Search This Blog

Wednesday, October 18, 2017

Leesire in Love part 10


Author : Princess Chan


Main Cast :


- Kim sang bum 

- Kim so eun


Other Cast :



Cho kyuhyun


Kim myungsoo


Yoo seungho


Baek suzy


Go ara


Kim sang woo (appa kimbum)


Kim nam gil (appa soeun)


Cho jan sik ( appa kyuhyun )


Lee min seok ( eomma kyuhyun )


Park jung soo (eomma soeun)


Lee bo hee (eomma kim bum )


Go hye sun


Lee minho


Kim hyung joon


Moon geun young


Seo ju hyun


Park jiyeon


Kwon yuri


DLL


Genre : School,Mafia, NC 17+


Disclaimer : Semua cerita,karakter,setting,alur,dll adlah milik dari masing-masing author. Untuk tokoh utama dan artis pendukung,itu semua bukan milik author,melainkan milik orang tua,keluarga,dan masing-masing agensi para artis. Author hanya memakai nama mereka untuk keperluan cerita.


Note : Cerita ini adalah fanfiction,yakni cerita fiksi yang ditulis berdasarkan kisah,karakter,setting dan lain-lain dengan sebuah karangan atau imajinasi penulis cerita. Fanfiction ini bkan dimaksudkan untuk merusak karakter asli tokoh yang digunakan tetapi justru karena kecintaan terhadap tokoh tersebut maka dibuatlah cerita ini. Dan juga cerita ini dilarang keras di copy paste atau ditiru tanpa meminta iin dari pembuat cerita. Please don’t be plagiarism.!


***************


Happy reading...



Angin berhembus menampilkan senyum menyenangkan. Sosok cantik bertubuh tinggi, bergaun hitam dan bersurai pendek menatapnya dengan pandangan sarat akan kerinduan. Kyuhyun tetap diam, tidak bertutur ataupun menyapa, membiarkan angin mengelus kasar permukaan kulit dan kepala. Lama waktu berputar, tetap tidak ada suara memperhangat keadaan, jauh di ujung sana, di bawah sebatang pinus gadis itu tetap diam dalam sorot matanya, hanya memandang dengan senyuman indah meremuk jiwa.


Tepat ketika sosok dihadapannya melesat meninggalkan, kyuhyun segera berlari memasuki markas utama fofate. Mengabaikan sosok yang berlari menyelamatkan diri dan juga mengabaikan nafasnya  yang memburu. Sosok di dalam sana lebih dari segalanya, masalah sang wanita misterius akan di bahas ketika istri kesayangan kimbum itu telah dipastikan dalam keadaan baik-baik saja, karena jika berniat membahasnya sekarang, akan dipastikan sebuah peluru akan bersarang hangat di kepalanya.

setelah mencapai pintu besar bercorak putih,  kyuhyun dengan langkah besar segera  mendekati kimbum yang terduduk bisu di sisi tubuh sang gadis, di atas sebuah sofa besar dan panjang tanpa penghalang. Ruangan itu besar, di mana hanya terdapat sofa-sofa memenuhinya.

Well, ruangan itu adalah ruang jamuan bagi para petinggi fofate menjamu para elit mafia golongan putih dari luar korea. Terletak di bagian utama bangunan, sangat mudah untuk ditemukan, karena terdapat setelah pintu utama kedatangan. 

Pria itu menghentikan langkahnya tepat di garis tengah pengubung ruangan, membelalakan matanya ketika menangkap gerak jemari ara tengah mengusap aliran dari kepala mungil sang putri utama.  "Apa yang terjadi? Dia tidak tertembak bukan?." 

Alunan itu miliknya, pria itu segera berlari lalu menekuk kaki bersujud tepat di sisi kiri soeun yang terbaring. Gadis itu diam dalam pejaman, deru nafasnya terdengar lembut namun begitu terasa menyesakkan. 

"Kau mendapatkannya?." Jelas tidak ada kelembutan, seutuhnya geraman menyapa pendengarannya. Kyuhyun meremang merasakan sorot mata kemurkaan terlempar pada manik matanya. Pria tampan itu hanya diam, namun terasa begitu mengerikan. Myungsoo dan seungho yang baru tiba meneguk ludah ketika merasa udara begitu sesak. Yang bahkan membuat suzy dan jiyeon berlari menyembunyikan diri di balik tubuh sang suami.

"Tidak... Hutan begitu aman."

"Keparat!!!!!!!!! Apa jika istriku MATI menurutmu hutan ini aman?????."

Sial, bibirnya terlalu lentur membela diri. Pria itu terlalu bodoh tidak menyadari kemarahan yang terlukiskan. Langit boleh gelap di luar sana, tapi haruskah otaknya turut menjadi tolol? Kyuhyun berdiri, menatap sesal kimbum yang juga tegap dihadapannya dengan satu tangan mencengkram kuat batang lehernya. Menyisakan sesak yang mengerikan, bahkan kembali membuat suzy bergetar takut. Lengkingan suara kimbum benar-benar melumpuhkan segala keberaniannya, membuatnya bagaikan seorang bodoh yang tidak berguna. 

Ara menghembuskan nafasnya lirih, beranjak ke sisi kanan untuk kembali mengobati luka di kepala soeun. Ia cukup ahli, banyak mempelajari ketika sang ibu lama terbaring di rumah sakit. Well, soeun bukan tertembak, tapi luka yang diterima cukup untuk memancing taring iblis seorang kim sang bum, dan cho kyuhyun tolol dengan jawabannya. Pria itu jelas memancing sang chojangnim keluar dari zona normalnya.

"Tá brón orm prionsa, beidh muid ag lorg go luath é. (Maaf pangeran, kami akan segera mencarinya.)" kyuhyun menundukkan kepalanya ketika geraman telah berubah menjadi dengusan. Ini tidak wajar, jika terus seperti ini mereka semua akan mati tanpa salam perpisahan. Itu jelas keadaan konyol, ia menyumpah kesal para bandit black mafia yang telah membuat kekacauan. Tidak tahukah mereka telah membangkitkan iblis dari alam kuburnya? Menyebalkan! Jika soeun dalam keadaan sadar ini tidak akan jadi masalah, namun kali ini gadis itu justru terbaring tidak berdaya. Tuhan, kyuhyun lebih memilih dipukuli balok oleh sang ayak dibanding menerima amukan maha dasyat kimbum.

Myungsoo, seungho dan jiyeon terbungkam menggigit bibir. Jelas kalimat itu bukan kalimat biasa, itu kalimat dalam bahasa irlandia, dan kyuhyun memohon dengan merubah bahasanya. Tolol jika mereka tidak menyadari aura perubahan yang kentara.

"Tá tú prionsa balbh gan úsáid!"
(Kau pengeran yang tidak berguna!)

Sial, seharusnya ia membunuh para bodyguard tolol yang berbibir pengacau. Kimbum mendengus dan melepas kasar leher kyuhyun dan segera menatap geram sang pelempar kalimat amukan. Tidak perduli iblis dihadapannya, ia akan menghabisi semua orang yang mengusik ketenangannya.

"Tháinig tú chun a dhiúltú? Téann tú níos fearr! (Kau datang untuk mencelaku? Lebih baik kau pergi!)" jawab kimbum.  Tidak perlu gerakan untuk menghunus, kalimat itu telah mewakili segala kemurkaannya. 

Sang woo mendengus mendengar lontaran sang putra, kakinya bergerak bersamaan jansik yang berlari. Syuh,blagh,bugh..

Ara berdiri dan menutup mulut menggunakan kedua tangannya. Matanya bergerak cemas ketika menatap tubuh kimbum dan kyuhyun melayang berkat pukulan kedua pria paruh baya yang menampilkan wajah murka. Luar biasa menakutkan, umur bahkan bukan halangan untuk memberi pelajaran pada sang pewaris utama.

Sedang seungho dan myungsoo justru ikut meringis saat kimbum dan kyuhyun beranjak dalam senyum cemoohan. fofate mengerikan, dan mereka tidak berniat ikut campur memperkeruh keadaan. Jungsoo, minseok dan bohee mengendik tidak perduli, mereka melangkah lalu mengusap kepala ara. Sedikit lucu melihat ekspresi tidak percaya gadis cantik itu. 

"Apa maumu? Jangan iku campur ke dalam masalahku!." 

Kimbum beranjak dan kembali menatap geram sang ayah. Ia mengumpat di dalam hati ketika denyutan menyapa permukaan perut berototnya. Sang woo brengsek ketika memakai ilmu bela dirinya, bahkan pria tua itu dengan sengaja memakai tekhnk diguerja jireuginya hanya untuk membalas rasa. 

Sedang kyuhyun hanya mampu melangkah ringkih mendekati para sahabat. Sudah cukup ia menerima tekhnik pyeon son keut chireugi jansik. Pria tua bangka itu tidak pernah membagi ilmu namun licik ketika memberi pelajaran. 

"Figilia putriku, itu masalahku!."

"Berhentilah sang jo!."

"Berhenti membelanya!." jung soo mendengus mendengar alunan makian bohee tepat di telinga kanannya. Wanita itu luar biasa menyebalkan ketika mengamuk. 

Jung soo berdiri, menarik bohee dan minseok menjauh setelah meminta ara kembali duduk menjaga soeun. Ia mencoba membawa pergi para wanita tua yang akan terus memperkeruh keadaan. Kimbum tampan dalam balutan kemejanya, meski darah bercorak pada dada dan bagian perutnya, tapi tidak dengan wajahnya, jungsoo yakin akan segera terjadi pertumpahan darah jika ia tidak segera bertindak.

"Kalian tolol! Bagaimana bisa figilia terluka di depan kedua mata kalian?"

Dorr

Prang

Suzy berteriak ketika jansik menembakkan selongsong peluru hingga memecahkan kaca pembatas ruangan. Jungsoo bahkan ikut menghentikan langkah di sisi tubuh namgil yang tersenyum lucu. Cuaca beku, tetapi hawa begitu mengerikan. Para sahabat selalu kolot dan berlebihan ketika putrinya terluka.

Ia beranjak, mendekati kimbum dan segera mengusap bahu kekar itu dengan lembut. "Apa soeun tertembak nak?" tanyanya lembut. Meredakan amarah kimbum adalah hal yang terbaik, sebelum pria tampan itu memberang dan tidak terkendali.

"Tidak abeonim, aku... gerakanku yang melukainya." lirih kimbum. Alunan lembut namgil membuatnya menyesal dan tersakiti. Tubuhnya begerak menubruk terlalu kuat sehingga membuat tubuh soeun terpental bersamanya dan membentur retakan runcing marmer yang tidak terlihat  di susut dinding.

"Mati saja kau! Kau tidak boleh menahan figilia lebih lama bersamamu!" 

Namgil mengumpat di dalam hati, pria itu dengan cepat beranjak lalu memandang geram sang woo yang berdiri dengan telunjuk tangan mengacung menyerang murka si pemimpin tertinggi white mafia. "Kau akan memancingnya. Dia tidak stabil." gumam namgil lirih, namun sang jo tidak perduli. Pria itu meludah melecehkan dengusan kasar deru nafas sang putra.

Emosi telah sampai di ubun-ubunnya, keteledoran yang terjadi tidak dapat ditolelirnya kembali. Kimbum telah lalai, dan itu kesalahan besar dalam hidupnya. Meski ketidaksadaran telah menjadi hukuman menyakitkan bagi putranya itu, namun baginya kimbum tetaplah harus mendapatkan hukuman yang lebih menyakitkan, yaitu menjauhkan soeun sejauh mungkin darinya.

"Kau tidak berhak memerintahku, karena soeun akan selalu bersamaku!." kalimat itu penuh nada kesinisan. Semakin memancing kemarahan di bola mata sang woo dan jansik yang berdiri. Kimbum jelas egois, dan mereka benci mengakui kepemimpinan mutlak sang pria berwajah dewa itu.

"Kau pikir aku perduli? Bawa figiia!." jawab sang jo tegas, ia seutuhnya mengabaikan perubahan gerakan lambat sang putra. Dan tepat ketika dua orang pria berwajah eropa beranjak mendekat, seluruh nafas terhenti di jalur tenggorokan. Mereka kompak beku dalam gerakan, bahkan sang woo merasakan aliran darahnya melambat di beberapa bagian. Pria itu merasa lumpuh dalam waktu sepersekian detik saja.

Sedang jungsoo, namgil dan kyuhyun mengumpat kesal pada sang petinggi yang berotak tolol. Kini setelah pria itu murka, jelas mati adalah pilihan mereka. Memalukan! Perang di dalam kelompok sendiri sungguh sangat menyakitkan. Seandainya secangkir air berada dalam genggaman, jungsoo akan memilih berlari lalu menyiramkan air pada wajah soeun, memaksa putrinya untuk bangun dan menghentikan penderitaan yang akan segera terjadi.

"She's mine!."

Alunan itu begitu lirih, hingga membuat seluruh bulu meremang merasakan ketakutan. Pria itu tersenyum, begitu sinis dengan tarikan di sudut kiri ujung bibirnya.

Membuat ara bergetar menatapnya, kimbum hanya diam di tempat, namun rahangnya begitu tegang dengan gerakan leher  yang memiringkan kepalanya seperti seorang psikopat mengerikan diluaran sana. 

******©©©©******

"Kau melukainya?" seorang pria memeluk erat gadis yang berdiri diam di ujung banguan tertinggi. Wajahnya datar, namun nada suaranya menggambarkan kemarahan. Gadis itu hanya tersenyum, abai dalam dekapan. Malam cukup larut, dan dirinya tidak pernah menakuti apapun, meski pria ini akan membunuhnya.

Ini kepulangannya, dan kejadian yang baru terjadi hanyalah sebuah kesalahan.

"Hanya sapaan rasa rindu." jawabnya tak acuh. Bibirnya kembali tersenyum ketika pria itu melumat bibirnya dengan kasar.

"Kau membuatku murka sayang."

"Hanya tembakan meleset, kau tau kimbum begitu melindunginya."

Pria itu tersenyum kecut, lalu kembali menghujani leher putih sang gadis dengan kecupan-kecupan lembut. membuat bibir tipis mendesah dan mengembangkan senyum pesona. Ini gedung tua tanpa menghuni, mereka berada di lantai teratas dan akan bercinta panas, karena tidak ada yang akan mengusik.

"Pria itu membuatku semakin muak."

"Aku hanya mengeker, memberi sapaan jauh. Geun young terlalu tolol dalam menyerang." gadi itu kembali mendesah, kepalanya memiring memberi jalan bagi bibir kasar sang pria menjelajahi leher mulusnya.

"Dia pencumburu yang buruk." jawab pria itu. Tubuhnya bergerak, mengangkat tubuh semampai ke dalam gendongan. memaksa sepasang kaki indah melingkar di atas perut berototnya. Begitu erotis, temaram membuat keduanya bergairah dalam kebekuan malam.

"Kau benar. Dia tidak layak bersama kimbum."

"Menurutmu kau yang layak?."

"Tentu, aku liar di atas ranjang."

Tawa menebar, konyol! wanita itu jujur dalam berucap, dan semua itu benar. Ia bahkan sangat menikmati kekencangan di bawah sana yang selalu memanjakan kejantanannya. 

"Aku mengakui itu, namun soeun lebih indah dibanding apapun." pujinya. Soeun berbeda, bahkan hanya dengan hembusan nafas gadis mungil itu, adiknya telah berdiri dengan tegapnya.

"Kimbum lebih dulu mencicipinya."

"Itu bukan masalah, aku bahkan akan mencicipi kehangatan tubuhnya seumur hidupku."

"Buktikan." tangtang sang gadis. Ia melumat bibir pria itu lebih kasar dari sebelumnya. Hati itu panas, meski benar soeun begitu menggoda, ia tetap tidak menyukai kenyataan bahwa dirinya telah terlampaui.

"Kau akan melihatnya." untaian penutup dan wanita itu mengerang ketika sesuatu yang keras menyapa kesensitifan tubuhnya. Malam begitu dingin, namun tubuhnya merasakan panas yang menggelora. Pria itu luar biasa, namun dirinya menginginkan kimbum lebih dari apapun. 9 tahun, dan ia siap merebut segalanya.

*******©©©©*******

yuri mengernyit menatap seohyun yang terbaring bisu di dalam kamarnya. Gadis itu baru tiba, dengan wajah pucat dan tubuh lemas. 

"Apa yang kau lakukan?." tanyanya. Kamar itu begitu luas, namun entah mengapa sang pemimpin meminta dirinya menerima gadis itu tinggal bersama di dalam kamarnya. Bahkan udara menjadi menyesak ketika hati tidak menerims keadaan. Gadis itu congkak, dan yuri membenci semua yang pada pada diri seohyun.

"Menanti hukuman." jawab seohyun. Ia tidak membuka mataya, tetap diam dalam pejaman. Sejujurnya ia muak berada di dekat yuri, namun ia hanya akan mati bila berani membantah. Perbuatannya membuat ia mendapat luka 20 cambukan di bagian punggung dan pemindahan kamar. Sungguh jika saja bisa ia ingin memukul kepala pria itu yang selalu seenaknya dalam menghukum.

"Kenapa kau masih bertahan?."

"Tidak ada alasan untuk menjawabmu."

Yuri mendengus, seohyun selalu menyebalkan ketika menjawab. Ia tidak pernah menykai gadis itu, tidak perduli seohyun menggilai kyuhyun, baginya gadis itu tolol kembali pada sarang penyamun. Bahkan seohyun hanya diam dalam hukuman, bagaikan telah terbiasa pada kekerasan.

"Adakah cara keluar dari kelompok ini? Kau tahu, aku sedkit menyesal." ia bersuara, kaki yang berdiri mulai mendekati ranjang lalu membaringkan tubuh.

"Mati! itu cara satu-satunya."

"Menyedihkan!." gumam yuri. Ia turut memejamkan matanya, menarik udara sebanyak mungkin melalui lubang hidung, laly mengeluarkannya secara perlahan.

"Itulah black mafia. Kau menyukai kimbum?."

Yuri mengangguk tanpa membuka mata atau merubah posisinya. Ia tetap diam terlentang di atas kasur sembari menarik nafasnya teratur. Tidak ada alasan menutupi. Seohyun jelas tahu itulah alasan bergabung bersama para iblis. Hanya untuk merebut kimbum dari soeun dan membalaskan demdamnya pada ara.

"Sejak kapan?." tanya seohyun. Matanya terbuka dan ia memiringkan tubuh menghadap yuri. Ada rasa iba ketika ia menyadari yuri tidaklah sepenuhnya gadis jahat, gadis itu hanya salah memilih jalan.

"2 tahun yang lalu."

"Tidak tahu dia telah menikah?."
Lagi yuri menggeleng. Bibirnya tersenyum masam ketika mengingat kata menikah yang diucapkan bibir seohyun. Yah, dia tidak pernah mengetahui kimbum telah menikah. Pria itu dingin, namun mampu menarik seluruh rasa dihatinya.

"Dia mencintai soeun lebih dari apapun. Jangan mengharapkannya lebih jauh, banyak yang menginginkan pria itu, termasuk geun young."

"Mwooo??????"

Dan kali ini tubuh yuri terlonjak duduk. Ia membelalak menatap tak percaya seohyun yang turut duduk secara perlahan. Kaki yang terluka membuatnya sulit dalam bergerak lincah.

"Kau hanya akan mati bila mencoba meraih." jawab seohyun. Perlahan punggungnya mendekat pada dasbor ranjang, namun matanya terus menatap yuri yang telah menunduk.

"Kenapa kau memperingatiku."

"Karena aku ingin kau segera menjauh. Akan segera terjadi penyerangan."

Gadis itu mengangkat kepalanya tidak mengerti. "Maksudmu?." tanyanya. Otaknya telah menumpul karena kenyataan yang diungkapkan.

"Kimbum akan segera mencariku. Pria itu akan membunuhku." seohyun bicara sambil tersenyum. Ia sejujurnya takut pada kimbum. Pria itu mengerikan dalam amukan dan seohyun bersumpah, ia tidak pernah bermaksud melukai soeun, karena gadis itulah yang menyongsong pelurunya.

"Moldo andwe! kimbum bukan pembunuh." teriak yuri. Hatinya tidak terima seohyun mengatakan pria tampan itu adalah seorang pembunuh. Sekalipun kimbum dingim, menurutnya kimbum adalah pria berhati malaikat.

Seohyun menggeleng, terlalu tololemdengar jawabn yuri. Ia bahkan cukup lama bergaul bersama kimbum, soeun dan kyuhyun. "Kau tidak mengetahui apapun. Kim so eun adalah hidupnya, ia bahkan telah menghabisi 20 anggota black mafia beberapa hari yang lalu."

Masih sangat diingatnya ketika samg pemimpin memanggil. Pria itu mengatakan kimbum telah membantai para bawahan hanya dalam satu kali serang, karenanperbuatan bodohnya.

"Dia akan segera mencarimu. Kau buruk dalam menyusup." lanjut seohyun. Sedikit senyum mengembang tatkala yiri begr muata dihadaannya. Ia tidak berdusta untuk menakuti yuri, kimbum bahkan telah mengancam sang halmeoni untuk mendapatkan dirinya. Pria itu tidak akan berhenti sebelum menghabisinya.

*********©©©©*********

Soeun meringis ketika mencoba membuka katup matanya. Kepala yang berdenyut membuatnya kesulitan dalam mengeluarkan suara atau bahkan bergerak. Suara tenang, dan ia kembali membuka matanya secara perlahan, namun gadis itu kembali meringis bisu ketika cahaya bohlam menyerang kedua bola matanya dan menampilkan bayangan mengerikan. 

Sial! sejak kapan suasana berubah menjadi mengerikan? Ia tertidur dan dunia dalam keadaan membahayakan. Soeun mengumpat, entah orang tolol macam apa yang telah memancing kemurkaan suami tampannya. Tidak ada lontaran, dan jelas itu karena benda yang mengacung menghancurkan keberanian.

Desert Eagle telah sepenuhnya menatap angkuh para tetua tolol yang sudah pasti adalah perusak utama. Meski kimbum masih diam,  soeun tahu suaminya telah sempurna menjadi prionsa deamhain. Pria paling mengerikan di dunia kemafiaan, dan terkutuklah para tetua yang kolot yang telah kekanakan dalam bersikap.

Soeun tidak perlu bertanya, karena ia yakin dengan apa yang otaknya pikirkan. Ia memaling perlahan, menatap tajam ara yang mendengus lega menyadari kesadarannya. Tetap tidak beranjak, hanya menarik nafas lalu mengangguk lirih saat ara mengangguk dalam kedipan mata. Beruntung kimbum berdiri menutupi bagian kepalanya, hingga tidak ada yang dapat menyadari kesadarannya kecuali ara.

"Jhagi, turunkan senjatamu." 

Pria itu tercekat mendengar alunan lembut gadis yang dicemaskannya. Deru nafas jelas berhembus kasar mengabaikan detakan jantung yang bergemuruh. Dan soeun mendengus menyadari ketololan, kimbum jelas dalam keadaan tidak sadar. Pria itu bahkan  bisa melepas tembakan jika dirinya tidak segera bertindak, dan semua akan berubah menjadi lautan darah.

Gadis itu beranjak perlahan dengan bantuan ara, mengabaikan tatapan kaget seluruh sahabat dan keluarganya. Menyadarkan kimbum jauh lebih penting dibanding merespon cahaya kebahagiaan dan kelegaan yang terpancar di wajah mereka semua. Ratusan bodyguard bahkan hanya bisa diam dalam bungkaman sembari memandang takut kimbum yang memberang.

"Kim sang bum Íochtaigh d'airm!." ulang soeun dengan lebih tajam. Ia berdiri dan menatap tajam manik mata pria dihadapannya. Kimbum akan tuli dan tidak perduli di bawah alam sadarnya. Satu hal, pria itu tidak mengenali apapun ketika berada dalam wujud kepemimpinannya. Cerita di masa lalu telah membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang mengerikan.

Kimbum menatap geram sosok dihadapannya, namun perlahan menurunkan senjata dari arah pandangan. Dengan masih menampilkan wajah iblisnya, ia meraih tubuh soeun lalu memeluknya dengan erat. Tidak, ia mengenali tubuh mungil itu, jantungnya berdenyut dan ia hampir berteriak ketika soeun dengan bodohnya menempelkan kepalanya tepat di ujung muncung pistol, dan demi apapun kimbum siap mati jika saja jemarinya menarik pelatuk tanpa disadarinya.

"Kau ingin membunuhku? Aku akan menghukummu!."

Soeun tersenyum. Biar saja kimbum memberang, karena pria itu hanya sedang ketakutan. "Jangan bersikap seperti itu bum-ah, aku tidak menyukainya." bisik soeun. Tangannya memeluk erat, membalas dekapan kimbum dan merasakan kehangatan sang suami. Bukan tanpa persiapan ia bertindak, karena jelas ia meyakini kimbum hanya akan dapat sadar jika dirinya berbuat di luar akal sehat. Tahukan jka ia telat bergerak sang woo akan mati? Kimbum, jemarinya telah bergerak lemah ketika dirinya beranjak, dan soeun bersyukur pria itu sadar dengan begitu cepatnya ketika menyadari posisi kepalanya.

Kimbum mengangguk, mengecup lembut pucuk kepala sang istri, lalu menuntunnya perlahan lalu tanpa banyak melantunkan kalimat. Hatinya kacau dan ia hanya ingin membawa figilia pergi menjsuh dari semua pengusik.

To be continue....

***************

  Prionsa deamhain : Pangeran iblis 

Hai, jumpa lagi dengan author :)

Mau kasih info..

Di part berikutnya dan seterusnya, aku hanya akan mempublis short story.

Kenapa pendek? Agar reader tidak menunggu lama karya ini di perbaharui :)

Bukan hanya karya ini, Conqeror Chocolate juga akan mengalami hal yang sama, jadi author akan mengusahakan update cerita lebih cepat dari biasanya :)

Terimakasih :)

*Jangan lupa tinggalin jejak :)*


14 comments:

  1. Wah,, keren chingu ada bhs.Irlandia juga, bisa sekalian belajar dikit-dikit... Ini mah lebih tegang drpada kimbum mukulin kyuhyun, masa bodongin pistol ma ayah sendiri, mafia bener" mengerikan.... Itu siapa lagi cast baru'y, yg cewek pengen dapetin kimbum, yg cowok pengen dapetin soeun... Nyari kuburan sendiri tuch black mafia, dibantai kimbum baru tau rasa tuch... Ditunggu next part'y, ttp semangat...

    ReplyDelete
  2. Ech salah,, maksudnya nodongin pistol.. Napa jadi salh nulus jadi "bodongin"..kkkk

    ReplyDelete
  3. Wah ternyata ini blog penulis CC di wattpad pantes ceritanya keren (saya suka saya suka)hehe mantap👍terus berkaya kak ^^

    ReplyDelete
  4. kekeke gomawo.... reader wattys nyampe juga kesini :)

    ReplyDelete
  5. eonnie kapan part 11 nya dipublikasikan...huft

    ReplyDelete
  6. Wahh keren bgt sumpah, di tunggu yah part 11 nya ❤️
    Tapi kok ada yg di kunci? Smgat

    ReplyDelete
  7. Aku udah baca dari part 1 sampe 10 bner" keren ff nya baru kli ini aku bca ff smpe serius krna cerita ff nya menegangkan dan misterius+romantis bnget oppa kim bum sama soeun onnie nya pkonya the best deh ceritanya,tp part 4 nya di sandi jdi ngga bisa bca 😢? Di tunggu ya part selanjutnya 😘😘 salam kenal 😗

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal juga....
      trimakasih jejaknya :) untuk part 4 memang di lock, karena mengandung NC di dalamnya. :) boleh berkunjung ke work wattys ku juga, Leesire sudah sedikit di revisi di sana.

      Delete
  8. Udah baca part 1-10 keren.
    ditunggu part selanjutnya

    ReplyDelete
  9. Udah baca part 1-10 keren.
    ditunggu part selanjutnya

    ReplyDelete