Search This Blog
Thursday, February 8, 2018
Teaser
Sekedar penantian, ia tahu tidak hanya menunggu yang dapat dilakukan. ketika kakinya melangkah. Di sana, di sudut jalan tak terlihat, pria ini tahu seseorang menantinya. Meski dalam balutan yang tak terlihat, ia masih terus berjalan, hingga ketika nafas tercekat menampilkan kegetiran yang menyakitkan, ia membungkam bibirnya rapat.
"Maafkan aku." _Kimbum
Wednesday, February 7, 2018
Agapi (Disaster Game 6)

Afrokremma lebih berwarna. Mendadak ramai setelah kedatangan seorang pria tampan, tepatnya hanya pada kelas auxit. Sorakan gembira menguap memenuhi setiap sudut ruangan. Sama seperti saat mereka menyambut kedatangan prince omorfos. Ini awal baru setelah liburan mereka berakhir. Wajah-wajah sebal yang mereka bawa telah berubah menjadi binar bahagia.
Tapi tunggu, karena itu hanya berdampak pada para siswi pengagum pria tampan. Tidak sama sekali berpengaruh pada para idola afrokremma. Dalam balutan seragam, mereka tampak seperti anggota boy dan girls band. Namun wajah sebal sedikit merusak pancaran pesona mereka. Lihat saja kibum dan jongsuk, bibir mereka terus saja berdecak kesal karena pemandangan panas afrokremma. Ini berbahaya, akan ada ajang pembunuhan yang akan dilakukan dewa tampan afrokremma itu pada sang siswa baru itu.
"Kurasa para raja itu sedang menghidupkan sumbu peperangan. " ucap kibum sambil mendekap kedua tangan didepan dadanya. Sorot matanya di arahkan pada pria didepan kelas, yang tengah terkerubung para gadis.
Ini masih pagi dan segar,tapi tingkah para gadis itu sungguh membuat panas dan sebal. Bukan iri, hanya muak. Bencana akan segera tarjadi saat kimbum tiba. Pria luar biasa tampan itu mungkin saja akan meledakkan bom di atas kepala mereka.
"Aku setuju ucapan mu " timpal jongsuk. Ia berdecak saat para gadis sibuk mencubiti pipi tirus sang siswa. Baginya pesona pria itu tidak lah melebihi pesonanya. Ia hanya benci mengakui akan terjadinya pembantaian.
"Apa lebih baik kita berlibur kembali? Setidaknya hingga suasana kembali stabil. " ucap yoona. Ia lebih memilih kabur dibanding terlibat pembantaian amukan kimbum.
"Ne. Selama pria itu ditempat ini aku percaya peperangan akan terus terjadi." timpal shinhye
"Tutup mulut kalian mereka datang." bisik kibum
Trak trak trak trak
Bantingan keras meja dan kursi yang tertata, ampuh membungkam suara ribut yang diciptakan para siswi auxit. Sosok dewa tampan itu begitu cepat menarik perhatian mereka. Astaga, bahkan tanpa tersenyum hati mereka telah meleleh seutuhnya. Seragam kuning putih ditubuh kimbum benar-benar membuat ketampanannya semakin mempesona.
Soeun sedikit berdecih mendapati tatapan bodoh para temannya. Ini bahkan masih pagi dan kelas sungguh bagaikan sebuah pasar.
Ia sedikit berbeda hari ini. Rambutnya terkuncir, dengan polesan bedak natural. Nampak seperti seorang anak smp, dan rok mininya sedikit lebih panjang dibanding biasanya. Ntahlah yang jelas membuat para pengagum nya sedikit kecewa tak bisa melihat kecantikan dan keseksiannya.
"Sepertinya afrokremma sedang panas. " ucap soeun sambil mendekati kursinya yang telah tertata rapi. Ia tidak menyadari seorang pria tersenyum cerah menatap kecantikan alaminya.
"Sepertinya begitu. " jawab yoona. Ia tak ingin terlalu banyak bicara, karena ia yakin akan segera terjadi badai peperangan.
"Soeun "
"Sial." umpat lirih yoona, shinhye, kibum dan jongsuk kompak. Haruskah saat matahari baru bersinar mereka mengalami kesialan. Harapan akan dadanya kedamaian seolah hanya mimpi dimalam hari saja.
Berbeda dengan soeun. Ia justru terbelalak cantik menatap seseorang yang melangkah mendekatinya. Melupakan sang kekasih yang kini telah mengepalkan sebelah tangannya.
"Astaga jaerim kau disini ?" jeritnya senang. Ia bahkan melebarkan senyum pesonanya. Seolah sedang menyambut pangeran berkuda putihnya. Meski sebenarnya pangerannya kini tengah berubah menjadi sosok iblis mengerikan.
"Sial. Kenapa alien planet diizinkan kemari ?" umpat kimbum lirih. Matanya menatap tajam jaerim yang kini berdiri manis dihadapan kekasih cantiknya. Jika saja ia mempunyai kekuatan laser mata, dapat dipastikan kini jaerim telah berubah menjadi sosok cairan asam.
"Bahasa mu terlalu kejam bung." timpal kibum lebih dari lirih. Hanya sebuh bisikan mencemooh. Sayang ia harus menerima getahnya, tatapan membunuh kimbum. Karena pria tampan itu dengan jelas mendengar lirihan bodohnya. Kibum segera tersenyum manis sebelum kimbum memberikan kursi keatas kepalanya.
"Kau tak lihat seragam ku ?" tanya jaerim. Ia tersenyum menyadari tatapan kejam kimbum yang mengarah padanya.
"Astaga, kau akan bersekolah disini?." lagi soeun menjerit tertahan. Ia begitu bahagia mengetahui jaerim akan berada didekatnya.
Kimbum mendengus melihat tingkah soeun. Lihatlah gadis itu, ia benar-benar melupakan kekasih pencemburunya. Oh, kimbum ingin sekali menariknya keruang kosong dilantai teratas dan segera mencium bibir cerewetnya itu.
"Tentu. Aku ingin menjaga calon istriku." jawab jaerim.
"Siapa? Aku mengenalnya?" Tanya soeun antusias. Semangatnya begitu membara, membuat yoona mungumpat batin kesal. Bisa-bisanya soeun bicara dengan santai tanpa berfikir cerdas. Bahkan seluruh murid auxit telah memilih membaca buku, berpura-pura bodoh dengan yang sedang terjadi.
Ck. Siapa yang menginginkan terkena kutuk mengerikan dewa ketampanan, kim sang bum ??
"Tentu saja dirimu " jawab jaerim santai.
Detik berikutnya, jaerim membungkam mulutnya rapat. Seluruh penghuni auxit bahkan kompak menahan nafas melihat adegan mencekam yang tersaji. Luar biasa bagi mereka, udara yang dingin terasa panas dikulit. Bahkan yoona dan shinhye segera beranjak mendekati dan berdiri dibelakang punggung kibum dan jongsuk yang terdiam bodoh.
"Bisakah kau menjaga mulutmu?" geram kimbum.
Jaerim meneguk ludahnya dengan susah. Lantunan geraman bernada dingin itu meremangkan bulu romanya. Astaga, kimbum sungguh terlihat mengerikan dimatanya. Sorot mata elang kimbum seperti benar-benar mampu mencekik lehernya.
"Hey bung tenang, aku tidak mencari masalah denganmu." jawab jaerim. Ia mencoba tenang dan tak terlihat takut. Meski sebenarnya detakan jantungnya telah menggila. Terlebih cengkraman kimbum pada kerah seragamnya membuat ia sedikit sulit bernafas.
"Ku peringatkan, jangan mendekati gadis ku. Atau aku akan menghabisi mu." ancam kimbum. Ia bersumpah demi apapun, jika saja ia tak mengingat hubungannya baru kembali. Mungkin ia sudah menghabisi jaerim dihadapan soeun.
"Kimbum tenanglah. Jaerim hanya bercanda." ucap soeun. Ia beranjak memisahkan kimbum dari jaerim. Sungguh kesadarannya baru saja kembali setelah sempat tercekat, ketika kimbum dengan cepat berdiri dan menarik keras kerah baju jaerim.
"Ah, jaerim dia kekasihku, Kim sang bum. " lanjut soeun. Ia menatap jaerim namun dengan kedua lengannya memeluk lengan kanan kimbum. Kimbum akan semakin mengamuk bila tidak ditenangkan.
"Oeh benarkah ? Aku kecewa, kukira kau masih sendiri setelah pengkhianatan mantanmu terdahulu." jawab jaerim. Ia tersenyum miris, seolah-olah benar apa yang dikatakannya. Cih pemain handal.
"Ku harap kau tak mengungkit itu kembali." ucap soeun cepat. Ada nada kekesalan tersemat dalam kalimatnya. Soeun menggenggam erat jemari kimbum yang telah terkepal. Sumpah demi apapun ia mengutuk jaerim dan bibir embernya. Tidakkah pria itu mengerti situasi ? Ayolah, si penghianat bahkan berdiri marah di sisinya.
"Kurasa jaerim memang berniat memancing amarah iblis tampan afrokremma." ucap yoona sebal.
"Aku merasa ingin memukul kepalanya." timpal kibum. Arah matanya tetap pada ketiga sosok dihadapannya.
"Tidak tahukan sibodoh itu kita yang akan menjadi pelampiasan kemarahan kimbum ?" gerutu jongsuk. Ia bergidik mendengar ucapannya sendiri. Selai darah mungkin cocok menjadi lukisan tubuhya. Sedang shinhye menahan laju tawanya karena ucapan bodoh sang kekasih. Memang benar kimbum pasti akan menjadikan mereka pelampiasan kekesalannya.
"Maaf jika itu kembali melukaimu" ucap jaerim. Sedikit kaget mendengar ucapan soeun bernada kesal. Gadis mungil itu belum pernah sekalipun bersifat kasar.
"Tak apa, kembalilah ke kursimu." jawab soeun.
Tanpa menunggu waktu lebih lama jaerim segera melangkah mendekat pada mejanya. Ia tersenyum, semua yang didengarnya benar. Kimbum, pria itu posesif dan mengerikan.
"Ehm. Dimana baby naochan ?" yoona mencoba membuka suara, mencairkan suasana yang tetap menegangkan. Ia melangkah kembali pada kursinya dengan lantunan doa yang menyeruak dalam hatinya. Berharap kemarahan kimbum dapat segera mereda.
"Mom ingin bermain bersamanya. " jawab soeun. Ia sedikit melirik saat kimbum melepas lembut pelukannya dan duduk dikursinya dengan raut wajahnya yang datar
"Apa kau baik-baik saja ? " goda jongsuk. Membuat kibum berdecak melihat keidiotan sahabatnya itu. Harus kah bertanya hal yang sudah pasti ?
"Diamlah lee jongsuk!. Atau aku akan melemparkan bom ke kepalamu !." jawab kimbum dingin. Matanya terfocus pada jaerim yang terduduk didepan sana tanpa bicara
"Kau kejam sekali." gerutu jongsuk.
"Apa kekasih ku tengah cemburu?" goda soeun sambil mendudukkan tubuhnya diatas pangkuan kimbum. Mengalungkan kedua tangannya pada leher sang kekasih agar tak terjatuh. Tingkah nakalnya sungguh membuat seluruh penghuni auxit terkena serangan jantung dadakan. Mereka kompak melotot dengan mulut ternganga dan tangan tercengkram diatas dada. Menyedihkan !.
"Kau bertanya padaku?" sinis kimbum. ia masih cukup marah mengingat tingkah soeun yang seolah tak menghormati kehadirannya. Jelas gadis itu tahu pasti dirinya tak menyukai ada pria yang mendekati soeun.
"Ck, emosimu buruk. Tidak baik melampiaskan kekesalan pada kekasihmu yang cantik ini." canda soeun. Kerlingan mata nakal dilemparkannya pada kimbum. Mengacuhkan tatapan iri dari pada semua temannya-temannya. Oh mereka terlihat romantis.
"Siapa yang mengatakan dirimu cantik?" tanya kimbum acuh. Berusaha mengabaikan godaan genit sang kekasih. Tapi tidak dengan hatinya. Ia bahkan berusaha keras menahan senyum yang siap kapan saja untuk terlukiskan.
"Kau tak mengakuinya ?" kesal soeun. Ia menatap manik mata kimbum tajam. Ingin melemparkan sebuah kursi, namun tidak tega untuk melakukannya.
"Aku tak pernah merasa mengatakannya " jawab kimbum santai. Biar saja gadis itu kesal. Setidaknya itu bisa membuat soeun merasakan kekesalannya.
"Baiklah coba kutanyakan pada jaerim. Mungkin saja dia pernah mengatakannya." Soeun
"Itu hal bodoh. " Kimbum
"Bagiku tidak. Karena jika memang dia yang mengatakannya aku akan memutuskanmu dan berpaling padanya. " ucap soeun. Ia berdiri dengan cepat. Oh jangan kira ia akan kalah. Otaknya akan cerdas jika untuk membuat kimbum kesal.
"Kau memang gadis menyebalkan. Haruskah aku memperkosamu ditempat ini ?" gerutu kimbum sambil menarik kembali soeun kedalam pangkuannya.
"Jangan. Para pria itu akan menuntut untuk ikut melakukannya " canda soeun
"Sial! Bibirmu ini memang harus kuberi pelajaran" umpat kimbum. Ayolah, sejak kapan gadis mungilnya itu menjadi mesum ? Mengelikan! batin kimbum.
"Mwo, apa yang___ "
Soeun menghentikan laju kalimatnya. Lumatan basah bibir kimbum sungguh mencengkram kekuatan putaran otaknya dan merusak pita suaranya. Ck, ciuman posesif ini terasa begitu menggoda untuk soeun. Ia mengalungkan kembali kedua tangannya, menarik tengkuk kimbum untuk memperdalam ciumannya.
Lupakan para teman-temanya yang kembali ternganga tak percaya. Pagi ini sungguh buruk, jaerin bahkan tersenyum miris pada adegan panas ini. Apa lagi yang harus dilakukannya?. Yang jelas berhenti ! Karena jawaban pasti sudah ditangannya.
"Haruskah mereka berciuman di sembarang tempat ?" tanya yoona sambil memalingkaan wajahnya menatap kibum. Semburat merah muda sudah memenuhi seluruh pipi putihnya. Memancing senyum menggoda bibir kibum terbit.
"Yang jelas aku iri. " jawab kibum. Manik matanya menatap genit yoona.
Sedang yonna berdecih mendengar godaan kibum. Tak terpengaruh ucapan mesum mantan kekasihnya itu. Ayolah. Mereka boleh berbaikan, tapi cinta ? Jangan harapkan itu.
"Kau benar." timpal jongsuk.
Sayang mereka tak menyadari seorang pria tak kalah tampan berdiri dengan nafas berhembus berang. Raut wajah putihnya bahkan berubah memerah bak seorang iblis pencabut nyawa. Ini jam pelajarannya. Bukan pelajaran menjalin kasih !.
"Kim sang bum, Kim so eun ! Hentikan aksi mesum kalian berdua !" teriak jongki keras.
Dunia akan semakin hancur dan ia akan semakin gila. Keberangan menyulut emosinya dan menginginkan menenggelamkan kedua murid menyebalkannya itu ke dasar ayelirn. Oh astaga, ini sekolah bukan hutan tanpa penghuni atau ruang pribadi. Habis sudah akal sehatnya.
Kimbun mendengus mendengar teriakan sang guru. Ia melepas ciuman hangatnya dengan keterpakasaan. Jika saja suatu saat nanti ia menjadi pewaris afrokremma, ia akan membuat si bodoh song jong ki menjadi penjaga toilet.
"Yaaaaaa... Mau kemana kalian ??" teriak jongki berang. Hingga membuat beberapa burung ranger yang hinggap didahan pohon dekat jendela memilih terbang melundingi diri.
Jongki mengumpat kesal ketika kimbum justru beranjak sambil mebawa kekasihnya pergi. Percuma mengejar. Pria tampan itu hanya akan berubah menjadi iblis jika diusik. Bukan tanpa alasan, karena dirinya telah mengetahui hubungan kedua pewaris afrokremma itu telah kembali lagi terjalin, dan kimbum tak akan pernah mengampuni siapapun yang mengusik kebahagiaanya.
****©©©****
Kerajaan alepou terserang kericuahan menggemparkan. Segala macam barang berserakan menyebar di setiap ruangan. Tak ada tangisan, tawa riang menyeruak menghangatkan hati. Hanna tertawa melihat para pelayannya berlarian mengejar langkah lincah naochan si pembuat kekacauan. Baby tampan itu sengaja berlari sambil menjatuhkan segala hiasan kerajaan yang dapat dijangkaunya.
Hanna melangkah, lalu menangkapnya dengan cepat. Menghentikan tawa sang baby, dan ia terkekeh kembali ketika bibir mungil baby itu mengerucut sebal.
"Ah kau aktif sekali." ucap hanna. Ia melangkah membawa naochan menduduki salah satu sofa besarnya.
"Mom." cadel naochan. Mata bulatnya menatap sebal manik mata hanna. Seolah memprotes tindakan wanita tua itu yang telah membuatnya tertinggal ditempat itu.
"Kau merindukan mereka ?" tanya hanna lagi. Karena memang mereka hanya berdua, menikmati hari tanpa kesibukan. Ia memang sengaja meminta putrinya meninggalkan naochan bersamanya, agar jaerim dapat melancarkan permainannya dengan lancar. Kehadiran sikecil tampan itu hanya akan menjadikan permainan mereka gagal total.
Naochan mengangguk sambil mengemut gemas ibu jari mungilnya. Tingkahnya benar-benar membuat hanna kehilangan kata-katanya.
"Astaga kau sangat lucu." jerit hanna. Ia mencium gemas kedua pipi gempal naochan. Astaga. Baby itu sangat menggemaskan. Jika saja naochan adalah putra kandung soeun dan kimbum, ia sungguh akan bahagia luar biasa.
****©©©****
"Jadi kau menyerah bung ?" tanya sang wo. Ia sedikit kecewa mendengar penuturan jaerim.
"Jadi kau menyerah bung ?" tanya sang wo. Ia sedikit kecewa mendengar penuturan jaerim.
Pria itu tiba-tiba saja datang menemuinya dan hyan byul diruangan utamanya. Menyampaikan bahwa dirinya menyerah dan mundur dari permainanya.
"Yah, aku bisa melihatnya. Putramu itu sangat mencintai gadis mungilku." jawab jaerim. Ia tersenyum menanggapi kekecewaan sang wo. Senyum soeun jauh lebih berarti baginya.
"Tapi permainan ini masih panjang." timpal hyan byul. Meski ia turut kecewa, namun ia bisa sedikit mengerti perasaan jaerim. Jaerim adalah keponakan tak sedarahnya, putra angkat dari sepupunya. Dan pria tampan itu sangat menyayangi putri tunggalnya itu. Itu juga alasan hyan byul memilihnya.
"Aku menyerah. Aku tidak berani bertindak lebih dari ini. Sorot mata soeun terlihat ia masih terluka." ucap jaerim.
"Baiklah. Kami tidak bisa memaksamu. Tapi paman mohon jangan bocorkan ini. Karena kami masih akan melanjutkan permainan kami " ucap sang wo. Ia tetap optimis melanjutkan ide gilanya itu. Tak perduli jaerim gagal. Ia masih memiliki satu pemain handal.
"Tentu. " jawab jaerim. Bibirnya tersenyum membuktikan ucapannya. Percuma menolak atau menasehati, kedua raja kolot itu akn tetap keras kepala pada rencana bodohnya.
Jaerim bergidik membayangkan hal buruk apa yang akan terjadi ketika kimbum mengetahui kenyataan ini. Oh, jaerim berharap ia sudah tiba dikampung halamannya ketika kimbum murka nanti.
****©©©****
Siang masih tak cukup cerah. Matahari masih bertahan pada persembunyiannya. Membuat para prince omorfos memilih menikmati waktu dengan berlatih basket. Memancing keriuhan para kaum hawa yang menggilai mereka. Tubuh para prince yang kekar ditambah keringat yang mengalir dari sudut kening, membuat mereka tampak seksi dimata para gadis.
Kimbum dan kibum melebarkan senyum pesona mereka mendengar terikan histeris para gadis. Oh tentu saja, teriakan para gadis bak nyanyian malaikat ditelinga keduanya. Beruntung para gadis mereka tengah sibuk dengan kegiatannya d iujung ruangan. Membicarakan hal-hal yang menyangkut wanita atau bisa disebut juga bergosip. Hingga mereka tak menyadari para pria tampan itu sedang mengeluarkan jurus andalan keplaboyan terkutuknya.
Rasa lelah yang menyerang membuat kimbum, kibum dan jungsok menghentikan permainan. Memilih beristirahat sejenak dipinggir lapangan, tanpa menyadari seorang gadis mendekati mereka perlahan.
"Kimbum."
Sapaan yang mengumbar, refleks membuat ketiganya berpaling menatap sang penyapa. Kimbum terbelalak, menatap tak percaya gadis yang menyapanya. Seorang gadis cantik, tinggi dan seksi.
"Astaga suzy.." ucapnya kaget. Ia segera beranjak lalu memeluk tubuh sang gadis.
Membuat kibum dan jongsuk berdecak. Dewa tampan itu tak pernah berubah. Jika saja soeun melihatnya, ketampanan dewa itu pasti akan musnah dalam sekejap mata.
"Kau keterlaluan. Aku mencarimu sedari tadi." gerutu sang gadis yang jelas bernama suzy itu. Ia melepas kasar pelukan kimbum dan mengerucutkan bibirnya manja.
Tingkahnya menimbulkan kebingungan kibum dan jongsuk. Kedua pria tampan itu kini terlihat begitu bodoh dengan raut wajah konyol mereka.
"Kau tak mengatakan akan kemari. Kapan kau tiba ?" tanya kimbum. Rasa senangnya membuatnya lupa akan kehadiran kedua sahabatnya.
"Pagi ini. Aku mengunjungi apartemen mu, tapi paman mengatakan kau tak berada disana." jawab suzy
"Yah. Aku sedang menjalankan pernikahan percobaan. So, aku hidup bersama istriku." Kimbum
"Benarkah ? Kau membuatku patah hati " Suzy
Kimbum terkekeh mendengar candaan suzy. Sedetik kemudian ia tersadar ketika melihat tatapan tajam kibum yang terlempar padanya. Kedua sahabatnya itu bahkan telah berdiri tegap di hadapannya.
"Kau ini.. Kenalkan ini sahabat ku kibum dan jongsuk" ucap kimbum mengenalkan.
"Hai." sapaa suzy. Ia tersenyum cantik membalas tatapan bingung kibum dan jongsuk.,
"Hai." jawab kibum.
Sedang jongsuk memilih bungkam. Ia dapat merasakan tatapan membunuh sang kekasih tengah terlempar padanya.
"Dia sahabat kecilku. Baek suzy. " jelas kimbum.
"Kau tak pernah mengatakan memiliki sahabat yang cantik." ucap kibum.
Sumpah demi apapun jongsuk ingin melemparkan batang mahoni ke kepala mesum kibum. Astaga, kiamat akan segera tiba, batinnya.
"Siapa yang kau katakan cantik bung ?"
dan,
Sial! Umpat kibum. Sejak kapan gadis itu berdiri di belakang tubuhnya? oh ya tuhan, dengan cepat ia berbalik lalu tersenyum polos pada yoona.
Yoona mendengus dan memilih pergi. Jika beberapa jam yang lalu ia berfikir akan memberi kibum kesempatan, saat ini ia berfikir ingin mengubur pria itu hidup-hidup ditanah seio.
"Yoona tunggu aku. Aish.." gerutu kibum. Kakinya berlari cepat mengejar langkah calon istrinya itu. Ia mengumpat kesal dalam batinnya, menyesali tingkah genitnya sendiri. Jangan sampai pernikahan idamannya itu gagal karena ucapan bodohnya.
Sedang di tempatnya berdiri kimbum menggaruk tengkuknya canggung. Jantungnya berdegub begitu cepat, hingga menimbulkan keringat kembali membasahi keningnya. Ya tuhan, bahkan ia bisa merasakan kemurkaan sang kekasih dibalik punggungnya.
"Aku berfikir untuk memikirkan ulang pernikahan kita." ucap soeun datar. Tubuhnya tetap tak beranjak dari balik punggung kekar kimbum.
Namun Kimbum telah menyumpahkan ratusan umpatan dari hatinya. Pria berbalik dengan cepat dan segera menatap sesal soeun. Oh ia akan mati jika sampai soeun membatalkan pernikahannya
"Sayang, apa yang kau katakan ? Dia baek suzy, sahabat kecilku." jelasnya cepat. Kimbum mengusap lembut pipi soeun, menatap manik almond kesukaanya itu dengan penuh permohonan.
"Sahabat ?? Astaga, menggelikan." cibir soeun. Ia menepis kasar tangan kimbum dari pipinya. Hatinya terlanjur panas melihat pelukan genit kimbum. Sedari tadi ia mencoba bersabar mendengar teriakan menjijikan para fans kekasihnya itu, dan semua harus hancur saat kimbum justru dengan semangatnya memeluk gadis lain dibelakangnya.
"Ayolah ada apa denganmu? Cemburu?" Lupakan keromantisan, tingkah kasar soeun menyulut emosinya. Sahabatnya disana, melihat ia dilecehkan oleh kekasihnya sendiri. Tidak, kimbum tak bisa terima perlakuan soeun.
"Cemburu? Bahkan aku juga bisa melakukan hal yang sama." hardik soeun tanpa ampun. Habis sudah kesabarannya. Kimbum tidak berubah dan semakin menyebalkan.
"Berhenti bersikap kekanakan soeun !" teriak kimbum. Melakukan hal yang sama? yang benar saja ! Kali ini soeun tak termaaafkan, hatinya sudah luar biasa geram mendengar kalimat soeun. Kesialan macam apa ini? Hey, hubungannya bahkan baru kembali beberapa hari yang lalu.
Suzy mengangkat alisnya menatap perkelahian bibir dihadapannya. Astaga, ia tak menyangka actingnya akan berdampak buruk pada sepasang pasang kekasih itu.
Sedang shinhye, jongsuk dan seluruh penghuni yang bertahan diruangan itu hanya dapat mengelus dada miris. Benar bukan? Keromantisan mereka adalah kiamat untuk afrokremma. Nyata!.
"Brengsek! Kau mengatakan aku kekanakan? Bahkan jaerim jauh lebih baik darimu." teriak soeun tak kalah keras.
"Tutup mulutmu! Kau tak pantas membandingkanku dengan bajingan itu." Hardik kimbum. Lupakan cinta, hatinya telah sepenuhnya dibalut emosi.
"Kau benar, memang tak pantas. Jaerim tidak pernah melukaiku." lirih soeun.
Kimbum terdiam. Seluruh otot tubuhnya melemah tanpa tenaga hanya dalam waktu sepersekian detik. Aliran darahnya seakan berhenti ketika melihat kini di depan matanya, gadis itu menangis dengan tubuh bergetar, sama seperti 6 bulan yang lalu.
"Sayang, maaf ak____" kimbum menghentikan kalimatnya ketika soeun justru berlari mengacuhkannya.
"Aish, mati kau kimbum." gerutu kimbum dalam hati. Kakinya berlari mengejar tanpa memperdulikan tatapan iba para teman-temannya.
Tidak ada yang lebih penting dari princess cantiknya itu. Ya tuhan, ia benar-benar akan menerjunkan diri dari tebing curam jika soeun sampai memilih jaerim.
Kimbum berhenti disudut lorong. Menetralkan detak jantung dan hembusan nafasnya yang tak teratur, lalu mengacak rambutnya kasar, entah bgaimana bisa soeun hilang begitu cepat dari pandangannya.
Lihatlah, batang mahoni mulai bergoyang kuat mencemooh kebodohannya. Burung-burung ranger turut bertebangan mengiringi langkah kimbum yang kembali berlari frustasi. Ini pertunjukan menyenangkan, dan sayang untuk dilewatkan.
****©©©****
Luka, telah menghilangkan senyum dan menghapuskan segala rasa yang diciptakan. Hari ini berbeda dengan hari yang lalu. Terlalu banyak kata, namun tak mampu menghilangkan luka.
Alam tak menyediakan matahari. Hujan yang tadi turun kini baru saja terhenti menghapus kekeringan. Yoona terdiam, menatap bingung aliran ayelirn, mengacuhkan shinhye yang kini tertidur disisinya. Tanah yang basah tidak menghalangi kenikmatan istirahat mereka. Tempat biasa dan suasana biasa.
Soeun menghembuskan nafasnya berulang kali berat. Pikirannya kacau dan menyebalkan. Seandainya bisa ia ingin sekali melemparkan batang mahoni tempatnya bersandar pada wajah tampan seorang kim sang bum.
"Sial!!" umpatnya kasar. Sebuah batu kerikil dilemparkan kasar ketengah permukaan air. Itu lebih baik dibanding melempar batang mahoni. Itu berat!
"Bagaimana persiapan pernikahanmu ?" tanya yoona. Ia mengalihkaan tatapan matanya pada soeun yang berada disisi kanannya. Hembusan nafasnya menjadi turut sesak menyadari kesedihan sang sahabat.
"Kupikir akan membatalkannya." jawab soeun. Kedua tangannya kini telah terkepal kuat menyalurkan kemarahannya.
"Jangan ucapkan itu. Kimbum akan murka bila mendengarnya." nasehat yoona lembut. Ia sungguh mengerti perasaan soeun, tapi demi tuhan ia tidak ingin kimbum mengamuk dan menghancurkan afrokremma.
"Bisakah kau memelukku ?" lirih soeun.
Yoona bergerak memeluk soeun tanpa menjawab. Setetes air mata sang sahabat cukup mencubit hatinya. Lagi, dan soeun yang terluka.
Yoona menggerutu menyumpah tingkah bodoh kimbum di lubuk hatinya terdalam. Dan tuhan seolah tak cukup sekali saja mencobai sahabat mungilnya itu. Jika sudah begini, akan sulit untuk membujuk sahabat tercantiknya itu.
****©©©****
Lorong afrokremma sepi dan basah. Menampilkan jongsuk yang terus saja berceloteh tidak jelas. Menggeruti kedua sahabat tampannya yang berdiri begitu frustasi. Jelas saja, karena ulah kedua orang itu, shinhye sang kekasih turut melancarkan aksi merajuk padanya.
"Kalian puas. Terus saja seperti itu dan aku menyesal mengikuti kalian." gerutunya tanpa ampun. Ia tidak pernah marah, namun kini ia sungguh kesal menghadapi kekolotan kimbum dan kibum.
"Tutup saja mulutmu. Kau membuatku gila." balas kibum tak kalah kejam. Otaknya sudah cukup stress karena kemarahan yoona dan kini jongsuk menambah kekesalannya dengn gerutuan.
"Kau pantas untuk gila !" gerutu jongsuk
"Kau___"
"Shut up !"
Brakkk
Teriakan kimbum menyatu indah dengan debuman pot yang dilemparkan matanya ,memotong laju kalimat bodoh kibum. Ia menatap kejam kedua sahabatnya tanpa ampun. Haruskah ia menyumpal bibir mereka menggunkan serpihan pot bunga ?? Soeun marah dan menghilang, dan kedua raja kolot akan mencemoohnya dengan bahagia.
Sedang kibum, jongsuk dan suzy terdiam membungkam bibir. Yah suzy, gadis itu memilih mengejar kimbum untuk meminta maaf pada soeun. Namun sayang, setelah 2 jam mencari mereka tetap tak menemukannya. Hujan yang sempat turun juga membuat mereka semakin bingung mencari gadis kesayangan kimbum itu.
"Kimbum maafkan aku. Aku sungguh tidak bermaksud merusak hubungan mu." sesal suzy. Kepalanya tertunduk tak berani menatap sang sahabat. Rahang kimbum yang mengeras dan mata yang memerah membuat kimbum begitu mengerikan dimatanya.
"Bukan salah mu. Semua salahku." jawab kimbum datar. Ia kembali mengacak rambutnya kasar, membuat helaian rambut hitam itu terlihat berantakan tanpa bentuk.
"Tenanglah. Dia pasti sedang menenangkan diri." ucap suzy seraya mengusap bahu kekar kimbum.
"Aku akan mati jika soeun meninggalkan ku kembali." ratap kimbum frustasi. Ia terduduk diatas marmer putih lorong. Tampak begitu menyedihkan, menciptakan kesan bodoh dan pecundang.
Jika para gadis afrokremma melihatnya, mungkin mereka hanya akan menangis pilu mendapati kefrustasian sang dewa tampan. Hilang sudah dewa tampan yang lembut dan menyenangkan. Kini hanya akan ada dewa tampan berwajah luar biasa menyeramkan.
Kibum dan jongsuk menghela nafas menimpalinya. Tak ada yang bisa mereka lakukan untuk membantu kimbum. Selain karena gadis mereka turut merajuk marah, membujuk soeun adalah cara mengutuk diri secara pribadi. Karena bukan kelembutan yang akan mereka terima, melainkan cakaran iblis yang pasti akan princess cantik itu torehkan.
Kimbum mungkin akan gila dan bunuh diri. Tapi apa boleh buat, karena mereka juga pasti akan melakukan hal yang sama.
To be continue...
*****©©©*****
Ntah lah gimana perasaan chingu membaca part ini.
Kurang menarik ? Dan sebel pastinya yah :)
Kurang menarik ? Dan sebel pastinya yah :)
Maafkan lah autor yang menyebalkan ini ne :)
Tapi hanya ini yang terpikirkan.
Tapi hanya ini yang terpikirkan.
Mianhae untuk typonya yang bertebaran. Dan
Mohon jangan lupa voment nya yah :)
Mohon jangan lupa voment nya yah :)
#Gomawo
Subscribe to:
Comments (Atom)
