Search This Blog

Friday, January 26, 2018

Agapi (Enjoy my role 2)

        Ketika cinta perlahan musnah Keajaiban akan berguna 
Dan ketika cinta telah kembali Keajaiban telah bekerja  
Don't look at my body. 
But look at my intelligence. 
You doubt me. 
I make you amazed.
 _Kim naochan_ 

 ***©©©***





 Alam meniupkan hembusan membekukan. Tak ada burung ataupun nyanyian. Langit terlalu gelap untuk mengiringi kehidupan para makhluk hidup agápi. Rumah mewah bergaya modern memancarkan cahaya bohlam membelah gelap. Ini bukan malam, hanya awan yang memendung sendu. Batang-batang kehijauan mahoni begitu tegap mengindahkan bangunan kediaman baru Prince dan Princess afrokremma.

Yaa... Ini adalah bangunan megah yang disiapkan para raja berjaya agápi. Bangunan yang akan menjadi saksi kehidupan bahagia Kim sang bum dan Kim so eun. Semoga saja begutu ,,, !! ( Meski hanya harapan.)



 **©©**



 Tak,tak,tak,tak Bunyi keras pisau beradu tatakan memenuhi seluruh ruang dapur. Soeun sang pemegang kendali, nampak focus pada jemarinya yang menahan batang-batang wortel pada tatakan berwarna biru muda. Penampilannya cukup cantik, meski hanya menggunakan dress ungu tanpa lengan, dengan rambut yang tergulung asal keatas.

  Nafasnya mendengus ketika telinganya mendengar jelas tangisan pilu naochan. Merasa tak tahan, soeun mempercepat gerakan tangannya, lalu memasukkan potongan-potongan wortel kedalam panci berisikan air mendidih. Soeun beralih pada wastafel, mencuci tangannya, dan melepas apron yang melekat ditubuhnya. Tangannya bergerak meraih botol susu naochan yang tertutup sempurna diatas meja, lalu melangkah cepat menuju ruang keluarga, dimana naochan berada bersama kimbum.

 " Yaa... Tak bisakah kau menghiburnya... ?!." teriak soeun kesal. Hatinya meradang melihat kimbum hanya diam dan mengusap-usap kepala naochan. Ayolah, seorang baby hanya akan semakin menggila bila tak segera didekap ketika sedang menangis.

 Soeun menjulurkan tangannya meraih naochan yang terbaring dengan jeritan pilunya diatas karpet berbulu tebal. Menimangnya dengan sayang, tak lupa memberikan botol susu yang dibawanya. Bibirnya tersenyum saat naochan dengan cepat meraih botol lalu menyedot air susunya dengan lahap. Sangat menggemaskan.

 " Kau yang bodoh... apa kau membuat susu di amero,,? " cibir kimbum tak mau kalah. Hatinya juga cukup emosi. Bagaimana bisa princess omorfi itu membuat susu begitu lama.

 " Aku membuatnya didapur,,,! Tapi kegiatan ku bukan hanya membuat susu.... Aku juga harus menyiapkan makanan untuk perut buncitmu itu,,, " Hardik soeun meradang. Busa-bisanya kimbum mencibirnya membuat susu di amero.

 Come on , kota itu bahkan berada 5 jam dari Afrem, kotanya berpijak saat ini.

 " Kau memiliki bibir yang cerewet, kenapa tak meminta bantuan ku... ?" jawab kimbum tak kalah meradang. Otak cerdasnya mulai tersumbat, dan memilih menimpali peperangan idiot soeun.

 Please, haruskah keduanya semakin memperpanjang persoalan. Bahkan sang baby naochan turut menghentikan hisapannya pada botol biru kesayangannya, hanya untuk memperhatikan kedua orang tua barunya. Naochan menarik ujung bibirnya menyeringai, lalu memejamkan mata layaknya tertidur.
" Kau mengataiku cerewet...kau yang... " Duarrr Kilatan petir menyambar kuat langit agápi, melanjutkan kalimat soeun yang terhenti. Angin berhembus kencang menemani aliran deras air hujan, juga mengiringi kepakan sayap para burung ranger yang berhambur menyelamatkan diri.

 Apa yang terjadi,?. Kimbum terdiam dengan mata membulat. Nafasnya tercekat mendapati bibirnya menyambar cepat bibir mungil gadis cerewet dihadapannya. Sementara Soeun menutup mata dengan bodohnya. Memilih menormalkan detak jantungnya yang kembali menggila.

 " Bukan aku..." Ucap kimbum cepat, setelah melepas rekatan bibirnya dan memundurkan tubuhnya kebelakang. Ntah apa yang terjadi, hingga tubuhnya bergerak sendiri mendekati soeun dan bibirnya menghentikan laju kalimat soeun.

 " Apa yang... " Soeun kembali menghentikan ucapnnya, melemparkan tatapan tak percaya pada sosok naochan yang tertawa dipangkuannya seraya bertepuk tangan mengucapkan

" kicceu".

 " Kau yang melakukannya sayang..?" tanya soeun lembut, mengusap sayang kepala naochan. Soeun tersenyum saat naochan dengan polosnya menganggukkan kepalanya. Soeun menggerakkan kembali tangannya, memeluk naochan erat. Baby itu sangat menggemaskan dan dirinya tak akan mampu untuk sekedar memarahi.

 Kimbum memicingkan mata melihat respon soeun. Gadis mungil itu memang luar biasa menyebalkan menurutnya. Jika saja ciuman bibir itu sengaja dilakukannya. Bisa kimbum pastikan, soeun akan dengan cepat melempakan sofa-sofa kearahnya.

 " kimbum, bisakah kau mematikan komporku... ? " tanya soeun. Baby naochan yang mulai tertidur membuatnya mengucapkan kalimat dengan nada yang cukup rendah. Kimbum melangkah tanpa menjawab ucapan soeun.

Bibirnya tersenyum saat aroma sedap masakan soeun menyeruak masuk kedalam pernafasannya. Dirinya sangat mengetahui, soeun memiliki kemampuan memasak yang mumpuni. Namun tingkah manja gadis mungil itu selalu mampu menyelimutinya dengan kemalasan. Princess omorfi itu bahkan akan semakin manja bila berada didekatnya. Dan lagi-lagi hatinya berbunga mengingat kenangan indah yang hancur karena seseorang, yang sangat dikutuknya. Ah, kisah masa lalu yang menyakitkan.

 Kimbum mengernyit menatap sesuatu yang aneh. Kakinya melangkah mendekati pintu besar yang hanya sebuah kaca transparan. Di ujung sana, sebuah batang mahoni besar tumbang, menghancurkan tekstur tanah pekarangan rumahnya. Nafasnya berhembus frustasi menyadari itu semua adalah ulah makhluk kecil berjenis kelamin laki-laki, kesayangan mantan kekasihnya. Sepertinya penderitaan akan segera dimulai...batinnya.

 ***©©©***

 Ketukan hak-hak sepatu berkelas memantul indah pada permukaan putih marmer, mengiringi langkah anggun dua wanita cantik yang menggunakan balutan gown mewah yang senada. Astaga, mereka lebih mirip boneka tua kembar, dibanding ratu-ratu pada umumnya. Jangan salah paham, keduanya adalah hanna dan bohee.

Dua ratu gosip, namun berhati sangat lembut. Istri cantik dari raja Geraki dan Alepou. Diluar sana banyak orang mengira meraka adalah saudara kembar seiras. Tapi tidak, mereka hanya wanita tua modis, yang menyukai busana gown yang sama. Kekankan!!!.

 " Bagaimana... Apakah berhasil..?" tanya hanna. Langkahnya terayun menuju sang suami, Kim hyan byul.

 " Kau terhebat... " ucap sang jo memuji. Tangannya dijulurkan meraih jemari bohee yang turut mendekat padanya.

 " Ah, aku tak sabar menikahkan keduanya... " timpal bohee. Punggungnya ditempel pada sofa, namun tak melepas genggaman tangan sang suami.

 " Kuharap little kim akan segera hadir... " ucap hyan byul, lalu tertawa bersama. Mereka memang telah merencakan rencana bodoh itu sangat lama.

 " Untuk keberhasilan kita... " ucap sang jo. Mengangkat tangannya yang memegang gelas berisi wine. Ting

 " Cheers... " teriak mereka kompak. Bunyi dentingan gelas dan teriakan mereka berpadu sempurna menjadi nada mengerikan. Memancing hembusan angin di alam agápi. Seolah turut menyatakan sebuah permainan bodoh telah dimulai.



 ***©©©©***


 Matahari bersinar seperti biasanya. Ufuk barat adalah sebuah langkah utama dipagi hari. Burung ranger berhinggapan diranting-ranting kokoh mahoni. Meski angin agápi berhembus cukup berbeda, terasa dingin menusuk kulit dibanding hari kemarin. Ini bahkan masih belum saatnya musim salju.

 " Yaaaa.... Kim sang bum... Buka matamu... " teriak soeun. Soeun mengguncang keras tubuh kekar kimbum. Ini sudah ketiga kalinya bibirnya meneriaki prince tampan omorfis itu. Namun kimbum masih tetap setia dalam posisi kenyamanan tidurnya. Soeun bersumpah, akan mengguyur seember air, jika kali ini makhluk tampan berstatus mantan kekasihnya itu tetap tak beranjak dari atas ranjang.

 Naochan menyembulkan tubuhnya dari dalam boxnya. Berdiri menatap malas adegan memusingkan kedua makhluk dewasa, berotak idiot dihadapannya. Wangi tubuhnya menyebar menyelimuti ruang kamar. Naochan menggelengkan kepala lalu milih duduk kembali, mengemut ibu jari mungilnya. Ini lebih menarik,,,!

 " Ayolah, soeun... Berhenti berteriak... Kau merusak pendengaranku ... " jawab kimbum. Tubuhnya beranjak dari atas ranjang, lalu melangkah keluar dengan kesal.

 Soeun mengepalkan tangannya kuat . Hatinya luar biasa emosi melihat kimbum beranjak dengan seragam lengkap ditubuhnya. Ya tuhan, ingin rasanya soeun mencekik kimbum menggunakan jemari lembutnya. Tapi tunggu, kapan pria itu mandi dan bersiap,?.

Soeun memukul kepalanya kesal. Kecerdasannya mulai terganggu. Bukanlah hal penting memikirkan itu. Kimbum mungkin saja bersiap ketika dirinya menyuapi naochan diruang keluarga. Tapi tetap saja, soeun tak akan mengampuni kimbum yang telah dengan sengaja mengerjainya, dan membuatnya berteriak-teriak dipagi hari.

 " Huffff " Soeun meniup rambut poninya dengan kesal, lalu beranjak meraih naochan dan tasnya. Tak ada pilihan lain selain membawa sendiri segala keperluan naochan. Kimbum dan dirinya telah sepakat membawa serta naochan kemanapun mereka pergi. Keduanya masih cukup waras dalam hal ini. Mereka tak ingin mengambil resiko meninggalkan naochan bersama seorang pengasuh,dan berakhir dengan naochan yang terluka. Oh, soeun lebih memilih menceburkan diri kedalam aliran ayelirn, dibanding dicoret dari daftar pohon keluarga dan harus kehilangan putra kesayangannya.

 " Apa bibirmu sobek,hingga tak mampu meminta bantuanku.. ? " geram kimbum. Dirinya cukup terkejut saat pupil matanya menangkap soeun yang melangkah dengan kesulitan. Naochan pada tangan kirinya dan 2 tas pada tangan kanannya.

 Dan, apa itu..? Kimbum hampir saja melemparkan mobil barunya kejalanan karena emosi. Amarahnya memuncak menatap kancing seragam soeun yang terbuka, dan menampilkan sedikit bongkahan padat dada soeun.

 Hey,,, ini ruang terbuka. Meski masih berada dalam lingkungan pekarangan rumah,kimbum tetap tak dapat terima. Bagaimana jika para dewa mesum diatas sana tergoda saat melihat bongkahan mulus soeun. Oh, kimbum bersumpah akan membunuh para dewa itu, jika berani berfikir kotor, dengan membayangkan tubuh seksi calon istrinya. Astaga, pemikiran macam apa itu ?

Apa kiamat agápi memang sudah dekat ?. Luar biasa pemikiran bodoh.

 " Jika penglihatan mu normal, Bergeraklah membantuku..." hardik soeun tak mau kalah. Bukan dirinya tak ingin meminta bantuan, tapi bukankah kimbum sendiri yang meninggalkannya begitu saja?

 Soeun memicing matanya saat kimbum mendekatinya dengan raut wajah mengerikan. Nafasnya tercekat saat tangan kimbum dengan lembut megkancing kembali seragamnya yang ternyata terbuka. Sumpah demi dirinya dikutuk menjadi lebih cantik, soeun benar-benar sangat malu. Bukan karena terlecehkan, hanya merasa bodoh tidak menyadari kancing baju yang terlepas karena gerakan lincah naochan.

 " Jika sekali lagi bibir mu itu keras kepala... Dan bongkahan kesayangan ku kau pamerkan.. Aku pastikan besok status mu berubah menjadi Queen of Kim sang bum.." ucap kimbum tegas, sengaja menyelipkan ancaman didalam kalimatnya. Matanya terfocus menatap manik mata soeun, dan tangannya terlipat rapi didepan dada. Tampak begitu tampan dan mempesona. Apa yang diucapkan bibir nya adalah curahan isi hatinya.

Kimbum tak menampik kenyataan bahwa dirinya tak terima bila ada pria lain yang melihat kemulusan tubuh musuh kesayangannya itu.

 Soeun mengangguk patuh dengan polos. Sorot mata elang kimbum seolah menghipnotis kesadarannya. Sedetik kemudian soeun berlari masuk kedalam mobil. Bibirnya mengumpat kesal menyadari rasa panas menjalar dipipinya.

Oh astaga, kimbum pasti dengan jelas melihat semburat merah muda menyebalkan, memenuhi dua pipi chuby nya. Kimbim terkekeh senang tanpa membalikan tubuhnya. Ekspresi malu soeun sangat lucu baginya. Gadis itu dengan polosnya mengangguk patuh, tanpa menyadari rona gugup muncul memenuhi wajah cantiknya. Setelah mampu mengendalikan kekehannya, kimbum segera melangkah masuk kedalam mobil. Soeun akan berubah menjadi nenek sihir bila menyadari kimbum menertawakan kegugupannya.


 ***©©©***




 Tuk, tuk, tuk Ketukan-ketukan bernada irama terpantul dari pulpen hitam bermerk yang tergenggam jemari lembut Im yoona. Ruang kelas auxit cukup terlihat ramai, karena memang hampir tiba waktu pelajaran.


 " Jadi mereka sedang menjalankan pernikahan percobaan...? " tanya kibum tak percaya. Tangannya kembali menutup majalah khusu afrokremma yang baru saja dibawa yoona.

 " Ck,,Para raja tua itu terlalu extreame..." timpal jongsuk. Otak idiot nya mendadak cerdas setelah membaca artikel utama yang tertera pada majalah. Artikel yang berisikan pengumuman Pernikahan percobaan kimbum dan kim so eun. Menurutnya, dalam waktu dekat akan terjadi amukan besar dari seorang pangeran tampan ' Kim sang bum' .

 " Kuharap tak akan ada peperangan dipagi hari.." ucap shinhye. Matanya menatap sang kekasih, yang berada tepat dibelakangnya. Hari ini cukup berbeda, kibum dan yoona mendadak akur. Setelah yoona menyerahkan majalah yang baru diterimanya dari sang ibu. Ntah bagaimana ibunya itu bisa mendapatkan majalah khusus sekolahnya itu. Yang jelas majalah itu telah mampu mengagetkan yoona dari tidur lelapnya.

 " Kuharap begitu... " jawab jongsuk seraya tersenyum pada shinhye. Meski dirinya tak yakin dengan apa yang bibirnya ucapkan. Adalah sebuah keajaiban bila kimbum dan soeun tak bereaksi mengerikan, bila mengetahui isi artikel tersebut.

 Yoona tetap diam tanpa merespon ucapan-ucapan shinhye ataupun jongsuk. Tangannya sendiri masih asik mengetuki meja dengan pulpun mahal kesayangannya. Nyawanya nampak sedang melambung pada kejadian dipagi hari. Kejadian yang membuatnya hampir gila dalam sekejap saja.

 Sedang kibum menatap aneh punggung yoona yang memang berada didepan mejanya. Ada yang berbeda dari mantan kekasihnya itu. Biasanya yoona akan dengan cerewet mengomentari hal apapun yang mengganggu pikirannya. Tapi hari ini, gadis itu hanya diam membungkam mulutnya. Kibum berpikir, diamnya yoona berhubungan dengan berita yang disampaikan olaeh ibunya. Berita mengerikan yang meluluh lantakkan kebahagiaannya.



 ***©©©***


 Sebuah mobil mewah Mercedes-Benz E-Class merangsek masuk kedalam area parkir khusus pemilik afrokremma. Kimbum yang adalah sang pengemudi, beranjak keluar setelah memarkirkan mobilnya dengan sempurna. Kimbum melangkah mendekati pintu soeun untuk membantunya keluar, lalu meraih tas soeun dan naochan yang tergeletak dijok belakang mobilnya. Dahinya mengernyit saat menyadari para murid afrokremma yang berhambur diarea parkir, menatapnya dengan aneh. Kimbum menundukkan kepalanya, mempergatikan baik-baik pakaiannya.

 " Apa ada yang salah dengan penampilnku... ?" tanya kimbum. Matanya menatap soeun yang juga ikut menatap pakaiannya.

 " Kurasa kau tetap tampan..." jawab soeun santai, karena memang tak ada yang aneh pada penampilan kimbum.

 " Dia tertidur...?" tanya kimbum. Bibirnya tersenyum lebar setelah mendengar pujian soeun. Tak perduli soeun sadar atau tidak mengatakannya. Yang pasti hatinya sangat bahagia. Kimbum mengarahkan tangannya merangkul pinggang soeun, lalu mulai menuntunnya menuju ruang kelas.

 " Hmmm... " gumam soeun. Kakinya terayun mengiringi langkah kimbum. Mengacuhkan tatapan para murid afrokremma yang semakin menajam. Tak ada waktu untuk menghardik para murid itu, kelas akan segera dimulai dan song jong ki akan membunuh mereka, jika mereka sampai terlambat tiba didalam kelas.

 Kimbum memicing kesal menatap ruang kelas yang nampak penuh, namun dengan para murid yang melemparkan tatapan aneh padanya dan soeun. Merasa jengah, kimbum segera mengarahkan matanya pada tumpukan kursi disudut belakang kelas, memusatkan pikirannya, dan ....

 Trak,trak,trak,trak

 Sepasang meja dan kursi tertata rapi didisi kanan yoona dan kibum. Cukup menghentikan tatapan bodoh para murid penghuni auxit. Kimbum kembali menuntun soeun menuju kursi yang disediakannya.

 " Ada apa dengan semua orang.?." tanya kimbum dingin. Matanya menatap tajam kibum yang juga menatapnya aneh.

 " Bacalah..." jawab kibum santai. Tangannya mengulurkan majalah khusus yang dinggenggamnya pada kimbum.

Soeun mendekat pada tubuh kimbum, membaca perlahan pengumuman yang tertera besar pada judul artikel. Nafasnya berhembus kasar, dan bibirnya menyumpah kesal pada kedua raja pendiri afrokremma.

 " Mereka sedang memancingku... " geram kimbum. Otaknya merasa akan meledak saat ini juga. Bagaimana bisa kedua raja besar itu mengumumkan pernikahan percobaanya pada majalah khusus sekolah. Sangat keterlaluan !!.

 " Duduklah..." perintah soeun menghentikan gerakan kimbum. Dirinya sedang malas berdebat dengan para raja konyol itu.

Kimbum duduk setelah mendapat tatapan kejam dari manik mata soeun. Menimbulkan keanehan pada benak para murid auxit. Sepertinya kiamat agápi memang akan segera tiba.

 " Soeun... Boleh kah aku memeluknya...?" tanya yoona. Jari telunjuknya diarahkan pada sosok naochan yang tertidur pulas dalam dekapan soeun.

 " Tentu... " jawab soeun. Perlahan tangannya mengulurkan naochan pada yoona. Sayang, sang baby membuka kelopak matanya saat merasakan tubuhnya berpindah pada orang lain. Yoona terkekeh menatap ekspresi lucu naochan yang mengerucutkan bibirnya kesal. Baby gempal berwajah tampan itu begitu lucu dalam balutan baju birunya. Mata dan bibirnya yang bulat semakin memperimut penampilannya. Ah, yoona merasa ingin memilikinya juga.

 " Kau sangat lucu... Aku menyukaimu... " ucap yoona lembut. Yoona kembali terkekeh saat naochan dengan imutnya menggesekkan kepalanya pada buah dadanya.

 " Ck... Kenapa putramu sangat mesum kimbum... " gerutu kibum. Hatinya cukup kesal melihat tingkah usil naochan yang jelas sengaja mengelus dada mantan kekasihnya.

 " Jaga bicaramu... Dia mampu mengendalikan apapun, menciptakan keajaibanya sendiri, dan mampu memindahkan manusia dalam sekejap mata.." ucap kimbum panjang lebar, menirukan penjelasan ayahnya.

 " Benarkah..? " tanya kibum

 " Aku bahkan dibuat berciuman dengannya saat sedang beradu argumen..." jawab kimbum seraya menunjuk soeun menggunakan jari telunjuknya.

 " Tutup mulutmu..." gerutu soeun kesal. Pipinya terasa panas mendengar ucapan jujur kimbum. Kimbum hanya tersenyum mengacuhkan gerutuan soeun.

 " Astaga... Itu romantis.." goda shinhye.

 " Aku akan mencobanya.. " timpal yoona.

 " Gadis itu menyukai ayahmu.." bisik yoona pada telinga naochan sambil menunjuk seorang gadis yang tengah berdiri didepan kelas.

 Soeun dan shinhye menggeleng mendengar bisikan yoona yang terdengar sangat jelas. Sedang kibum, kimbum dan jongsuk kompak mengangkat sebelah alis, merasa aneh pada ucapan yoona. Mereka terdiam menunggu apa yang akan dilakukan baby kecil itu untuk merespon ucapan bodoh yoona.

 Naochan kembali mengerucutkan bibirnya, mempertajam pandangannya, lalu melompat turun dari pangkuan yoona. Membuat soeun dan yoona hampir saja berteriak karena terkejut dan khawatir. Naochan berdiri tegap menatap korbannya, jari mungil telunjuknya diacungkan pada targetnya, lalu menggeraklan bibirnya seolah mengucap mantra.

Syuhhhh

 " Kyaaaaaaaaaaaaaaaa " dan angin berhembus kencang menyingkap rok sang gadis. Menimbulkan teriakan histeris korban yang merasa malu, saat seluruh murid auxit menatapnya dengan terbelalak.

Soeun dengan cepat menarik naochan kedalam pelukannya, sebelum sang gadis menyadari putranyalah asal dari kekacauan dan memarahi naochan. Oh, soeun tak kan membiarkan itu.

 " Luar biasa..." gumam jongsuk terkesima.

 " Mengerikan.." desis kibum bergidik ngeri.

 " Dia pencemburu..." timpal yoona santai. Meski cukup terkejut dengan respon sang baby.

 " Kau melihatnya...? " tanya soeun sinis. Matanya berpaling menatap tajam kimbum yang berada dibelakannya. Menimbulkan kebingungan pada yoona, kibum dan jongsuk. Apa yang sebenarnya yang sedang dibahas sang princess utama.

 " Aku tak sengaja..." jawab kimbum. Otaknya memproses cepat arti pertanyaan aneh dari calon kekasihnya itu..

 " Kau memang mesum..." geram soeun. Hatinya panas mendapati kimbum menikmati melihat bagian penting wanita lain.

 " Sudah kubilang aku tak sengaja..." balas kimbum tak kalah geram. Dirinya memang tak sengaja memperhatikan pakaian dalam sang gadis.

 " Kau pikir aku percaya.." cibir soeun.

 " Kenapa kau selalu meributkan hal tak penting..? " ucap kimbum kesal. Soeun selalu memancing pertengkaran dengan hal-hal bodoh yang tak terlalu penting.

 " Menurutmu itu bukan hal penting..?" hardik soeun

 " Tentu saja... Mana aku tau baby itu akan melakukan hal bodoh seperti itu...?" jawab kimbum santai.

 Kibum, yoona, jongsuk, shinhye dan para murid auxit dengan cepat meraih buku dan membacanya saat menyadari kecemburuan soeun. Mereka memilih mengacuhkan perdebatan konyol kimbum dan soeun yang akan segera menjadi pertarungan mengerikan.

 " Haruskah kau melotot..? Tergoda...?" cibir soeun emosi.

 " Ada apa denganmu..? " tanya kimbum kesal. Meski dirinya sadar soeun tengah cemburu.

 " Kau yang memancingku.." Maki soeun semakin menjadi.

 " Kurasa otakmu bergeser" cibir kimbum. Hatinya bahagia melihat kecemburuan soeun, dan dirinya memang sengaja semakin memperpanjang persoalan. Bodoh !!

 " Kau mengataiku..? " teriak soeun kesal. Amarahnya semakin memuncak mendengar cibiran kimbum.

 " Ya.. Ada masalah..?" jawab kimbum.

 " Mati saja kau dineraka.." umpat soeun emosi.

 " Shut up..." teriak song jongki geram. Baru saja dirinya akan memasuki kelas mengajarnya. Namun pendengarannya telah disuguhi pertengkaran kedua murid menyebalkannya. Jongki melangkah mendekati kursinya, menatap tajam prince dan princess afrokremma yang terdiam setelah mendengar teriakannya.

 " Buka buku kalian... " ucap jongki datar. Menyadari sosok naochan berada diantara mereka, jongki menghembuskan nafasnya frustasi. Tak ada yang dapat dilakulannya kecuali melanjutkan pelajaran. Tak mungkin menghukum kimbum ataupun soeun, karena dirinya yakin baby kesayangan para raja itu akan melemparkannya keplanet venus bila berani memarahi kedua orang tuanya. Kimbum dan soeun tersenyum menyadari sang guru yang tak mampu berkutik dengan kehadiran putra tampannya. Tak ada hal paling menyenangkan selain hal ini. Ini akan semakin menarik, menurut mereka.


 To be continue



 ***©©©***





 Hay hay.... Ketemu lagi... :)
Gimana...??? Puas? Kurang puas? Kependekan??? ...

 Segini dulu yah... Doain si Naochan cepat tobat dari kenakalannya... :) Hahahaha :)
 Oke oke... Author minta maap jika typo-typo kesayangan ikut memeriahkan...
 Juga ngucapin trimkasih atas waktunya....
 Sampai berjumpa di part berikutnya... :) Pye..

No comments:

Post a Comment