Search This Blog

Thursday, December 7, 2017

Failed again!


Note : Just short story

Disclaimer : Semua cerita,karakter,setting,alur,dll adlah milik dari masing-masing author. Untuk tokoh utama dan artis pendukung,itu semua bukan milik author,melainkan milik orang tua,keluarga,dan masing-masing agensi para artis. Author hanya memakai nama mereka untuk keperluan cerita.

Note : Cerita ini adalah fanfiction,yakni cerita fiksi yang ditulis berdasarkan kisah,karakter,setting dan lain-lain dengan sebuah karangan atau imajinasi penulis cerita. Fanfiction ini bkan dimaksudkan untuk merusak karakter asli tokoh yang digunakan tetapi justru karena kecintaan terhadap tokoh tersebut maka dibuatlah cerita ini. Dan juga cerita ini dilarang keras di copy paste atau ditiru tanpa meminta iin dari pembuat cerita.

©PLEASE DON'T BE PLAGIARISM
.
.
.
.
                ****Failed again!****

Happy reading
_
_
_

"Kita mau ke mana girl?."

Seorang gadis berparas cantik bertanya ketika dua orang gadis lain justru sibuk dengan buku serta tas yang tergeletak. Ia masih duduk dengan nyaman, sengaja masih tak beranjak, memilih diam hingga terdapat lontaran jawaban.

Beberapa saat yang lalu  Simin Ssaem telah keluar dari ruangan kelas. Membuat seluruh murid  bersorak gembira dan menghirup nafas kebebasan untuk mengurangi kecemaran pikiran setelah mendengar lantuan suara iblis sang ssaem. Metematika adalah juara dari seluruh kebosanan, dan yah otak nyaris gila hanya karena memandang rumus-rumus Phytagoras saja.

"Ku rasa myeongdeong lebih menggoda."

Yah, itu dia! Gadis ini mengangguk setuju tanpa perlu sebuah jawaban  lebih. Oh, Soeun memang gudang ide-ide yang cerdas. Gadis berpipi bulat itu bahkan tak perlu waktu sekian detik untuk menentukan sebuah tujuan.

"Yap. Aku setuju dengan Soeun."
Seseorang lagi turut menimpali. Gadis ini cantik, bertubuh tinggi dan ramping. Ia tak memiliki pipi yang bulat, tapi cukup untuk menghipnotis mata para lelaki.

Mereka melangkah santai,  sesekali tertawa riuh ketika melewati koridor yang ramai. Tak ada tas disandang karena jelas ini masih sangat cerah.  Udara bahkan terasa menyengat karena matahari. Dan ketiganya memilih tenang menikmati tatapan kagum para pemuja yang dilemparkan sejak pertama kali kaki mereka melangkah keluar. Sinar UV B akan merusak, dan mereka  tidak berniat membakar kulit dengan keluar terburu-buru. Jam masih menunjukkan pukul 13.25 p.m.
Di mana bahkan para ssaem baru selesai mengajarkan beberapa materi pelajaran. Jika kalian berpikir mereka pulang lebih cepat dari semestinya, itu benar, karena mereka murid nakal yang cantik. Jadi dibanding mengatakan kebohongan, katakan saja mereka "MEMBOLOS!"

Well, sekolah ini milik ketiganya, atau lebih tepatnya milik Im yoona, si gadis cantik bertubuh montok. Ya, yoona tidak kurus! Tidak, tidak, ia tinggi namun tidak kurus seperti model kekurangan gizi. Gadis ini cenderung montok dan__seksi.

Ia juga pewaris tunggal dari seluruh harta kekayaan orang tuanya, termasuk Artshite high school yang kini kakinya pijaki. Dan bukankah milik sahabat juga bisa dikatakan milik kita??? Setidaknya itulah motto ketiganya. Yoona sahabat mereka, jadi jelas mereka juga berkuasa untuk melakukan apapun di tempat ini. Kedua orang tua Yoona tidak berdomisili di korea. Mereka lebih memilih rusia sebagai atap bernanung dibanding tinggal bersama sang putri.

Yah, tingkah pola pikir para pebisnis, uang adalah segalanya! Dan itu mutlak.  Sama halnya dengan orang tua Soeun. Pemilik perusahaan induk terbesar, tapi bersikap seolah-olah tak memiliki seorang putri. Tinggal di  inggris dan melupakan semua tanggung jawab.  Sekolah ini juga hanya dipimpin oleh seorang kepala sekolah, dan pria itu adalah ayah dari gadis berlesung pipi ini, Ji hye.

Lihat, betapa beruntungnya mereka menjadi penguasa. Membolos tidak akan membuat mereka terdepak, dan jikapun mereka dihukum, itu hanya akan sekedar panggilan kepada orang tua. Itu biasa, telinga bahkan telah kebal seperti wajan Nam ajhumma yang besar dan tebal.

"Tapi, apa yang akan kita lakukan? Berbelanja akan cukup membosankan." Yoona berbelok ke kiri, mendekati pintu yang terkatup lalu menguncinya dari luar. Tangannya mendadak gatal ketika manik mata menangkap kunci yang tergantung asal di balik pintu.

"Memurnikan pikiran. Kau tahu, otakku hampir saja tercemar hanya karena Phytagoras sialan." jawab Soeun.

Gadis ini tertawa ketika sayup-sayup  sebuah suara meraung dan memaki menyapa pendengarannya. Itu ruang guru, dan di ruangan itu hanya berisikan si iblis Simin yang malang. Dan yah, jelas para ssaem lainnya tengah sibuk pada kegiatan mengajar yang belum usai. 

Soeun tak ikut mendekati pintu layaknya Ji hye, namun tangannya telah sibuk memegangi perut, menahan tawa konyol yang tak tertahankan. See, Yoona bahkan terduduk sembari memukuli lantai untuk menyalurkan tawa tanpa suaranya. Dan Ji hye, gadis itu lebih memilih membekap mulut kemudian berlari sedikit menjauh. Gadis itu tidak tahan tawa.

Hey, Simin penakut! Wanita tua berambut blonde itu terlalu paranoid pada hantu wanita. Tolol! Ia bahkan perawan tua berusia 40 tahun. Wajar saja jika ia tak juga laku. Come on ghost never exist!

Masih dengan aumannya, nada telah bertambah dengan sebuah isakan. Ssaem itu menangis, jelas seorang phobia akan mengalami guncangan ketika ia ketakutan. Namun ketiga gadis ini sama sekali tidak perduli. Mereka bahkan telah menjauh sembari tertawa riang melewati setiap koridor yang mulai tampak sepi. Bersikap seolah-olah mereka tengah mendapat jacpot yang besar. Well, terkadang tubuh yang besar tidak membuktikan kedewasaan seseorang. Seperti mereka, hidup tanpa kasih sayang dan perhatian orang tua membuat mereka terbiasa nakal dan tumbuh dengan bebas. Dan tolong jangan salahkan mereka. Salahkan saja para orang tua itu yang lebih mencintai para kertas kertas dibanding darah dagingnya.

Mungkin besok mereka akan mendapatkan panggilan atau teguran, but it does not matter. Biarkan saja para tua-tua itu yang menyelesaikan segalanya. Mereka cukup bersenang-senang, karena itulah arti hidup mereka.

" Hahaha, She's stupid! Ghost? Oh my god, Kids Jaman Now!" Ji hye mencemooh kasar saat kaki telah menapaki parkir yang luas. Beberapa pohon tertanam menciptakan suasana rindang di sebagian halaman. Mobil masih cukup jauh, dan rindang ini cukup untuk melindungi kulit mereka dari paparan sinar matahari.

"Oh, she's crazy! You're now, she's even better on diapers!" cibir Soeun tak kalah pedasnya. Membuat Yoona dan Ji hye semakin memperlebar tawa yang tertahan.

"That's right beib."

"Ssaem sinting itu nyaris membuatku tolol dalam sekejap! Phyitagoras hoeh? Sinting! Siapa sebenarnya yang menciptakan rumus itu? Ku rasa itu tidak terlalu penting untuk dipelajari."

Gadis ini masih bernarasi. Lebih panjang dan lebih menggila dibanding kalimat sebelumnya. Manik almondnya bersinar cerah ketika sesekali matahari menyapu pandangannya. Meski sejujurnya narasi itu tampak begitu tolol, namun mau tidak mau Yoona harus kembali tergelak saat mendengarnya. Soeun selalu asal berbicara ketika otaknya mulai tersumbat. Gadis itu benci matematika! Seriously!

" Come on Soeun, you just need to learn." cibir Yoona. Bibirnya kini benar-benar tak tahan untuk menggoda gadis mungil nan cantik itu. Soeun begitu tidak menyukai matematika, terlebih Simin selalu menjadikannya alat uji coba dalam memecahkan soal, meski guru itu tahu Soeun bahkan tak mengerti sama sekali.

"Sial! Kau memang cocok menjadi  kekasih Simin! Aku lebih menyukai Haneul ssaem."

Hardikan terlontar namun Ji hye dan Yoona mengendik tidak perduli. Mereka masih sama melangkah tenang  beriringan menuju mobil yang terparkir pada area khusus. Berada di halaman kanan dan sedikit jauh untuk menempuhnya. Setidaknya mereka harus melewati kolam buatan yang cantik terlebih dahulu.

"Astaga, Haneul ssaem bahkan akan menikah!"

Itu suara Ji hye. Gadis ini membelalak ketika menyadari arti dari ucapannya sendiri. Membuat Soeun benar-benar meradang dalam kekesalan.

"Jelas aku patah hati."

"Stupid!" Soeun mendengus mendengar lontaran-lontaran Ji hye dan Yoona. Kedua gadis itu jelas mencemoohnya, dan terlalu sial karena ia memang lemah pada si Phytagoras. Haneul ahli bahasa inggris dan itu sama seperti dirinya. Tapi tidak, tuhan tidak berpihak diatara hatinya. Pria yang menyandang gelar ssaem muda tertampan  itu bahkan akan segera menikah dengan wanita cantik ahli sains. Menyedihkan!

Yoona terkekeh, membuat matanya yang sipit sedikit menghilang di telan pelupuk. Bukan karena ia gila, tapi Soeun sangat lucu ketika sedang marah. "Ayolah, kita bahkan tidak memiliki kekasih. Kita kalah dari para bitch di ruang Gi." ucapnya sakratis. Ia memajukan langkah lebih cepat, lalu berputar menghadap para sahabat dan kemudian jalan secara mundur.

"Terdengar menjijikkan. Yoong, para pria Artshite itu tolol! Aku harap akan segera lulus." gadis ini memanyunkan  bibirnya kesal,  lalu menatap remeh pohon yang tersebar.

Itu bukan bullshit! Apa yang dikatakannya memang benar adanya. Art bahkan tidak memiliki  stok pria tampan berkelas.

"Kurasa tidak." jawab Yoona santai. Ia masih berjalan mundur dengan tenang tanpa perduli akan terjerembab. Soeun berlebihan, Art bahkan memiliki stok pria tampan yang membludak.

"Yah, bukankah kau menyukai Kibum?."

"Sial!" gadis ini berjengit keras.

"Apa tak ada yang lain?" gerutu Yoona lagi. Soeun gila jika mencibir, dan Kibum? Oh tuhan itu mimpi buruk. Bahkan Artshite memiliki dongwook, dan siwon yang lebih sempurna.

"Chae woon oppa jelas terbaik."

Kini giliran Ji hye yang angkat suara. Diam cukup menyebalkan, dan membicarakan pria adalah kegemarannya.  Oh membayangkan wajah hae woon  saja bahkan membuatnya meleleh dan siap pingsan saat ini juga.

"Dia idol, pabbo!" 

Soeun merutuk sembari memukul keras kepala Ji hye. Ia cukup kesal, dan gadis berlesung itu sinting ketika membicarakan pria.  Menyadarkannya dengan cara memukul adalah hal yang terbaik dibanding membiarkan gadis itu terus menyerukan kegilaannya yang lain dengan membawa-bawa nama pria idol lainnya yang tentu tak akan tergapai oleh mereka yang masih sma.

Ji hye meringis, hatinya mengumpat ketika kepala terasa mendenyut sakit
Soeun menyebalkan, dan ia harus memberinya pelajaran. Mencoba meliarkan mata, dan Ji hyun tersenyum ketika menangkap sekumpulan hukuman tengah mendekat mengikuti langkah kaki mereka.

"Hmm.. Jika Yoona pada Kibum, kurasa Soeun pada ___"  Ji hye menghentikan alunan kalimatmya. Membuat Soeun mengernyit aneh, tapi Ji hye tetap diam, Sengaja menunggu sang hukuman lebih mendekat. Dan setelahnya, ia akan pastikan Soeun akan  mendapatkan hukumannya.

****Failed again!****

"Hai manis..."

Itu dia! Jacpot untuknya.

Ji hye bertepuk tangan sembari tertawa riang. Hatinya bersorak dan ia sungguh-sungguh bahagia saat ini. Yoona juga turut terkekeh dan menggeleng ampun menatap Soeun yang memicing.

Sementara Soeun berjengit kesal dalam diam. Terlalu Sial karena hawa yang panas membuatnya  terlalu tenang hingga tak menyadari sekumpulan siluman ternyata telah berada di dekat mereka.  Bisa dikatakan mereka sedang tidak beruntung karena harus berhadapan dengan ke empat pria idola sekolah ini.

Mungkin jika para gadis lain yang menghadapinya, mereka akan berteriang nyaring lalu berlompatan layaknya kangguru liar. Tapi tidak dengannya,  mendapat sapaan dari para pria ini saja sudah seperti kutuk sialan untuknya.

"Ini dia! Benar bukan?" Ji hye semakin memantapkan candaannya. Wajah merah soeun yang murka terlihat menggoda di matanya. Dan manik mata almond yang menajam justru membuat hatinya semakin tergelitik senang.

"Ck.. Kau membuatku emosi hyeah"
Gerutu Soeun. Ia mendelik ketika gadis yang di tatapnya justru tertawa tanpa perduli raut wajahnya. Soeun tak perlu berbalik hanya untuk menjawab sapaan atau sekedar menabak sosok penyapanya. Tiga tahun, ia bahkan hapal suara ke empat pria tengik itu.

"Kau selalu bisu sayang. Bicaralah. Kau tahu, aku merindukan suaramu." itu suaranya. Suara bariton berat khas pemuda baru dewasa.

Soeun menoleh sekilas. Sisi kanan di mana pria itu berjalan tepat di sisinya. Sedang para pria lain memilih berjalan di sisi Ji hye, dan Yoona masih tetap pada kegilaannya.

"Ku rasa itu tidak perlu. Dan, aku tidak merindukanmu."

Tunggu, bukankah ia mengatakan tidak perlu bicara? Tolol! Kembali Soeun mengumpat diam-diam. Sepertinya ia benar-benar di kutuk hari ini. Bibirnya memang sialan, selalu saja idiot ketika menghadapi pria bermata elang di sisinya ini.

Pria ini tertawa. Nyaring suaranya membuat hembusan angin bertiup ringan menerpa wajah mereka yang lusuh. Seolah angin tengah menyampaikan, bahwa suara pria ini saja sudah sangat enak untuk di dengar.

"Tapi kau bicara. Itu pertanda kau membalas rasa sayang." jawab pria ini. Dan semua tergelak besar. Membuat Soeun lagi-lagi harus mengerang kesal di dalam hati. Brengsek! Yoona dan Ji hye memang penghianat, dan mereka harus di beri pelajaran. Bagaimana bisa mereka justru ikut tertawa tanpa membela dirinya? Itu tidak adil.

"Kau bermimpi tuan Kim?." teriak Soeun kesal. Kimbum selalu seenaknya ketika berucap. Dan yah, itu dia, Kimbum! pria terpopuler di abad ini khusus di Artshite. Pria berbibir tipis yang telah mengejar cintamya selama tiga tahun belakangan.

"Itu kenyataan sayang. Tiga tahun, bahkan kau tak menolak kata sayangku."

Kimbum menarik dagu Soeun, memaksa gadis itu untuk berhenti dan mentapnya sejenak. Kimbum ingin melihatnya, wajah lembut yang selalu menghiasi alam mimpinya. Gadis ini sangat cantik, dan ia menyukainya hingga saat ini. Bahkan meski telah ratusan kali selama tiga tahun Soeun menolaknya, pria ini tetap tak mampu untuk berpaling. Ia hanya ingin terus bertahan, dan menikmati rasa  Soeun yang terlalu istimewa. Si mungil berpipi chuby itu terlalu canti dan menantang untuk dimiliki. Well, Kimbum tidak akan pernah menyerah. Itu mottonya!

"Kurasa otakmu terganggu tuan." Soeun melengos ketika kakinya justru berhenti sesaat mengikuti tarikan dagunya. Ia melangkah kembali dan mulai mendekati mobil yang mulai terlihat.

Menghadapi kimbum butuh kewarasan. Pria itu angkuh dan percaya diri berlebihan. Hal yang sesungguhnya membuat hatinya tak  tertarik untuk berlabuh,  meski telah ratusan kali pria itu menyatakan perasaannya.

Yoona dan Ji hye terkekeh. Mereka memilih diam mengabaikan Soeun. Berdiri santai bersama Kibum, Jongsuk, Minho dan Siwon. Well, bersama mereka ternyata jauh lebih terasa nyaman. Adu mulut Kimbum dan Soeun adalah pertunjukkan menyenangkan yang sayang untuk mereka lewatkan. Terlebih Pria-pria ini sangat tampan luar biasa. Dan percayalah, hanya mereka saja yang bisa sedekat ini pada idola ArtShite.

Sementara Kimbum, pria ini justru berlari kecil lalu meraih pergelangan tangan  Soeun yang siap membuka pintu mobilnya. "Kau benar otakku terganggu. Aku terganggu karena kecantikanmu. Jadi maukah kau menemaniku memperbaiki sistem kerja otakku?" tanyanya serius. Ia menatap lembut Soeun yang bungkam menahan kesal. Oh biar saja, Kimbum bahkan jatuh cinta pada raut marah gadisnya ini.

Soeun mendengus. Itu jelas ajakan kencan. Dan demi kuda Nil beranak kucing,  ia tak berniat menanggapi. Kimbum di hadapannya setelah dengan kurang ajar meraih pergelangan tangannya  dan memutar tubuhnya dengan seenak jidat. Sejujurnya kimbum sangat-sangat tampan. Soeun tidak memumgkiri ia sempat terpesona pada pandangan pertama. Tapi itu dulu! Hanya pada awal kelas di tingkat pertama. Setelahnya, setelah tahu pria itu casanova yang selalu tebar pesona, soeun menjadi sedikit ilfiel jika berada di dekatnya. Ingat, ia gadis tanpa perhatian orang tua,  dan Soeun jauh berharap mendapatkan pria yang perhatian.
Namun kimbum tidak, pria ini lebih bersifat cuek bebek dan berbibir baskom layaknya anaknya perempuan. Terus menerus mengungkapkan cinta namun tanpa perhatian lebih yang diinginkannya.. So, tak ada cinta untuk pria seperti itu.

"Aku sibuk!"

Dua kata tegas yang membuat pria ini lagi-lagi mengembangkan senyum. Senyum yang mampu membuat siapa saja yang melihatnya akan terkena diabetes, dan yang mampu membuat para Ssaem tua meleleh jatuh cinta. Sayang tidak pada Soeun!

"Tapi aku tidak sibuk sayang."

Masih dengan jurus mautnya,
Kimbum tidak akan pernah kalah menghadapi Soeun. Gadis ini tak mudah untuk ditaklukkan, dan itulah yang membuat kimbum begitu menggilai Soeun. Soeun bukanlah wanita murahan yang mudah terayu  oleh bualan dan wajah pria yang tampan.

"Tentu. Pria sinting sepertimu memang tidak memiliki kesibukan."

Keenam manusia telah mulai bosan menunggu. Hawa panas mulai mengusik dan Kimbum belum juga berhasil meraih cintanya. Sementara sejak tadi Yoona dan Ji hye telah sengaja menjauh untuk memberi waktu pada Pria tampan itu. Mereka berharap Kimbum nan malang itu dapat berhasil mendapatkan gadisnya kali ini. Berjuang selama tiga tahun bukanlah hal yang mudah, tapi pria itu justru tidak pernah lelah, dan malu mengejar Soeun, meskipun gadis mungil itu berulang kali menolaknya dan bahkan memakinya.  Dan menurut Pendapat mereka, Kimbum adalah pria yang paling tepat untuk sahabat mungil mereka, yang belum pernah mengenal cinta itu.

Sementara di tempatnya berdiri, Kimbum masih santai dan tak terusik. Kata-kata pedas Soeun tak sama sekali bermakna apapun di telinganya. Ia terlampau kebal selama tiga tahun ini mendengarnya. Bahkan tangannya masih nyaman mengenggam kedua tangan Soeun pada masing-masing sisinya. Manik matanya masih setia menatap mata almond Soeun jauh lebih menelisik.

"Kau salah cantik. Kesibukanku adalah menunggumu."

Kimbum melepas satu genggamannya, menggerakkannya ke atas, lalu perlahan mengusap wajah Soeun yang begitu lembut. Astaga, Soeun benar-benar mempesona. Bahkan hanya diam saja ia telah mampu membuat jantung Kimbum bekerja lebih ekstra dalam memompa. Berapa kali dirinya telah menyentuh wajah gadis ini? Mungkin ribuan kali. Tapi sedikitpun Soeun tidak termakan pada ketulusannya.

Menyakitkan memang, tapi ia terlalu menyukai Soeun. Apa dan bagaimanapun sifat gadis itu padanya Kimbum tak pernah mampu terluka.  Ia mencinta sejak pertama kali dirinya menatap manik almond gadis itu. Gadis yang memiliki senyum begitu mempesona, tatapan yang menyejukkan,  dan suara lembut yang menggoda.

"Begitukah?" tanya Soeun serius. Manik matanya yang sejak tadi meliar menatapi kedua sahabatnya kini diam terfokus pada manik mata Kimbum. Mencoba menyelami, dan sedikit mencoba menenangkan gemuruh rasa malu yang menggerogoti hatinya. Terlalu sial karena Kimbum menatapnya dengan begitu tulus, dan tanpa sadar ia mendapati sesuatu. Di mana  ada beberapa ssaem yang mengabadikan moment bodoh yang diciptakan Kimbum, dan pria itu justru tidak menyadarinya. Sejujurnya Soeun ingin menampar Kimbum, namun ia harus mengurungkan niatnya. Tidak perlu ditanyakan, karena jelas itu  hanya akan menambah jumlah hukumannya nanti. Ssaem di sekolah ini sinting, mereka menggilai Kimbum. Dan percayalah, gadis ini hanya  akan di panggang hidup-hidup jika berani menyakiti pria tampan di hadapannya ini.

"Hmm." Kimbum mengangguk dengan antusias. Jika Soeun berpura-pura, pria ini justru merasa Soeun memberinya sebuh harapan. Membuat hatinya sedikit berbunga dan ia memohon dalam hati, meminta agar Soeum menerima ajakannya.

"Jika begitu, tunggu saja hingga  kucing beranak beruang!."

Selesai!

Soeun menepis segera tangan Kimbum, lalu dengan gesitnya menerobos masuk ke dalam mobil, tepat di balik kemudi. Masa bodoh dengan keterkejutan Kimbum, ia sudah sangat malu dengan tingkah idiot para guru yang bersembunyi di balik pohon. Juga yoona dan jlJi hye, mereka benar-benar tidak berguna!

Mungkin mereka berharap ia akan menerima Kimbum. Tapi tidak! Ia tidak pernah menyukai ataupun mencintai Pria bermarga Kim itu. Hanya dulu ia terpesona, dan itu saja tidak lebih. Untuk selanjutnya hanya akan seperti itu, Kimbum tidak layak untuk menjadi kekasihnya.

Sedangkan Kimbum terpatung diam tanpa kata. Ketiga sahabatnya hanya mampu terbelalak dengan bibir terbuka. Yoona dan Ji hye bahkan harus menekan dada begitu syok ketika Soeun dengan jahatnya melajukan mobil dan meninggalkan mereka begitu saja.

Siwon melangkah lebih mendekat. Menekan hati dan menggigit bibir kuat-kuat menahan tawa yang siap keluar.

"Skak Matt bung!." ucapnya sembari menepuk bahu Kimbum gentle. Dan detik berikutnya tawa memberai memekakkan telinga.

"Sial! Tutup mulutmu." hardik Kimbum.

Para sahabatnya memang sialan.
Tidak berniat menghibur, mereka justru mengoloknya. Merasa kesal Kimbum melempar tasnya pada Siwon, namun naas semuanya justru semakin tertawa, dan mau tidak mau pria ini akhirnya ikut tertawa.

Well, Kimbum tidak malu, tidak marah dan tidak terluka. Hal ini teralu biasa untuknya. Soeun sudah terlalu sering bersikap acuh dan itu justru semakin membuat pria ini jatuh cinta pada si mungil itu. Kimbum hanya kaget, ada sedikit rasa kesal ketika  sikap pura-pura Soeun yang justru begitu menggemaskan di matanya. Jangan berpikir ia tertipu, karena sejak awal ia tahu Soeun tengah berpura-pura tenang. Pria ini hanya sengaja membiarkannya agar bisa lebih lama beradegan mesra dengan cinta pertamanya itu. Dan yah tingkah Soeun kembali membuatnya semakin tertantang untuk mendapatkan hati gadis itu.

"Sudahlah, cari saja yang lain saja."  Kibum menimpali. Ia bersisian pada Kimbum yang mulai melangkah. Di belakangnya Minho, Siwon dan kedua sahabat Soeun ikut mengiringi.

Meski Kibum ikut  tertawa, namun sejujurnya ia sedikit miris melihat nasib cinta sahabatnya itu. Soeun sudah keterlaluan menurutnya, dan ia juga sejujurnya menyukai Yoona. Tapi melihat sikap Soeun, Pria ini memilih berpikir dua kali untuk mendapatkan Yoona. Bisa saja Yoona dan Soeun memiliki tabiat dan sikap yang serupa. Jadi Kibum tidak yakin mampu menahan sabar seperti Kimbum jika Yoona melakukan hal yang sama.

"Tidak. Aku mencintainya!"  jawab Kimbum santai.

"Dan akan ku pastikan aku mendapatkannya." lanjutnya, dan pria ini melangkah memasuki mobilnya. Mengabaikan  para sahabatnya dan juga sahabat Soeun yang tetap menatapnya iba, lengkap dengan tawa konyol mereka. Biar saja, dirinya akan pastikan suatu saat Soeun akan bertekuk lutut di bawah kakinya. Karena sekeji apapun wanita itu padanya, ia tetap mencintai Soeun. Dan jangan kira ia menyerah. Kimbum masih akan terus berjuang hingga nafas terakhirnya.  Segala cara akan dilakukannya untuk mendapatkan Soeun. Buruk ataupun baik, itu semua sah baginya! Itu ADIL!

"Because, she's MINE." lirihnya

****Failed again!****

Hai hai mates...
Anneyeong...
Gimana,gimana ?? Jelek kah ceritanya? Lumayan ? Atau ancur-ancuran ?? Hahaha
Yah apapun itu jangan lupa koment yah... Sekedar saran dan kritik juga boleh...

*Ini hanya Short story yah :) sekali lewat saja....
No Next Part ... Kekekeke LOL XD

Gomawo
Pay pay

#Vihaphupy

2 comments:

  1. Ehhhhh post di sini pake bahasa indo... Kenapa di watty pakai english!??

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya chingu, sengaja hahaha...
      di bagu dua biar adil... #somplak wkwkwk

      Delete