Author : Princess Chan
Main Cast :
- Kim sang bum
- Kim so eun
Other Cast :
Cho kyuhyun
Kim myungsoo
Yoo seungho
Baek suzy
Go ara
Kim sang woo (appa kimbum)
Kim nam gil (appa soeun)
Cho jan sik ( appa kyuhyun )
Lee min seok ( eomma kyuhyun )
Park jung soo (eomma soeun)
Lee bo hee (eomma kim bum )
Go hye sun
Lee minho
Kim hyung joon
Moon geun young
Seo ju hyun
Park jiyeon
Kwon yuri
DLL
Genre : School,Mafia, NC 17+
Disclaimer : Semua cerita,karakter,setting,alur,dll adlah milik dari masing-masing author. Untuk tokoh utama dan artis pendukung,itu semua bukan milik author,melainkan milik orang tua,keluarga,dan masing-masing agensi para artis. Author hanya memakai nama mereka untuk keperluan cerita.
Note : Cerita ini adalah fanfiction,yakni cerita fiksi yang ditulis berdasarkan kisah,karakter,setting dan lain-lain dengan sebuah karangan atau imajinasi penulis cerita. Fanfiction ini bkan dimaksudkan untuk merusak karakter asli tokoh yang digunakan tetapi justru karena kecintaan terhadap tokoh tersebut maka dibuatlah cerita ini. Dan juga cerita ini dilarang keras di copy paste atau ditiru tanpa meminta izin dari pembuat cerita. Please don’t be plagiarism.!
##########################€
#Warning : Pari ini mengandung NC 21+
Happy reading
Kediaman utama blackfox tampak berbeda di beberapa bagian. Pria-pria bertubuh kekar dan berwajah bengis tersebar di setiap sudut ruangan, menegaskan isyarat bahwa tengah terjadi pembicaraan serius diantara para dewan pendiri. Tidak ada pembagian wilayah, karena fofate tetaplah satu meski dari tiga mafia berbeda.
Di dalam kediamannya, bohee justru sibuk dengan kegiatan konyolnya, menatap jengah sang wo dan namgil yang tengah terduduk tenang sambil menikmati secangkir kopi. Ingin mengumpat namun ternyata hati masih menyimpan belas kasih pada kedua pria tersebut.
Tapi tidak dengan jungsoo, wanita tua nan cantik itu justru terus saja menyesap sajian teh jepangnya. Aroma hijau yang menguar sungguh membuatnya tenang dan bahagia, dan sungguh ia tidak berniat mengacuhkan kekesalan sang sahabat. oh, siang terlalu dini untuk sekedar adu bibir sepasang wanita.
"Kalian akan terus bersikap tenang ?."
Sang woo menghentikan kalimatnya ketika lontaran bernada sinis bohee menyapa pendengarannya. Meletakkan kembali cangkirnya, dan mencoba mengalihkan tatapan pada sang istri. Suami kadang terlalu peka, meski hanya dengan cibiran kekanakan.
"Apa yang kau katakan yeobo ?."
pandangan matanya datar, namun melukiskan tawa cemooh yang memancing rasa marah. Haruskah bertanya di saat mengerti sebuah arah ?
Menurut bohee sebuah hukuman di malam hari tidak akan terlalu berpengaruh pada pemimpin mafia besar nan menyebalkan seperti kim sang woo. Well, satu bulan dirasa adalah hal yang patut dicoba.
"Aku ingin putriku !."
"Semakin hari kau semakin meyerupai kimbum !." cibir sang woo. Raut wajah bohee sama sekali tidak menyeramkan, meski wanita itu menatapnya dengan begitu tajam.
Namgil dan jungsoo terkekeh menanggapi cibiran yang terlontar. Lucu karena mereka justru tidak terlalu merindukan sang figilia. Minseok dan jansik pun akan menghubungi bila terjadi sesuatu.
Dan yah, soeun gadis yang terlalu menyebalkan jika bicara. Bagi jungsoo, ada atau tidaknya soeun sama saja, karena putrinya itu akan selalu mengganggu meski hanya melalui panggilan telponnya saja.
"Aku menginginkan putri ku !!." hardik bohee lebih keras. Ia sungguh muak dengan tingkah kolot para sahabatnya. 3 minggu dan ia akan segera mati bila tidak segera menemui putri cantiknya itu.
"Temui saja !." jawab jung soo santai. Ia menatap geli bohee yang duduk dihadapannya. Mengabaikan tatapan membunuh yng di layangkan pada manik matanya.
"Jika semudah itu aku tidak akan di sini !."
Bohee beranjak dari tempatnya, menghempas majalah yang semula berada di genggaman, lalu beranjak pergi dengan tak lupa mendengus marah.
Sang woo terbahak melihat tingkah kekanakan sang istri. Menggelikan bukan ? Bohee sangat buruk jika sedang merindu, dan menenangkannya pun butuh waktu yang akan sangat lama.
"Woo-ah, kau sudah mendapatkan informasi itu ?." tanya jungsoo. Ia hanya mengabaikan reaksi marah bohee. Hal biasa jika soeun tengah pergi dari sisinya, seluruh orang akan mengkolot hanya karena menahan rindu.
Jika kimbum akan memberang, maka bohee akan menggila dengan sinisannya. Katakan saja berlebihan, tapi figilia memang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan fofate. Sejak lahir dan hingga kini, gadis mungil berparas cantik itu telah meluluhkan hati semua anggota utama fofate mafia.
"Ne, dua orang pembersih baru adalah pelaku penyusup yang kita cari." jawab sang woo tegas. Ia menatap jungsoo dan namgil keras dan menusuk. Jauh berbeda dengan tawa cerianya beberapa saat yang lalu.
Ini hal berbeda, ia akan berubah drastis bila telah membahas pengkhianatan yang berada disekitarnya. Terutama jika telah menyangkut keselamatan putri kesayangannya.
"Kau yakin ?."
"Sedikit. Semua orang membuatku muak."
Sang woo menyesap kembali kopi dihadapannya. Rasa dingin tidak terlalu buruk, setidaknya mencecap rasa pahit dapat mengembalikan rasa tenangnya. Membahas black mafia sama dengan memikirkan strategi perang yang memancing emosi.
Tak jauh berbeda, namgil hanya membungkam lebih memilih menghembus kasar untuk menetralkan detak jantungnya. Terlukanya soeun kembali, adalah cambukan terkejam yang dirinya rasakan.
Itu bukan hal baru, sejak kecil putrinya selalu menjadi target utama kekerasan para anggota black mafia. Namun kejadian yang baru terjadi sungguh berbeda, namgil bahkan merasa terluka ketika menatap wajah pucat sang putri yang terbaring.
Kini bahkan ia lebih banyak terdiam dan bekerja di luar kediaman. Berusaha mencari informasi tentang masuknya penyusup tanpa ada yang mengetahui.
Leesire bukanlah sekolah berstandar biasa layaknya sekolah-sekolah lainnya. Sekolah itu dilengkapi pengamanan super ketat dan di desain dengan begitu rumit dan terdapat banyak halangan untuk menujunya. Sangat tidak mudah bila orang awam dapat menemukannya. Hal yang sangat membuktikan bahwa ada penghianat yang telah menculik ara, hingga melukai putrinya.
"Nado, apa yang akan kita lakukan ?." jawab jungsoo. Bukan hanya muak, ia justru ingin menghabisi seluruh penjaga dan para kamdok leesire yang telah teledor mengamankan para haksaengnya.
Bahkan membiarkan kim so eun menyelamatkan sahabatnya sendirian, hingga akhirnya terbaring karena ulah haksaeng black mafia.
"Kita harus menghadapi mereka !." perintah sang woo. Tidak perlu penjelasan lebih banyak, karena ia tahu meski namgil hanya diam, pria itu telah memiliki banyak rencana untuk membalaskan luka yang tertanam ditubuh putrinya.
Jungsoo mengangguk dan menghela nafasnya dalam. Seutuhnya ia menyadari keadaan telah kembali pada masa 18 tahun silam. Fofate akan segera berhadapan dengan para anggota black mafia.
Kimbum, menantu tampannya itu tidak akan membiarkan mereka lepas begitu saja. Jika dulu pria itu akan membawa para bodyguardnya untuk menghabisi para penjaga black mafia, saat ini jungsoo yakin kimbum akan menghabisi sendiri para anggota black mafia yang telah melukai istrinya.
****©©©©****
Suhu udara meningkat signifikan. Mengumbar hawa dingin yang sangat membekukan. Awal desember memang bulan yang selalu mendatangkan musim berbeda namun yang sangat menyenangkan. Salju adalah salah satu bentuk keajaiban tuhan yang terjatuh menyapa bumi.
Tahukah kalian jika salju adalah air yang jatuh dari awan yang telah membeku menjadi padat dan seperti hujan. Salju terdiri atas partikel uap air yang kemudian mendingin di udara atas dan jatuh ke bumi sebagai kepingan empuk, putih, dan seperti kristal lembut atau kepingan salju. Dan pada suhu tertentu salju biasa meleleh dan hilang.
Well, orang banyak mengatakan salju identik dengan natal. Tapi percayalah bukan hanya itu, karena salju juga identik dengan kebekuan hati.
Tidak percaya ?
Ini buktinya, kim sang bum!
Tahukah dalam tiga minggu hatinya belum juga mencair ? Ini serius, kimbum bagai batu karang berselimut tebal yang tak mampu dihancurkan.
Kebekuannya bahkan melebihi kebekuan gletser di kutub utara, yang sangat sulit untuk di cairkan. Bagaimana pula bisa mencairkannya jika sang pujaan hati itu saja tidak nampak berada di sekitar kehidupannya?
Mungkin banyak yang bertanya, ke mana soeun dan mengapa gadis itu tidak mencairkan hati beku pengeran tampannya?. Jawabannya hanya satu, karena gadis mungil nan cantik itu tengah menjalani pengobatan intesif di hamburg, tepatnya negara Jerman
Soeun harus menjalani Laparotomi atau bedah eksplorasi perut untuk mengendalikan pendarahan dan memperbaiki organ dalamnya yang rusak, pasca tembakan yang diterimanya.
Hal itu dikarenakan pengobatan konservatif yang diterimanya tidak berhasil. Soeun kerap merasakan nyeri dan semakin hari semakin berat selama berada di rumah sakit. Dan dokter mencurigai telah terjadi cidera organ dalam perut hingga membuat istri cantik kim sang bum itu mengalami cedera.
Kimbum mengambil langkah lebih jauh dengan mengirim soeun ke Asklepios Klinik Barmbek, Hamburg, Jerman untuk menjalani laparatomi yang disarankan sang dokter.
Jangan lupa soeun adalah segalanya untuknya. Kesehatan gadis mungil itu adalah prioritas utama dalam hidupnya. Meski jarak dan waktu kembali memisahkan, kimbum lebih memilih menjalani itu dibanding harus kehilangan soeun untuk selamanya. Karena setidaknya saat rindu menerjangnya, dia akan dengan mudah menemui soeun.
Lain kimbum lain pula kyuhyun. Pria tinggi berwajah manis itu semakin menggila pada kesehariannya. Lebih banyak diam dan tidak banyak bertingkah. Namun menjadi pemarah di setiap kata yang terlontar.
Hidupnya bagai telah hancur dan tak bermakna apapun. Kepergian soeun yang tiba-tiba dan tidak diketahuinya, membuatnya stress luar biasa. Kyuhyun bahkan tidak sekalipun menyapa kekasih dan para sahabatnya, dan lebih memilih mengurung diri menyesali segala tindakannya.
Tak ada yang lebih menyakitkan dibanding kediaman soeun. Gadis itu bahkan tidak menghubunginya, tidak menanyakannya dan tidak mencarinya. Dan kyuhyun hancur saat menyadari soeun terluka pada setiap kalumatnya yang melepas ara dengan mudah dihadapan seo joo hyun.
Kyuhyun seakan lupa pada janjinya yang mengatakan akan selalu memilih ara dan bersama gadis itu apapun yang terjadi. Ia justru dengan bodohnya memilih mengakhiri hubungan dihadapan seohyun hanya karena desakan gadis gila tersebut, yang bahkan tidak pasti bahwa seohyun akan benar-benar melepaskan gadisnya.
Kini saat semua terasa menjauh ia sungguh ingin mengakhiri hidupnya. 3 minggu, dan sungguh ia begitu merindu pada si mungil kesayangan. Tak ada tawa, canda yang mampu mengobati rasa sakitnya.
Kimbum benar-benar mewujudkan ancamannya, menjauhkan soeun sejauh yang pria itu inginkan. Kimbum tidak bicara, dan tidak memberitahukan di mana tepatnya ia mengirim soeun menjalani pengobatan.
"Kimbum, kau boleh membunuhku. Ku mohon beritahu aku di mana figila ? Jebalyo." isak kyuhyun. Ia menahan bahu kimbum yang telah beranjak, bersiap untuk melangkah.
Mereka memang baru saja menyelesaikan jam pelatihan lee kamdok, dan ini sudah yang kesekian kalinya kyuhyun memohon dan terisak dihadapan kimbum.
Pria itu tidak lagi perduli jikapun myungsoo atau seungho dan yang laiinnya tertawa mendapatinya menangis. karena ia hanya ingin kimbum melembutkan hatinya, dan mengizinkannya untuk menemui soeun.
Hati itu terlalu sesak, dan kyuhyun sungguh ingin memeluk soeun. Sekalipun ia mencintai ara, tapi seluruh rasa di hatinya tetap soeun yang mengendalikan.
Sosok mungil itu telah lebih dahulu mengambil segala perhatian dan kasih sayangnya. Sejak dulu, sejak si mungil selalu merangkul manja lengan tangannya. Ini bahkan lebih menyakitkan dibanding ketika soeun meninggalkannya 9 tahun yang lalu.
Kimbum menepis kasar jemari kyuhyun, membalik tubuhnya dan menatap kejam manik mata sang sahabat. Melemparkan tatapan sakit yang tak mampu dijabarkan melalui kata-kata.
"Bukankah sudah ku katakan menjauh dari istriku ? Apa otakmu sudah terlalu tumpul untuk sekedar mengerti ?." jawab kimbum sinis.
Membuat seungho terbelalak karena ucapan kasarnya. Kimbum memang terbiasa marah, namun ini pertama kalinya chojangnim itu murka dan menghardik dengan kerasnya.
Langit diluar memang telah seutuhnya menjingga, namun kata maaf tidaklah akan hadir dengan begitu mudahnya. Tak ada myungsoo dan para gadis, karena mereka tengah memilih menjauh untuk memberi ruang pada kimbum.
"Ne kau benar, aku bodoh dan an aku tidak perduli itu kimbum! Aku hanya ingin soeun. Aku ingin figiliaku! Tidak bisakah kau memahamiku ?!."
Habis sudah segala kesabarannya. Tidak ada lagi yang tersisa. Kekerasan hati kimbum begitu menghujam hatinya. Ia hanya merindu dan menyesal, tapi kimbum justru memperlakukannya seperti pembunuh mengerikan yang tidak pantas menerima kata maaf.
"Figiliaku ?." kimbum tersenyum miring seraya beranjak menuju pintu ruang kelas.
"Soeun hanya milikku !." ucapnya dingin lalu beranjak pergi, menghilang di balik pintu. Hatinya terlanjur terluka, dan terbaringnya soeun semakin memperdalam luka yang diterimanya.
Kyuhyun mengerang dalam hati lalu berlari menyusul langkah sang chojangnim. Tidak ada lagi kata mengalah dan diam. Ia tidak bisa terus membiarkan kimbum bergelut dengan amarahnya. Pria itu tidak akan pernah mengizinkannya bertemu soeun jika ia tidak bertindak dengan memaksa.
Bugh
Seungho yang juga turut berlari mengikuti kyuhyun, segera mempercepat langkah kakinya ketika satu pukulan kyuhyun mendarat tepat dirahang tegas kimbum. Tangannya bergerak cepat meraih ponsel dan menghubungi seseorang yang telah pasti adalah myungsoo.
Akan terjadi pertumpahan darah jika ia tidak segera menghentikan. Namun seungho butuh myungsoo untuk membantunya melerai kedua iblis fofate tersebut. Well, bergerak sendiri tentu hanya akan membahayakan keselamatan hidupnya.
"Figilia memang milikmu. Tapi aku juga memiliki sebagian kecil hatinya!! Kita tumbuh bersama dan kau tahu aku begitu menyayanginya. Kau egois! Kau brengsek !!." teriak kyuhyun.
Buggh
Lagi kyuhyun melayangkan pukulannya. Mengeluarkan segala perasaan marah yang berkecamuk. Ia tidak lagi perduli pada sosok pemimpin yang telah terjatuh duduk dihadapannya. Otaknya menyumbat karena kerinduan. Pria tampan itu bisa kapan saja menemui soeun, tapi dirinya ? Bahkan satu kalipun kimbum tidak pernah mengizinkan. Bukankah itu egois ?
Kimbum menarik ujung bibirnya, tersenyum sinis menanggapi. Tangannya terangkat perlahan mengusap darah yang mengalir di sudut bibir. Lalu beranjak dan melangkah perlahan mendekati kyuhyun yang tetap berdiri diam di tempatnya.
"Kau bahkan melukai istriku. Menurutmu aku akan mengampunimu ? Bermimpi saja dineraka !!"
Bugh
Saat kyuhyun melemah, dengan cepat kimbum melayangakn kepalan tangannya hingga membuat pria itu teperanjat ke belakang dan terjatuh membentur lantai.
Bugh
Kyuhyun meringis keras ketika tubuhnya terbentur keras pada salah satu kaki kimbum. Karena sebelum ia sempat bangkit kimbum telah lebih dulu melayangkan tendangan ke arah tubuhnya.
Tidak ! Bukan pukulan itu yang menyakitinya, tapi lontaran kalimat kimbumlah yang menghancurkan pertahanannya. Apa yang kimbum katakan benar, .dia melukai soeun hingga gadis itu memilih menyelamatkan ara dengan nyawanya sendiri.
"Aku, aku minta maaf. Kumohon izinkan aku bertemu dengannya. Jangan perpanjang ini kimbum, kumohon. Ini menyakitkan." isak kyuhyun
Ara, suzy, jiyeon dan myungsoo menghentikan langkah saat mendengar isakan kyuhyun menyeruak menampar keras hati mereka. Kepalan tangan jelas terpatri disetiap tangan.
Angin berhembus bagai cambuk pencabut raga. Menyadarkan mereka bahwa pria bernama cho kyuhyun itu memendam sakit begitu dalam.
"Kau merasa sakit jauh dari figilia ? KAU TAU AKU BAHKAN HANCUR SAAT SOEUN MENINGGALKANKU ! DAN KAU KEMBALI MEMBUATKU HAMPIR KEHILANGAN UNTUK SELAMANYA ! KAU PIKIR BAGAIMANA PERASAANKU ?!."
bugh
Ara menjerit ketika sekali lagi kimbum menendang tubuh kyuhyun dan membuat sang kekasih terlempar membentur tembok.
"Kimbum kau keteraluan !."
Myungsoo mendekat dan segera melayangkan pukulan kuat pada kimbum.
Membuat kimbum lagi-lagi merekahkan senyumnya, tersenyum sinis. Hatinya terluka dan semua orang terus memancing emosinya.
"Menjadi pahlawan kesiangan?."
Bugh
Satu pukulan menyarang keras di pipi myungsoo. Membuat myungsoo tertawa konyol. Memukul dan terpukul ? Dirinya cukup emosi melihat amarah kimbum yang berlebihan. Semua bisa dibicarakan, tapi kimbum bersikap seolah-olah dunia telah runtuh dan tak bisa di perbaiki kembali. Dan itu benar-benar menyebalkan untuknya.
Suzy bergerak menahan ara ketika gadis itu beranjak berniat mendekati kyuhyun. Ia menarik dan membawa ara dan jiyeon sedikit mundur ke belakang.
Sebagai seorang istri mafia suzy menyadari, ketiga pria itu tengah menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri. Namun ia tidak menyadari, sesuatu sedang terjadi pada tubuh sang chojangnim.
"Kimbum, hentikan." ucap seungho
Seungho berusah mendekati untuk melerai, dengan menyentuh lembut bahu kimbum. Pertengkaran itu mulai tidak baik menurutnya
Ia tidak ingin semua berakhir dengan perawatan rumah sakit atau semacamnya. Itu sangat konyol bukan ?
"Kau ingin seperti kedua pecundang itu ?."
"Brengsek !."
Seolah tidak jera, lagi-lagi myungsoo melayangkan tendangan pada tubuh kimbum.
Namun kimbum sigap menghindar dan menahan kaki myungsoo dalam satu gerakan, lalu dengan cepat memukul myungsoo tepat di bagian perut dan wajahnya. Kemudian dengan keras membanting tubuh myungsoo ke atas marmer.
Suzy, ara, jiyeon dan kyuhyun tercekat ketika kimbum kembali mendekat bersiap akan menghantam kembali tubuh tak berdaya myungsoo.
Di tempatnya seungho mengepalkan tangan mengumpati tubuhnya yang justru mengkaku tak mampu untuk bergerak melindungi.
Dengan cepat matanya menutup ketika gerakan kimbum semakin menakutkan di tatapannya. Myungsoi akan hancur, dan seungho memilih untuk tidak menyaksikan.
"Bum-ah hentikan !."
Shit ! Tuhan terlalu baik dalam menyelamatkan. Kimbum menghentikan gerakan kakinya dan menggeram dalam hati. Bertambah satu orang pembelot yang harus mendapatkan hukumannya.
Sedang kyuhyun tertegun ketika melihat soeun berlari cepat, dan segera memeluk tubuh tegang kimbum. Benarkah yang dilihatnya ? Benarkah soeun dihadapannya ?
Dengan sekali gerakan kyuhyun beranjak dari jatuhnya. Rasa sakit yang sempat dirasakannya telah menghilang begitu saja. Gadis itu berada dihadapannya, meski soeun tidak menyapa, tapi rindu itu telah sedikit terobati.
"Apa kalian bodoh ?! Kenapa memancingnya ?!." hardik soeun murka. Tubuh kaku kimbum benar-benar melumpuhkan kecerdasan otaknya. Ia mengerang di dalam hati tidak merasakan balasan dari suami tampannya itu.
Kyuhyun tertegun menyadari maksud ucapan soeun. Ia mengumpat baru menyadari perubahan emosi kimbum. Pria itu berwajah bengis, dengan sorot mata tajam dan bermata merah. Kimbum seutuhnya telah menjadi pemimpin fofate mafia, pemimpin tertinggi seluruh mafia putih di asia. Dan semua karena ketololannya.
"Dia yang ____"
"Tutup mulutmu atau aku akan membunuhmu !."
Ara tercekat mendengar makian bernada kasar yang terlontar dari bibir sang sahabat. Ini pertama kalinya ia melihat soeun begitu murka.
"Anio soeun aku tidak menyadarinya, sungguh."
"Kau keterlaluan kyu. Aku __ akkh."
Soeun refleks terduduk ketika sebuah denyutan perih menyentak kembali bagian dalam perut ratanya. Pelukannya terlepas dengan mudah, karena memang kimbum tidak membalas dekapannya.
Kyuhyun segera melangkah cepat mendekati soeun, namun ia harus menghentikan langkahnya ketika kimbum bergerak lebih cepat meraih dan mengangkat tubuh soeun, lalu melangkah pergi tanpa sepatah kata pun.
Tak ada niat untuk dirinya mengejar. Kimbum bukanlah chojangnim executive, hanya akan mati bila terus memancing amarahnya. Membiarkan soeun bertindak adalah pilihan yang lebih tepat. Karena gadis mungil itu akan dengan mudah mengembalikan pria tampannya itu kembali seperti semula.
*****©©©****
"Kembali tanpa memberi kabar? Sedang berusaha membangkang ?."
Soeun mendengus lirih menanggapi kalimat sinis kimbum. Memilih mengabaikan dan segera menutup kedua matanya. Pria tampan itu memilih membaringkan tubuhnya di atas ranjang, namun tanpa sebuah pelukan atau usapan.
"Apa aku sedang berbicara pada sebuah tembok ?!."
"Anio, aku hanya merindukanmu." jawab soeun. Ia terpaksa harus mengeluarkan nada jawaban sebelum kimbum memunculkan tanduk iblisnya dan kembali memberang tak terkendali. oh, itu akan lebih buruk. Kata bahkan tidak akan mampu mengendalikan kembali.
Hawa sikap iblis itu masih begitu terasa, meski sejujurnya soeun tidak merasa takut. Hal biasa untuknya, karena kimbum tidak pernah berubah jika tengah mengamuk.
Lihat saja, bahkan pria itu hanya berdiri di balik daun pintu yang tertutup, dengan pandangan interogasi yang terasa mengkuliti kulit tubuh hingga menembus daging terdalam.
"Kau sedang merayuku ?."
Masih sama di tempatnya berdiri, kimbum tetap tidak melangkah mendekati sang istri yang sejujurnya begitu dirindukan. Kepulangan soeun menjadi masalah utama topik pembicaraan.
Baru 3 hari yang lalu dirinya mengunjungi, dan harus kecewa ketika dokter mengatakan soeun masih harus tetap tinggal beberapa minggu ke depan untuk melihat perkembangan laparatomi yang di khawatirkan berdampak kurang baik bagi tubuhnya. Tapi yah lihat, gadis itu bahkan telah tiba tanpa sebuah perintah. Dan kimbum tidak pernah menyukai pembangkangan ataupun kebohongan.
Well, sejujurnya soeun telah lebih dulu melakukan pembantahan ketika dilondin. Ia berusaha membujuk agar kimbum mau membawanya kembali ke korea, namun berakhir dengan penolakan super tegas dari sang suami. Jerman tak pernah indah dengan rumah sakit dan segala isinya.
"Nada bicaramu terlalu dingin bung !" jawab soeun. Ia cukup tersinggung dengan tatapan intimidasi yang dilayangkan. Hanya rindu dan kimbum seolah menuduhnya tengah melakukan pembelotan. Bukankah itu berlebihan ?.
"Aku sedang tak tertarik bercanda."
"Apa aku berbuat salah ?."
Kali ini tidak adalagi wanita terbaring lemah. Soeun seutuhnya mendudukkan tubuh dengan sedikit kasar. Ia juga tidak lupa melemparkan tatapan kesal pada manik sang pemimpin. Lupakan soeun si gadis yang lemah, jika kimbum masih keras mempertahankan sikap arogannya, soeun akan dengan senang hati merubah diri menjadi istri mafia fofate.
Taukah seorang istri mafia bahkan bisa lebih beringas dari seekor macan betina ?. Kimbum akan segera merasakan cakaran panas dari kuku-kuku cantiknya.
"Menurutmu ?."
"Ayolah bum-ah, appa sudah menghubungimu. Kau saja yang terlambat mengetahuinya."
Jelas, karena pria tampan itu tidak bisa dihubungi. Dan kekeraskepalaan soeun memaksa jansik melanggar perintah kimbum dan menuruti permintaan dengan membawa gadis cantik itu pulang.
Meski berada di antara pilihan yang sulit, menurut jansik soeun akan lebih berbahaya jika dalam hal merajuk. Gadis itu akan melakakukan aksi mogok pada apapun dan percayalah, itu hanya akan semakin membuat seorang kim sang bum murka.
"Apa itu sebuah alasan ?." jawab kimbum dingin. Matanya menatap kejam sang istri layaknya seorang anggota black mafia yang tengah di selidiki. Bukan hanya mata dan bibirnya yang terasa mampu membunuh, , bahkan aura kejamnya mampu membuat orang ingin melarikan diri sejauh mungkin.
"Terserah kau saja! Kau menyebalkan! Seharusnya aku kembali pada halmeoni !!." rutuk soeun kesal. Ia menghentak kasar kakinya sebelum akhirnya beranjak masuk ke dalam kamar mandi dengan membawa serta seluruh gerutuan hatinya.
Tubuhnya panas karena emosi, dan kimbum tidak pernah berubah, sifat kerasnya sangat sulit untuk diruntuhkan. Pria tampan itu sangat menyebalkan ketika sedang marah, dan seoun tidak berniat membuat keriputan karena meladeni kekolotan sang suami. Yah, meskipun ia juga sadar salah memilih pulang tanpa persetujuan kimbum. Tapi haruskah pria itu begitu murka ?
Well, mandi selalu menjadi pilihan terbaik untuk meredakan kemarahan. Dan lagi soeun percaya pria dingin itu akan segera menyusulnya dan menagih jatah malamnya.
Soeun tersenyum saat hangat air dalam bathub menyelimuti tubuhnya, hawa dingin yang sempat dirasakannya kini telah menghilang tergantikan kehangatan yang menenangkan.
Lagi soeun kembali merekahkan kedua bibirnya, ia tersenyum ketika tubuhnya melayang dan beralih terduduk di atas pangkuan posesif seseorang. Jangan tanyakan siapa yang melakukannya, karena sudah jelas hanya seorang pria arogan yang dapat melakukannya.
"Kau menikmati tanpaku?."
Soeun sedikit mendesis ketika kimbum dengan sengaja berbicara tepat di daun telinga kanannya yang begitu sensitif. Air hangat dan rasa rindu membuat tubunya begitu cepat merespon rangsangan yang diberikan sang suami.
"Kau terlalu asik dengan kemarahanmu, dan tubuhku butuh pengalihan rasa lelah." jawab soeun. Ia membuka kedua matanya, lalu mencoba menghindari usapan nakal jemari kimbum pada permukaan paha yang tertutupi air.
"Kurasa bibir mu lebih panas dari beberapa minggu yang lalu chagi. Berapa ssaem yang mengajari kelincahan kalimatmu ?." kimbum tersenyum ketika soeun menggeliat menerima jemari lembutnya. Bibirnya menjalar perlahan mencecap setiap inci permukaan leher jenjang sang istri.
"Kau mencibirku tuan kim ? __ Ahh"
Lagi kimbum terkekeh mendengar jeritan lirih soeun. Klitoris itu begitu sensitif, namun begitu lembut dan menggoda. Bahkan hanya dengan usapan lembut memutar, kimbum mengetahui soeun siap menyemburkan orgasme panasnya.
"Hmm,Kau tersinggung ?."
"A__nio. Bum-ah stop itu geli."
"Bukankah kau mengatakan, membutuhkan pengalihan rasa lelah ?."
"Ne, tapi kau membuatku ____"
Soeun menghentikan laju kalimatnya, dengan cepat ia memaling dan segera meraup bibir sang suami menuntaskan orgasme yang menyerangnya. Kimbum cukup menyebalkan ketika memberi hukuman, dan demi apapun soeun bersumpah ini yang terakhir dirinya membangkang.
"Kau sudah tak sabar nyonya kim ?." goda kimbum. Ia kembali melumat bibir merah muda kesukaannya. Terlalu nikmat ketika soeun melampiaskan gairah orgasme dengan mencium kasar bibirnya.
"Aku akan membalasmu tuan kim. Akan ku buat kau memohon dihadapanku !." ancam soeun.
"Jeongmal ? Aku menantikannya."
"Kau akan menyesal !."
Tanpa persiapan kimbum mengerang ketika soeun dengan tiba-tiba menenggelamkan kejantanannya pada pusat sensitifnya. Kimbum sama sekali tidak menyangka ketika gadis cantik itu beranjak dan membalik tubuh adalah untuk melancarkan aksi balas dendamnya. Bibir kimbum dengan cerdas merespon gerak cepat tubuh soeun dan kekencangan pusat soeun yang begitu kuat mencengkram kejantanannya.
Sial, soeun terlalu cerdas dengan cara berpikirnya. Kimbum menggeram menahan rasa sakit di ujung tubuhnya, mengepalkan kedua tangan menahan laju kalimatnya. Gadis itu sungguh menyebalkan, jika saja soeun tidak dalam keadaan baru pulih, kimbum akan dengan pasti memperkosanya dengan brutal.
"Kekeke, wae jhagi ?."
"Soeun kau mencobaiku ?."
"Anio aku menghukummu."
Lagi kimbum mengerang merasakan hangat pusat gairah sang istri. Matanya sepenuhnya berkabut gairah dan menjadi tak terfokus. Pria dingin itu takluk hanya dengan sebuah gerakan erotis di atas pangkuannya. Bibirnya terus meracau melampiaskan rasa nikmat yang diterimanya.
"Damn!!." Kali ini bukan lagi geraman yang dilontarkannya. Bibirnya dengan kejam mengumpat tingkah jahat sang pujaan hati. dua kali, dan kali ini kimbum bersumpah tidak akan membiarkan gadis itu mempermainkan orgasmenya kembali.
Hey, dia pemimpin mafia, dan soeun berulang kali menggagalkan laju spermanya, dengan sengaja menarik tubuh dari atas pangkuannya.
"Kau mengumpat tuan kim ?"
"Chagiya itu menyakitkan."
"Bukan masalah untukku."
"Ayolah chagia, mianhae, aku menyerah."
Soeun tersenyum cerah menanggapi kalimat permohonan kimbum. So, dia berhasil bukan ? Kimbum bukanlah pria menyeramkan ketika tengah dalam kungkungan gairahnya, dan hal itu hanya akan terjadi bila bersama dirinya seorang.
Kimbum mendesis melihat tingkah menyebalkan soeun. Tubuhnya begitu menggila menahan orgasme, dan soeun kembali dengan sengaja memperlambat gerakannya.
"Kau terlalu lama chagiya." ucap kimbum. Tubuhnya dengan sigap beranjak, tanpa melepaskan tautannya. Melangkah lebar menuju sudut, dan menempelkan punggung soeun pada tembok dingin.
Soeun menjerit lirih saat kejantanan kimbum memperdalam gerakannya dengan sedikit kasar. Membuat bibirnya meracau mengeluarkan desahan-desahan nikmat yang berbaur geraman nikmat sang chojangnim.
Taukah dibalik desahannya kimbum tersenyum bahagia ? Pria itu tidaklah benar-benar membenci, hanya kecewa terlalu mendominasi. Cinta itu begitu besar, dan rasa itu begitu nyata. Soeun memiliki arti penting dalam hidupnya. Nafas dan suara gadis itu adalah makanan tersendiri untuk dirinya. Kehidupan di masa lalu adalah perjalanan di mana rasa cinta itu tumbuh dan mengakar dengan begitu kuatnya. Bukan karena terbiasa bersama, namun karena sebuah cerita. Cerita yang hanya diketahui oleh seseorang, Cho kyuhyun !.
******©©©*****
Seohyun memperhatikan wanita tua yang duduk menjulang di sisi kiri tubuhnya. Harum wangi chamomile menelusup memasuki lubang pernapasan, membaur menyesakkan dada berpadu pada pandangan renta nan sendu yang melukiskan jutaan perasaan kecewa.
Ia sadar kesalahan itu begitu fatal, namun rasa di dalam hati mampu memaksanya lari dari kenyataan. Membuatnya tumbuh dan bertindak dari keinginan yang terciptakan. Dia disana, wanita yang selalu berusaha memenuhi segala keinginannya. Dan kini seohyun harus berusaha menahan tangisnya ketika mata renta itu mengeluarakan lahar panasnya.
"Inikah yang kau harapkan ?."
"Mianhae halmeoni."
"Kau memintaku bergerak. Tapi justru kau bergerak sendiri."
"Aku hanya menginginkannya halmeoni."
"Bisakah kau berpikir bijak seo joo hyun ?."
"Aku mendidikmu, tapi kau seolah hilang arah."
Jika waktu bisa di ulang, wanita ini akan berusaha memberikan yang terbaik pada sang cucu. Menanamkan belas kasihan dan cinta yang berlimpah pada hati kesepiannya.
"Halmeoni tidak mengerti ! Aku kehilangam eomma!."
"Lalu apa hanya itu alasanmu ?."
"Aku tidak bisa mengkhianati appa halmeoni."
"Kau benar. Mulai saat ini menjauhlah dari kehidupku."
Dan kali ini air mata itu bukan lagi hanya tetesan. Curahannya begitu deras dan terasa menyakitkan jauh di dalam lubuk hatinya. Adakah yang lebih menyakitkan di banding terbuang sia-sia ?
Seohyun memukul dadanya kuat, nyeri yang tepat berada di detakan jantungnya. Ia menjerit, melepaskan kesesakan yang menyergapnya begitu posesif.
Tuhan terlalu jahat dalam menghukum. Membawa sang ibu dan kini mengambil sang halmeoni. Kini apa yang di milikinya ? hanya satu, hati yang terluka dan mendendam begitu perih.
****©©©****
Suzy menekuk wajahnya dalam keremangan bohlam. Tangannya aktif menekan-nekan wajah seseorang dengan kapas dan alcohol, lengkap dengan bibir menggerutu sebal. Dunia kelam dan tidak menyenangkan. Oeh, dia merindukan canda yang tercipta.
"Aakhh."
Myungsoo mengumpat ketika perih menjalar pada sudut bibirnya. Memandang kesal sang gadis yang terduduk santai di hadapannya.
"Kau sedang menyiksa nyonya kim ?.
"Kau seperti gadis." cibir suzy. Dengan sengaja, ia kembali menekan lebih keras sudut bibir sang suami yang terluka, untuk menyalurkan rasa kesalnya.
"Yaaa.. Itu menyakitkan !." teriak myungsoo. Tangannya bergerak cepat menaham jemari suzy yang kembali berniat berbuat kejam.
"Bukankah tadi kau berlagak tangguh ?."
"Aku hanya tidak bisa menerima tingkah egoisnya."
"Kim myungsoo, apa yang akan kau lakukan jika aku yang menjadi soeun ? Diam dan tak acuh ?." Suzy melemparkan tatapan membunuhnya, meng intimidasi myungsoo yang kini terdiam karena kalimat tajamnya.
"Kita memang salah. Kita gagal menjaga soeun. Kau tahu kita beruntung dia selamat ?."
Mungkin untuk myungsoo sikap yang ditunjukan oleh kimbum adalah sesuatu yang berebihan. Namun tidak menurutnya. Ia bahkan merasakan ketakutan pria tampan itu ketika mengetahui soeun terluka.
Bahkan ara adalah gadis yang begitu dekat dengan soeun, namun demi apapun suzy justru merasakan magnet yang lebih kuat pada sosok lembut kesayangan chojangnim tampan itu.
"Aku mengerti chagi, tapi kyuhyun tidak sepenuhnya bersalah !."
Myungsoo menarik nafasnya dalam, menatap mata suzy untuk membalas. Ya, gadis itu benar namun menurutnya kyuhyun juga tidak sepenuhnya bersalah. Karena soeun sendirilah yang menginginkan menyelamatkan ara tanpa mengindahkan larangan mereka.
"Kau yakin ?."
"Apa maksudmu ?."
"Menurutmu apa alasan soeun berlari menyongsong ara? Sedang kyuhyun dapat dengan mudah menyelamatkan gadis itu."
"Aku tidak mengerti ?."
"Itu karena kyuhyun tidak melakukan apapun. Gadis itu memiliki trauma, dan tubuhnya bergerak cepat merespon sesuatu yang ditakutinya."
Myungsoo tertegun mendengar kalimat tak terduga suzy. Hatinya tertampar keras menyadari maksud ucapan sang gadis. Otaknya bagai tersumbat ketika membela kyuhyun hingga dengan kasarnya memukul kimbum.
Sial, seharusnya ia dapat berpikir lebih cerdas untuk memahami alasan di balik murkanya sang ketua tampan. Kini menyesalpun begitu tidak berguna, kimbum hanya akan semakin murka jika dia berniat meminta maaf.
"Bertindaklah setelah berpikir." ucap suzy lembut. Ia mencium sudut bibir myungsoo yang terluka, lalu melangkah pergi. Memberi myungsoo ruang untuk berpikir.
Aneh memang dirinya justru dapat mengetahui ini lebih dulu. Namun itu terjadi ketika lontaran kimbum menyadarkan cara bepikirnya. "Kau bahkan hampir membuatku kehilangan dirinya untuk selamamya !."
Kta-kata itu seharusnya dilayangkan pada sosok seohyun, bukanlah kyuhuun. Kejanggalan itulah yang membuat suzy sadar bukan itu maksud dari kalimat tersebut. Satu alasan yang paling tepatlah yang membuat kalimat itu diarahkan pada kyuhyun.
Karena memang kyuhyun lah yang menjadi tersangka utama terlukanya soeun. Jika saja saat itu pria itu tidak mengikuti perintah seohyun, dan segera melumpuhkan gadis gila itu, mungkin soeun tidak akan berlari dari persembunyiannya untuk menyelamatkan ara.
*****©©©©****
"Apa yang kau lakukan ?." tanya seungho. Ia memicing menatap gelagat cemas yang di pelihatkan sang istri. Tiga minggu jiyeon bersamanya, dan ini pertama kalinya gadis itu bersikap tidak nyaman.
"Mereka menghubungiku."
Jiyeon mengalihkan pandangannya. Menatap takut pada seungho yang terduduk di atas sofa.
"Mulai saat ini jangan menggunakan ini." jawab seungho. Ia meraih ponsel yang berada di jemari sang gadis, lalu membantingnya dengan keras pada tembok di sudut kamar.
"Waeyo ?." tanya jiyeon. Ia tidak terkejut, tetap memandang dengan wajah datarnya. Sifat seungo yang keras adalah makanannya ketika belum bergabung bersama black mafia.
"White mafia tengah diperketat." jawab seungjo. Itu benar adanya, karena kimbum telah merubah sistem keamanan leesire lebih canggih dari sebelumnya. Pria itu telah memasang alat penerima sinyal berbeda yang bukan milik anggota white mafia.
"Haruskah aku bertahan di sini ?."
"Ne, itu keputusan soeun."
"Tapi sahabatmu itu terlihat murka."
"Bukan padamu, hanya pada kami."
"Mianhaeyo." sesal jiyeon. Amukan kimbum sedikit mengurangi kenyamanannya. Ia cukup merasa bersalah tak dapat bergerak lebih lincah menggagalkan rencana seohyun.
"Gwaenchana." jawab seungho. Ia menarik lembut sang istri, lalu mendekapnya erat. Meski jiyeon tidak mengungkapkan perasaannya, sengho sadar gadis itu merasa takut. Hal yang lumrah, karena dulu ketika pertama kali ia mengenal kimbum, ia juga merasakan hal yang sama, takut !
"Bolehkah aku lebih dekat dengan gadis itu ?."
Jiyeon menyungging senyum dalam sembunyinya. Terasa hangat dan menyenangkan berada dalam pelukan seungho. Hal yang selalu dirindukannya, kini tercipta berkat ketulusan soeun.
"Tentu. Dia sangat manis."
"Kau sedang tidak berencana berselingkuh bukan ?." canda jiyeon.
Seungho terkekeh mendengar candaan jiyeon. Ia mengusap gemas kepala sang gadis, menyalurkan rasa bahagianya.
"Sejujurnya, tapi aku begitu menyayangi nyawaku."
Jiyeon tertawa memahamiaksud kalimat jawaban sang suami. Tangannya bergerak, mencubiti perut seungho. Demi apapun candaan pria itu terasa menggelikan di telinganya. Meski ia sempat menyangka seungho akan benar-benar serius menjawab candanya, tapi ternyata seungho turut menakuti sosok sang pemimpin fofate.
Jiyeon tak mampu mengelak, ia mengakui soeun memiliki pesona tersendiri dalam dirinya, hingga membuat semua orang termasuk dirinya dengan cepat menyayangi gadis cantik itu, tanpa perlu berpikir terlalu lama
*****©©©****
Ara memandang kyuhyun yang terduduk di atas sofa ruang utama asrama dengan wajah bertekuk sendu. Seungho suzy, dan jiyeon sedang membungkam di sisinya, berusaha tidak ingin mengacaukan suasana.
Mereka telah di sana sejak satu jam yang lalu, tempat di mana mereka biasa menghabiskan waktu untuk bergurau. Jelas sebelum black mafia merusak segalanya.
"Gwaenchana ?." tanya ara, ia duduk di sisi kyuhyun dan mengusap bahu kekar sang kekasih.
"Apa kau begitu merindukannya ?." tanyanya lagi. Seutuhnya ia menyadari jawaban atas pertanyaannya, namun kediaman kyuhyun menjadi momok menyedihkan bagi ara.
"Mianhae." jawab kyuhyun ia tidak memalingkan wajahnya, hanya menggumam begitu lirih.
"Aku tidak mengerti, tapi bersabarlah."
"Ne."
"Kau, sudah menghubungi seohyun ?." tanya ara takut-takut. Ia mengusap kedua tangannya, mengurangi rasa tak nyaman yang mulai menyelimut. Sedang d
i tempat duduknya, seungho dan jiyeon mengumpat ketololan ara yang justru menyebut nama gadis gila di waktu yang tidak tempat.
"Berhentilah membahasnya." jawab kyuhyun dingin. Ia bahkan telah menghilangkan wajah sendunya dan mengganti dengan wajah geram yang menakutkan.
"Ayolah kyu. Kau tidak bisa mengabaikan halmeoni hyun ae." bujuk ara. Jemarinya kembali bergerilya mengusap jemari kyuhyun, mencoba untuk meruntuhkan kekerasan pria itu. Apapun masalah yang terjadi menurutnya kyuhyun harus tetap menjeguk gadis malang itu.
"Banyak hal yang harus ku lakukan."jawab kyuhyun. Ia mengangkat tangannya, menahan laju kalimat ara yang bersiap melontarkan kalimat jawaban.
Ara menghembuskan nafas pasrah, menatap miris sang kekasih yang kembali bungkam dalam tenangnya. Tidak ada alasan untuk membantah, kyuhyun tengah dalam suasana hati yang buruk dan ara tidak ingin kembali memperburuk perasaan sang kekasih.
"Kita punya masalah serius" ucap myungssoo. Ia melangkah cepat menghampiri para sahabat yang menikmati malam hanya dengan duduk membungkam.
Beberapa menit yang lalu dirinya mendapat laporan mengejutkan dari beberapa anggotanya. Meski bukan anggota fofate, namun laporan tersebut menjurus pada sebuah nama. Dan myungsoo bersumpah, kimbum akan segera memberang jika mendengarnya.
"Waeyo ?." tanya seungho
"Kita butuh kimbum." Myungsoo
"Itu mustahil. Sebelum kau bicara mungkin lehermu telah menghilang." jawab kyuhyun
"Kau membuatku takut." Myungsoo
"Lebih baik kita coba." Suzy
"Pergilah kyu." Ara
"Mwo ? Na ? Are you serious ?" teriak kyuhyun. Ia terbelalak mendengar perintah sang kekasih. Wajahnya saja masih terasa begitu perih, dan ara memintanya menemui kimbum. Apa gadisnya waras ? Bahkan mungkin kimbum segera menendangnya kekandang buaya, dan menjadi santapan malam.
"Kurasa kau bukan pengecut?." jawan ara.
"Aish.." desis kyuhyun.
Tidak ada pilihan, laporan adalah sesuatu yang penting bagi kimbum. Pria itu hanya akan semakin murka jika mereka tidak melaporkan sesuatu dengan segera.
Kyuhyun menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkan secara kasar. Kakinya melangkah dengan sedikit ragu, namun ketika tiba ia justru dengan cepat mengarahkan tangan mengetuk pintu kamar sang chojangnim.
Sedang yang lainnya meneguk ludah dengan susah ketika kimbum membuka pintu dengan wajah mengerikannya. Asataga, bahkan menemui kimbum terasa bagaikan masuk ke dalam kandang tyranosaurus.
"Bisakah kita bicara ? Ada sesuatu yang terjadi." ucap kyuhyun cepat. Bibirnya tersenyum ketika kimbum melenggang masuk tanpa menjawab ataupun mengusir kehadirannya.
Ia melangkah masuk tanpa harus mendengar alunan perintah sang chojangnim. Bersama selama 18 tahun membuatnya mengetahui segala sikap dan isyarat kimbum meski pria itu hanya membungkam. Kyuhyun menyadari kimbum telah kembali menjadi sosok chojangnim taman kembali, Soun benar-benar mengembalikan dengan cepat sosok
idola leesire high school yang menyebalkan.
"Hai girl." sapa soeun. Ia tersenyum menatap para sahabat yang masuk dengan sikap kehati-hatian. Terlihat lucu ketika seorang mafia justru menakuti sang suami yang bahkan tidak membuka suara. Yah, walaupun soeun juga mengutuk tingkah dingin kimbum yang masih bertahan pada kebungkamannya.
Setengah jam yang lalu pria itu telah berjanji akan mengampuni,tapi lihatlah, Ia bahkan hanya diam dengan wajah datarnya.
"Kau tampak cerah ?."jawab ara
"Tentu. Bagaimana kabarmu jiyeon ? Tidak ada yang menyakitimu bukan ?." Soeun
"Disini menyenangkan." jawab jiyeon. Ia mengikuti langkah seungho, dan turut mendudukan tubuhnya di atas sofa, di sisi sang suami. Ada sedikit rasa kurang nyaman, namun jemari seungho yang terus menahannya jemarinya, membuatnya terpakasa harus bertahan.
"Kau membuatku lega." jawab soeun.
Soeun memicing menatap sang sahabat. Tangannya bersiap melempar bantal jika saja kyuhyun tetap duduk tanpa menyapanya. Hey, beberapa jam yang lalu soeun jelas mendengar dia merindu, dan kini pria itu justru bersikap tak acuh.
"Kau tidak ingin memelukku ?." tanya soeun.
"Nde ?."
Kyuhyun tertegun mendengar lontaran pertanyaan soeun. Ia menghentikan gerakannya yang bersiap duduk di sisi sofa kimbum. Menatap tak percaya soeun yang duduk angkuh di atas ranjangnya dengan tatapan sebal sarat akan kemarahan.
"Sepertinya kau sudah tak menyayangiku!."
Kyuhyun tersenyum, dan segera beranjak mendekati. Lengannya cepat menarik soeun ke dalam pelukannya, tidak lagi memperdulikan jika kimbum akan kembali murka.
"Hhhh,, kau tau aku begitu menyayangimu lebih dari apapun."ucapnya, tangannya lembut mengusap kepala soeun, menyalurkan rasa sesal dan rindu di hatinya yang begitu membuncah. Kini bahkan hembusan nafasnya telah kembali berhembus normal. Soeun memang luar biasa dalam menaklukkan.
"Ne, kau bahkan tak pernah menemuiku." jawab soeun. Ia turut melingkarkan tangannya membalas pelukan kyuhyun.
"Kau tahu aku selalu berusaha."Kyuhyun mengacak lembut surai kecoklatan soeun. Lama tidak bertemu kini soeun justru terlihat seperti gadis blasteran yang terdampar di sebuah pulau.
"Hanya itukah usahamu ? Kau lemah !." cibir soeun. Ia menepis kasar jemari usil kyuhyun dari atas kepalanya, namun kembali memeluk tubuh sang sahabat yang begitu dirindukannya.
Kemarahan kimbum memaksanya bertindak cukup keras, dengan tidak menanyakan keberadaan kyuhyun atau sekedar menghubunginya. Ia harus ekstra sabar menahan rindu agar kimbum tidak semakin menggila karena rasa marahnya.
"Jika priamu adalah lawannya, singa pun memilih kabur dibanding menghadapinya."
"Kau benar." jawab soeun. Ia terkekeh menyetujui candaan kyuhyun.
"Berhentilah berselingkuh chagi."
Lagi soeun terkekeh mendengar cibiran keras sang chojangnim . itu bukan ancaman, hanya isyarat bahwa pria itu mulai bosan melihat adegan mesranya.
"Apa boleh buat, sulit mendapatkan pria yang mampu menandingimu." jawab soeun. Ia beranjak dan mulai mendekati kimbum. Suasana tengah hangat dan soeun tidak ingin pria itu kembli mengamuk hanya karena cemburu.
Ara ,suzy dan jiyeon tersenyum menatap sikap tak acuh soeun. Gadis itu bahkan dengan tenangnya berpindah duduk ke atas pangkuan sang suami.
"Inikah hasil pengobatanmu hoeh ? Bibir yang tajam ?."
Kimbum mendengus melihat tingkah soeun. Gadisnya bahkan tidak lagi terlihat sakit sejak satu jam yang lalu. Lontaran kalimat soeun sungguh membuatnya kesal.
Soeun mengendik lalu tersenyum setelah menyematkan sebuah kecupan kecil di sudut bibir kimbum, yang membuahkan senyuman lebar pada sang chojangnim.
"Bisakah kalian menghentikan aksi mesum itu sesaat ?." tegur myungsoo.
Well, ia cukup bahagia suasana kembali normal. Namun masalah yang di bawanya cukup penting dibanding kemesraan sang pemimpin, yang sejujurnya membuat dirinya iri setengah mati.
"Apa pukulan ku masih kurang bung ?." jawab kimbum. Senyumnya menghilang dan matanya telah berpaling sempurna pada sosok myu gsoo yang mendesis sebal di sisi kanannya.
"Kau memang iblis tuan kim !." gerutu myungsoo. Kurang ? Bahkan myungsoo bersumpah itu yang terakhir kalinya. Pukulan kimbum begitu terasa meremukkan wajah tampannya.
"Apa yang kau dapatkan ?." tanya kimbum.
" a strand of hair." jawab myungsoo
"Nugu ?." Kimbum
"Kwon yuri !." Myungsoo
"Brengsek !!" umpat kyuhyun
Ia mengepalkan jemarinya menahan emosi. Ternyata bukan hanya seohyun biang dari permasalahan.
"Dia terlibat ?." tanya soeun. Ia menundukkan kepalanya kembali menatap kimbum. Dari pertanyaan yang di lontarkan soeun yakin kimbum telah lebih dulu mengetahuinya.
"Ne, dia satu-satunya yang mengetahui seluk beluk asrama ini." jawab kimbum.
"Wanita gila itu ! Bagaimana bisa dia menculik ara ?." timpal suzy. Dirinya cukup tak percaya yuri benar-benar berkhianat dan berniat menghabisi soeun dan ara melalui tangan seohyun.
"Tidak, dia tidak menculikku dari asrama ini." potong ara.
Ucapannya memancing kyuhyun yang duduk di sisi kirinya dan para sahabatnya mengernyit bingung dan aneh.
"Apa maksudmu ?." Kyuhyun
"Seseorang mengirim pesan mengatakan appa terserang sakit." jawab ara
"Jadi kau pergi ?." tanya jiyeon. Ia terperangah mendengar jawaban ara. Black mafia luar biasa menakutkan dalam menjebak.
"Ne." Ara
"Mereka sangat licik !." geram seunghi
"Dan kau ?." tanya kimbum
Jiyeon menarik sebelah alisnya ketika kimbum melontarkan pertanyaan dan pandangan menyelidik padanya.
"Aku tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka." jawab jiyeon santai setelah memahami maksud pertanyaan kimbum.
"Lalu ?." Kyuhyun
"Mereka memukul ku dengan sebuah balok saat menyadari kehadiranku." Jiyeon
"Sinting! Mereka benar-benar brengsek !." umpat seungho.
"Jadi apa yang dilakukan yuri ?" Soeun
"Kurasa meletakkan kertas yang kau lihat." Myungsoo
"Asrama ini menjadi tidak aman." Suzy
"Tapi bagaimana bisa kau menyimpulkan rambut itu milik yuri ?."
"Ketika pertama kali mendaftarkan diri di leesire kami menjalani beberapa persyaratan yang salah satunya adalah menyerahkan potongan rambut pada pihak sekolah." Myungsoo
"Jeongmal bum-ah ?"
"Ne, kita tidak melakukannya chagi." jawab kimbum.
"Lalu ?."
"Aku memeriksa sampel rambut itu dengan rambut yang ku temukan dan hasilnya positif. Dan yh, sejak awal aku mencurigai gadis gila itu." Myungsoo
"Arrasseo."
Soeun menganggukkan kepalanya mengerti. Membuat kimbum tersenyum kecil seraya mengusap gemas pucuk kepalanya.
"Ada hal lain, dan ini masalah penting." ucap myungsoo.
Kimbum menghentikan gerakan tangannya. Menghembuskan nafas kasar, lalu menatap tegas para sahabatnya. Tidak perlu myungsoo menjelaskan, ia sepenuhnya paham isyarat khusus dari pewaris mafia itu.
Kembali kimbum mengubah arah pandangnya, menatap tajam jiyeon yang juga memandangnya datar.
"Park jiyeon kau teman atau lawan ?." tanya kimbum.
Membuat ara, suzy dan myungsoo menegang karena alunan nada tegasnya, yang begitu melukiskan interogasi kemafiaan.
"Bum-ah.." Soeun mengumpat dalam hati. Di saat seperti ini pria itu justru mulai mencurigai jiyeon, dan demi apapun soeun tidak menyukai hal ini.
Ia mengusap lembut rahang tegas kimbum, mencoba untuk menghilangkan ketegasan sang suami. Setidaknya membiarkan jiyeon untuk nyaman terlebih dahulu.
"Shut up chagi !."
Kimbum menahan usapan soeun. Namun tidak membiarkan jemari lembut itu berpindah dari rahanganya. Soeun bisa mengendalikan hatinya, namun keamnan adalah hal berbeda bagi kimbum. Meski jiyeon adalah istri sah dari sahabatnya, gadis itu tetaplah anggota black mafia yang dapat kapan saja melukai kembali istri yang dicintainya.
Di tempatnya duduk seungho hanya diam tanpa berniat untuk membela. Dia menyadari apa arti di balik pertanyaan keras kimbum. Karena bagaimana pun jiyeon masih tetap menyandang anggota inti black mafia.
"Jika kau bertanya maka akan ku jawab teman!. Tapi kau yang lebih pantas menilainya." jawab jiyeon.
Ia tidak terluka atau tersinggung akan pertanyaan kimbum. Sekalipun tidak ada yang mempercayai ucapannya. Ia akan tetap bertahan demi sang suami, soeun dan janjinya oada sang ayah.
"Jika kau berkhianat, kepalamu yang akan menanggungnya." ucap kimbum.
Lagi soeun membelalak tak percaya. Matanya melotot seolah siap melompat dari tempatnya. Dengan di tambah bibir yang terbuka membuat dirinya tampak begitu menggemaskan dimata para sahabatnya.
Kimbum tersenyum tersembunyi. Meski ia menyadari setelah ini soeun akan melakukan aksi pembantahan besar-besaran, namun ekspresi kaget gadis mungil itu selalu menjadi hiburan tersendiri baginya
"Arrasseo." jawab jiyeon.
"Yoo seungho, kau bisa membawanya." Kimbum
"Eoddio ?."
Seungho mengernyit menanggapi perintah absurd kimbum. Otaknya tak secerdas myungsoo dan kyuhyun untuk mengerti tanpa penjelasan.yang lebih terperinci.
Sedang myungsoo dan kyuhyun terbahak mendengar pertanyaannya. Seungho seolah memancing tanduk iblis kimbum keluar dari sarangnya
"Markas utama fofate mafia." jawab kimbum
Ia mengabaikan tawa bodoh kedua sahabatnya yang mengusik pendengaran. Biar saja, karena dirinya mempunyai hukuman yang pantas untuk membalas kedua pria tersebut.
Soeun terkikik menyadari senyuman miring kimbum. Akan ada pertunjukan menghebohkan yang akan di saksikannya setelah pertemuan ini.
"Geurae." jawab seunghoo ia hanya mendengus melihat tingkah kolot kedua sahabat menyebalkanya itu. Bukan masalah besar, karena kyuhyun dan myungsoo memang setan menyebalkan yang akan semakin menggila jika ditanggapi.
****©©©****
"Kau sudah menemukan gadisku itu ?."
Hyung joon mengendik tak acuh ketika lontaran pertanyaan dilemparkan padanya. Black mafia tengah dilanda kasus, penembakan putri tunggal fofate mafia, dan dia tidak berniat menambah kekacauan.
Mereka akan bersembunyi beberapa waktu, hingga amarah para pemimpin white mafia itu mereda. Polisi telah bergerak mencari seo joo hyun, namun kecerdasan sang pemimpin membuat gadis itu terlindungi tanpa dapat tersentuh.
"Berhentilah mengusiknya ." jawab hyung joon.
Meski tidak terlalu menyakini, namun firasatnya mengatakan jiyeon aman bersama sang suami. Dan itu lebih baik dibanding gadis cantik itu terus bertahan bersama black mafia.
"Tidak mungkin. Aku sangat menyayanginya."
Pria itu tersenyum misterius. Posisi kepemimpinannya yang tertinggi membuatnya memiliki keinginan yang berlebihan.
Jiyeon adalah salah satu anak emasnya. Gadis itu memiliki kemampuan mafia yang mumpuni, dan dirinya tidak bisa melepaskan jiyeon begitu saja. Terutama membiarkannya bersama para anggota white mafia.
"Kau sudah bertemu figila ?." lagi pria itu bertanya. Tatapannya datar, namun sarat akan hawa pembunuhan. Nada bicaranya santai dan terdengar seperti candaan, namun percayalah terkandung banyak ancaman di dalamnya.
Hal yang membuat yuri meneguk ludahnya berulang kali. Ia sedikit menyesal memilih membelot pada black mafia hanya untuk menghancurkan soeun dan ara. Kekejian black mafia terkhusus pada pemimpinnya benar-benar menghancurkan nyalinya untuk bertahan lebih lama.
Seseorang yang menduduki kursi seohyun turut menjadi bahan pertanyaan di dalam
otak yuri. Pria dengan wajah tampan namun terlihat begitu mengerikan dengan luka sayatan di bagian kiri pipinya.
Namun yuri tak mampu membuka bibir untuk sekedar bertanya. Bahkan makanan yang tersaji dihadapannya tidak sama sekali dapat tersentuh jemari tangannya.
"Menurutmu ?."
"Kau tidak mengatakan aku merindukannya ?."
"Aku bukan budakmu."
Sebuah senyum terukir di bibir sang pria. Meja itu persegi dengan dirinya berada di ujung meja. Memudahkannya dalam memandang semua anggota intinya dengan pandangan tajam.
Ia tidak akan menghabisi hyung joon hanya karena jawaban bodohnya, percayalah ia sangat mengagumi sikap dingin sang wakil dan kekuatan tempurnya.
Lagi pria itu memalingkan wajah, dan kali ini ia memandang ceria gadis kesayangannya di sisi kanan. Tampak datar, namun tetap terlihat cantik dengan kediamannya.
"Eottoke young-ah ?."
"Mwo ?." jawab geun young. Iaa tidak berpaling, masih terlalu sakit ketika mengingat keberutalan yang diterima. Pria itu memang sang oppa, tapi demi apapun geun young membenci sikap gilanya.
"Ku harap rencana ini akan berhasil." perintah sang pria bahagia.
"Dan untukmu, selamat bergabung." lanjutnya. Ia memandang senang pria yang terduduk di sisi kiri geun young. Mengulas senyum tolol seolah menyambut kedatangan seorang tamu istimewa.
Geun young tersenyum menanggapi kalimat sang oppa. Bertambah amunisi dan kimbum akan segera menjadi
miliknya.
"Ne."
To be continue..
Kerennnn eonnii����
ReplyDeleteGk bosen2 sma nih ff. Mkasih udh di tag eonn
"Jika priamu adalah lawannya, singa pun memilih kabur dibanding menghadapinya." sumpah itu bikin ngakak... Kkkk
ReplyDeletePart awal'y bikin tegang, kimbum bener" mengerikan saat marah... Untung soeun datang tepat waktu, kalo nggak gg jamin wajah tampan myungsoo tak berupa.. Haha... Bener" banyak kejutan, siapa lagi yg bergabung ma black mafia??? Bikin penasaran sampe ke ubun-ubun chingu,, ditunggu next part'y, semangat...
hai..saya redears baru..
ReplyDeletemakasih author sudah di izinin buat baca ff ini..ceritanya bagus
thank for your respon :)
Delete