Search This Blog

Friday, March 2, 2018

Conqeror Chocolate (Prolog)


 




Prolog



Author      : Princess Chan
Main cast : -Kim sang bum
                   -Kim so eun.
Genre      : Marriage, Sad, Nc 21+
Disclaimer : Semua cerita,karakter,setting,alur,dll adlah milik dari masing-masing author. Untuk tokoh utama dan artis pendukung,itu semua bukan milik author,melainkan milik orang tua,keluarga,dan masing-masing agensi para artis. Author hanya memakai nama mereka untuk keperluan cerita.


Note : Cerita ini adalah fanfiction,yakni cerita fiksi yang ditulis berdasarkan kisah,karakter,setting dan lain-lain dengan sebuah karangan atau imajinasi penulis cerita. Fanfiction ini bkan dimaksudkan untuk merusak karakter asli tokoh yang digunakan tetapi justru karena kecintaan terhadap tokoh tersebut maka dibuatlah cerita ini. Dan juga cerita ini dilarang keras di copy paste atau ditiru tanpa meminta izin dari pembuat cerita. Please don’t be plagiarism.!






Happy Reading...



Bumi ini bulat. Sempurna dengan segala isinya.
Sama halnya dengan hati.
Sempurna dengan segala cintanya.
By : PrincessChan
****©©©*****

Keceriaan sosoknya menghadirkan kebahagiaan bagi semua orang. Mungkin bagi sebagian orang, memiliki putri secantik parasnya adalah sebuah anugerah tak terkatakan. Namun tidak bagi ayah, ibu dan neneknya. Seonggok sampah. Itu lah yang kerap diupcapkan untuk menjawab setiap pertanyaannya.
Banyak hal terjadi merenggut segala kebahagiaannya. Tangis adalah cerita dominan dari segala perjalan hidupnya.  Ia tersenyum, meski hati itu selalu menangis. Ia tertawa, meski hati itu terluka. Berusaha tak menunjukkan dunia segala kerapuhannya.
Kim so eun, itu nama yang diterimanya. Lahir 24 tahun yang lalu di bumi terindah. Berparas cantik, namun bertubuh mungil. Tumbuh mandiri dari bantuan kasih sayang sang kakak perempuan. Menyelesaikan study dalam waktu singkat dan berhasil menjadi seorang model ternama di negara sakura tempatnya berpijak. Ceria dan manja menjadi dominasi sifat sosok soeun. Bukan tanpa alasan, namun jutaan alasan yang menjadikan sifat itu melekat pada dirinya. Alasan yang tak mampu dijelaskan secara satu persatu. Yang jelas akan sangat panjang dan melelahkan untuk menjelaskannya.
***©©©***
Soeun berdiri menatap langit. Tiga jam yang lau ia baru tiba di korea, tepatnya soeul, tempat kelahirannya 24 tahun yang lalu. Ini terjadi karena sesuatu hal. Tepatnya setelah sepasang paruh baya datang mengunjungi rumahnya. Membawa kabar luar biasa menggemparkan batin, hingga membuatnya ingin pingsan saat itu juga. Meski sayang semua tidak dapat terwujud.
Sepasang suami istri yang adalah Kim sang wo dan yoon sahee. Pengusaha terkaya dikorea selatan dari Goldshion Company. Tapi itu tidak penting! Yang terpenting adalah berita yang dibawa mereka.
PERJODOHAN !!!
Omona..
Sangat jelas soeun mendengar bahwa kedua paruh baya itu meminta jawaban dari perjodohan yang dicetuskan mendiang kakeknya dan kakek sang calon prianya. Sumpah demi apapun soeun merasa ingin menenggelamkan diri kedalam tubuh seekor paus. Mimpi buruk macam apa ini ???
Lebih buruk lagi, kedua orang tuanya dan sang nenek menerima perjodohan itu dengan santai tanpa bertanya apapun padanya. Itu bahkan tak pernah terjadi ! Bahkan mereka juga  mengacuhkan penolakkan besar-besaran yang dilakukan kakaknya cantiknya, jhin ae.
****©©©***
Dan di sinilah ia sekarang. Dalam sebuah kamar mewah bercat pink kesukaannya. Tak ada hak untuk menolak atau membantah keputusan orang tuanya. Ia dituntut untuk patuh pada segala keputusan sang halmeoni. Hidupnya bukan hidup bagai dalam sebuah dongeng masa lalu. Ia hidup dalam masa kejayaan, tanpa kasih sayang orang tua. Bukan kesalahan, menurutnya ia pantas mendapatkannya. Semua berawal dari kebodohannya dan bertanggung jawab itu yang tengah dilakukannya. Menerima perjodohan!
Soeun memandang langit yang terlukis di depan matanya. Balkon luas yang tersedia memberinya keleluasan dalam menatap kesempurnaan sang ilahi. Beberapa jam yang lalu ia sudah bertatap muka dengan sang calon suami. Pewaris utama Goldshion. Pria yang berwajah luar biasa tampan, dengan hidung mancung dan rahang yang tegas membuat pria itu begitu mempesona. Bahkan soeun mengakui ia sudah jatuh cinta sejak detik pertama memandang manik elang calon suaminya itu. Tapi sumpah demi tuhan soeun mengutuk tingkah dingin pria bernama lengkap Kim sang bum itu.
Pria itu tak banyak bicara hanya menerima setiap ucapan yang dilontarkan sang ibu dengan sorot mata mencekik leher. Penolakan hanya diutarakannya ketika sang ibu memutuskan pernikahan akan segera digelar satu minggu kedepan. Namun malangnya sahee tidak menerima penolakan. Wanita tua yang masih tetap terlihat cantik itu hanya terus mengoceh meminta keduanya untuk saling mengenal dan memahami. Masalah cinta, menurutnya akan tumbuh dengan alami dan sendirinya . Tapi semoga saja! 
Soeun menghela nafas. Ini bukanlah cobaan pertama dalam hidupnya. Hanya saja ini berbeda dari yang biasa dihadapinya.
Menaklukkan seorang pria?
Inilah yang harus di lakukannya. Dan apapun yang terjadi yang harus soeun lakukan adalah terus melangkah tanpa boleh ragu. Ia harus mampu mendapatkan cinta dari cinta pertamanya.
"Fighting.." bisiknya lirih.

***©©©©***



 Angin malam berhembus menerbangkan helaian rambutnya. Menyapa segala kegusarannya. Jemarinya bergerak mengusap kasar wajah dan rambut basahnya. Apa tuhan sedang mengutuk nya ? Atau menghukum hatinya? Ia bukan pria pengecut cinta. Hanya hati itu masih milik seseorang yang berada jauh darinya. 

Kisah itu terlalu indah untuk dilupakan, meski hati itu terluka begitu dalam. Kimbum masih sangt berharap kisah itu mampu kembali seperti sedia kala. Namun kini, saat sahee telah memutuskan, tak ada lagi yang mampu dilakukannya. Sosok lembut itu begitu berarti bagi kimbum. Sedingin apapun sifatnya, ibu tetaplah seorang ibu baginya. Dan segala keinginan sahee adalah kewajiban bagi kimbum. 

Kimbum menghela frustasi,  soeun sosok yang cantik dimatanya. Ia sama sekali tak memungkiri telah terpesona pada kecantikan gadis mungil itu. Namun hati tetap lah hati, akan beku selama masih memiliki sebuah kisah cinta.


No comments:

Post a Comment