yoona. Ini tak baik, batin kibum. Baby itu sangat mesum dan menyebalkan, dan dirinya harus segera menyelamatkan yoona dari kungkungan posesif si mesum naochan.


 "Kemana perginya mereka?" gerutu kibum. Posisinya yang berdiri dibelakang yoona memudahkannya untuk mengawasi tingkah usil naochan.

 "Yang jelas bersenang-senang tanpa kita." jawab shinhye. Bibirnya tersenyum saat naochan justru mengerucutkan bibirnya.

 "Bagaimana bisa mereka mengacuhkan baby tampan ini ? " timpal jongsuk sambil menarik kursi dan duduk disisi kiri kekasihnya, karena yoona berada disisi kanan shinhye.

 "Kuharap mereka segera kembali sebelum baby ini mengirim kita ke planet neptunus." ucap yoona. Ia terkekeh ketika naochan mengerucutkan bibirnya berulang kali, seolah menyampaikan dirinya tengah bosan dan kesal.

 "Kau benar." jawab shinhye membenarkan. Ia yakin itu akan terjadi bila melihat dari raut wajah sebal naochan.

 "Hai.. Apa kami terlalu lama,?" sapa soeun. Kakinya melangkah cepar mendekati para sahabatnya yang duduk santai ditaman belakang kerajaan.

 "Astaga, apa itu pertanyaan?" cibir kibum tanpa menatap soeun. Bukan tak mau, hanya kimbum yang berada tepat dibelakang soeun menatapnya seolah seperti ingin membunuhnya saat ini juga. 

"Maaf.." sesal soeun.

 "Dia begitu merindukanmu " ucap yoona sambil mengulurkan lembut naochan kehadapan soeun. 

"Hai sayang. Oh maafkan mom. Apa kau sudah makan,? " Soeun meraih naochan dan segera mendekapnya erat. Membuat naochan tertawa lucu. Sepertinya kekesalan bayi itu telah menghilang seutuhnya.

 "Bagaimana kepulangan kita ? " tanya kimbum dingin sambil mengusap lembut kepala putranya. Ralat ! Putra angkat tampannya.

 "Besok pukul 08.00 pagi." jawab jongsuk. Tatapan kejam kimbum cukup mencekik saluran pernapasannya. Ini menyebalkan, kibum yang membuat ulah , tapi dia ikut mendapatkan getahnya. Yoona dan shinhye tersenyum geli melihat ketakutan kibum dan jongsuk.


 *****©©©©*****


 Afrem selalu indah dan menyenangkan. Aroma udara yang menyapa menjadi suatu bentuk kerinduan yang tercipta. Kaos putih hijau tanpa lengan dan rok mini putih membuat soeun begitu tampak memukau juga menggoda. Membuat siapa saja yang melihatnya meneguk liur berkali- kali. Tidak terkecuali kimbum, kibum dan jongsuk. Kibum dan jongsuk bahkan berulang kali merafalkan doa batin agar tak terpancing untuk menggoda atau mencium princess cantik afrokremma itu. Atau mereka akan mati ditangan kimbum atau yoona dan shinhye.

 Sedikit berbeda dengan kimbum, karena pria tampan itu terus saja merafal sumpah serapah yang ditujukan pada semua pria yang berada di afrem. Bahkan dia berharap dapat membunuh para pria mesum itu, karena berani memandang kekasih cantiknya dengan pandangan nakal dan menjijikkan. Beruntung princess cantiknya itu terus memeluk lengan kirinya erat, dan naochan yang berada dalam gendongan tangan kanannya turut membutnya merasa hangat. Hingga kimbum dapat menahan matanya untuk tidak melemparkan berbagai bebatuan tajam kewajah para pria itu.

 Langkah mereka terayun santai. Ini baru pukul 10.15 am dan udara pagi masih cukup segar untuk dinikmati bersama. Meski sebenarnya kibum berharap dapat menikmati satu hari lagi berlibur bersama di tepian ayelirn, tapi mereka harus segera menuju kerajaan alepou. Karena sebelum keberangkatan mereka dari seio 2 jam yang lalu. Raja geraki sudah menghubungi dan meminta mereka untuk datang bersama mengunjungi alepou. Setidaknya tidak ada ancaman atau kabar buruk diucapkan. Mungkin !


 ****©©©****


 "Astaga jaerim. Kau disini,?" jerit soeun. Kakinya baru saja melangkah bersama kimbum dan yang lainnya memasuki ruang keluarga kerajaan daddynya. Secepat kilat ia melepas pelukannya dari lengan kimbum dan segera berlari memeluk jerim yang sudah berdiri sambil merentangkan tangan.

 Mimpi buruk macam apa ini ? rutuk yoona, shinhye , jongsuk dan kibum. Nasib mereka sungguh diujung kematian. Kimbum bagaikan iblis kegelapan yang siap menerkam siapa saja. Pahatan sempurna wajahnya kini telah ditambah dengan mata merah dan rahang yang mengeras. Luar biasa menakutkan. Bahkan naochan lebih memilih diam sambil memeluk erat leher sang daddy, bersikap seolah tak mengetahui apa yang sedang terjadi.

 "Aku sangat merindukanmu, jadi aku kemari." jawab jaerim. Tangannya bergerak mengusap lembut surai kecoklatan soeun, dan bibirnya tersenyum manis mendapatkan pelukan hangat dari gadis kesayangannya.

 "Me too. Kenapa kau tak menghubungiku,? " ucap soeun. Ia melepas pelukannya dan menatap sebal jaerim yang justru terkekeh dihadapannya.

 "Apa itu perlu,?" tanya jaerim sombong.

 "Ah,,siapa bayi itu,? Dia sangat tampan." tanyanya lagi sambil menunjuk naochan yang berada dalam rangkulan kimbum.

 "Putra ku.." jawab soeun. Ia sama sekali tidak menyadari seorang pria tengah berusaha menahan amarahnya diujung sana. Jelas saja, karena kimbum dan sahabatnya lebih memilih berdiri diujung ruang keluarga dibanding mendekati pria brengsek yang berani memeluk kekasihnya. Sedang raja geraki dan alepuo yang turut duduk disana hanya tersenyum simpul, menyembunyikan tawa geli mereka. Acting jaerim benar-benar luar biasa memukau. Ini akan menjadi permainan yang menyenangkan sebelum acara pernikahan dilaksanakan. Sekedar kenang-kenangan dihari tua nanti. 

"Benarkah ? Aku jadi ingin membuat baby seperti itu. " canda jaerim

 "Apa kau sudah memiliki kekasih ?" tanya soeun

 "Untuk apa ? Aku mengingkan dirimu menjadi ibu dari buah hati ku " jawab jaerim santai. Cukup sudah ! Kimbum mengepalkan jemarinya kuat dan melangkah mendekati pria gila yang sudah menggoda kekasihnya. Kesabarannya sudah sampai dibatas maksimal. Membuat para sahabatnya tegang dan bergidik ngeri melihat sikap menyeramkannya. Dan sebelum soeun mampu menjawab kalimat bodoh jaerim, kimbum sudah mencekal lengannya terlebih dahulu, membuatnya menahan laju kalimat diujung lidahnya.

 "Kuharap kau jaga bicara mu, sebelum aku melemparkan bom ke kepalamu." geram kimbum. Sorot matanya menatap tajam manik mata jaerim yang kaget mendengar nada ancamannya.

 "Ayo.." lanjutnya sambil menarik soeun melangkah menuju kelantai 2 dimana mereka biasa menghabiskan waktu bersama. Yoona, kibum, jongsuk dan shinhye turut melangkah mengiringi dengan sejuta kebisuan. Diam adalah pilihan tepat melindungi nyawa dari kemarahan seorang kim sang bum.

 "Menarik.." lirih jerim. Ia tersenyum menimpali acungan jempol kedua pasang raja berjaya didekatnya. Mereka seolah lupa bahwa kedua orang yang sedang mereka permainkan itu adalah putra-putri mereka sendiri.

Permainan itu terlalu menyenangkan dan susah untuk mereka hentikan. Kemarahan dan kecemburuan kimbum sungguh membuat mereka begitu bahagia. Tapi tunggu. Ini adalah ajang hukuman yang ditujukan pada kim sang bum seorang. Meski soeun sama sekali tidak mengetahui rencana idiot mereka ini. Luar biasa jahat. :)

 *****©©©***** 

Yuhui agápi datang lagi yah. Gimana terhibur kah??

 Atau tidak jelas ??? Hahaha Yah tetep please jangan lupa vomentnya yah :)

 Semoga para riaders nggak bosen atau kecewa. (Berharap)
Di part ini memang naochan tidak banyak dimunculkan. Author sengaja lebih memfokuskan pada pemeran utama dan song jaerim si pemeran baru.
 Dan untuk penutupnya... Author ucapkan mianhae untuk si typo.
Dan gomawo untuk waktunya. :) Terakhir, Sampai bertemu di part berikutnya :)

2 comments:

  1. Woah ceritanya sangat menarik, leasir kapan di post lanjutannya

    ReplyDelete
  2. Woah ceritanya sangat menarik, leasir kapan di post lanjutannya

    ReplyDelete