Search This Blog

Wednesday, October 18, 2017

Leesire in Love part 10


Author : Princess Chan


Main Cast :


- Kim sang bum 

- Kim so eun


Other Cast :



Cho kyuhyun


Kim myungsoo


Yoo seungho


Baek suzy


Go ara


Kim sang woo (appa kimbum)


Kim nam gil (appa soeun)


Cho jan sik ( appa kyuhyun )


Lee min seok ( eomma kyuhyun )


Park jung soo (eomma soeun)


Lee bo hee (eomma kim bum )


Go hye sun


Lee minho


Kim hyung joon


Moon geun young


Seo ju hyun


Park jiyeon


Kwon yuri


DLL


Genre : School,Mafia, NC 17+


Disclaimer : Semua cerita,karakter,setting,alur,dll adlah milik dari masing-masing author. Untuk tokoh utama dan artis pendukung,itu semua bukan milik author,melainkan milik orang tua,keluarga,dan masing-masing agensi para artis. Author hanya memakai nama mereka untuk keperluan cerita.


Note : Cerita ini adalah fanfiction,yakni cerita fiksi yang ditulis berdasarkan kisah,karakter,setting dan lain-lain dengan sebuah karangan atau imajinasi penulis cerita. Fanfiction ini bkan dimaksudkan untuk merusak karakter asli tokoh yang digunakan tetapi justru karena kecintaan terhadap tokoh tersebut maka dibuatlah cerita ini. Dan juga cerita ini dilarang keras di copy paste atau ditiru tanpa meminta iin dari pembuat cerita. Please don’t be plagiarism.!


***************


Happy reading...



Angin berhembus menampilkan senyum menyenangkan. Sosok cantik bertubuh tinggi, bergaun hitam dan bersurai pendek menatapnya dengan pandangan sarat akan kerinduan. Kyuhyun tetap diam, tidak bertutur ataupun menyapa, membiarkan angin mengelus kasar permukaan kulit dan kepala. Lama waktu berputar, tetap tidak ada suara memperhangat keadaan, jauh di ujung sana, di bawah sebatang pinus gadis itu tetap diam dalam sorot matanya, hanya memandang dengan senyuman indah meremuk jiwa.


Tepat ketika sosok dihadapannya melesat meninggalkan, kyuhyun segera berlari memasuki markas utama fofate. Mengabaikan sosok yang berlari menyelamatkan diri dan juga mengabaikan nafasnya  yang memburu. Sosok di dalam sana lebih dari segalanya, masalah sang wanita misterius akan di bahas ketika istri kesayangan kimbum itu telah dipastikan dalam keadaan baik-baik saja, karena jika berniat membahasnya sekarang, akan dipastikan sebuah peluru akan bersarang hangat di kepalanya.

setelah mencapai pintu besar bercorak putih,  kyuhyun dengan langkah besar segera  mendekati kimbum yang terduduk bisu di sisi tubuh sang gadis, di atas sebuah sofa besar dan panjang tanpa penghalang. Ruangan itu besar, di mana hanya terdapat sofa-sofa memenuhinya.

Well, ruangan itu adalah ruang jamuan bagi para petinggi fofate menjamu para elit mafia golongan putih dari luar korea. Terletak di bagian utama bangunan, sangat mudah untuk ditemukan, karena terdapat setelah pintu utama kedatangan. 

Pria itu menghentikan langkahnya tepat di garis tengah pengubung ruangan, membelalakan matanya ketika menangkap gerak jemari ara tengah mengusap aliran dari kepala mungil sang putri utama.  "Apa yang terjadi? Dia tidak tertembak bukan?." 

Alunan itu miliknya, pria itu segera berlari lalu menekuk kaki bersujud tepat di sisi kiri soeun yang terbaring. Gadis itu diam dalam pejaman, deru nafasnya terdengar lembut namun begitu terasa menyesakkan. 

"Kau mendapatkannya?." Jelas tidak ada kelembutan, seutuhnya geraman menyapa pendengarannya. Kyuhyun meremang merasakan sorot mata kemurkaan terlempar pada manik matanya. Pria tampan itu hanya diam, namun terasa begitu mengerikan. Myungsoo dan seungho yang baru tiba meneguk ludah ketika merasa udara begitu sesak. Yang bahkan membuat suzy dan jiyeon berlari menyembunyikan diri di balik tubuh sang suami.

"Tidak... Hutan begitu aman."

"Keparat!!!!!!!!! Apa jika istriku MATI menurutmu hutan ini aman?????."

Sial, bibirnya terlalu lentur membela diri. Pria itu terlalu bodoh tidak menyadari kemarahan yang terlukiskan. Langit boleh gelap di luar sana, tapi haruskah otaknya turut menjadi tolol? Kyuhyun berdiri, menatap sesal kimbum yang juga tegap dihadapannya dengan satu tangan mencengkram kuat batang lehernya. Menyisakan sesak yang mengerikan, bahkan kembali membuat suzy bergetar takut. Lengkingan suara kimbum benar-benar melumpuhkan segala keberaniannya, membuatnya bagaikan seorang bodoh yang tidak berguna. 

Ara menghembuskan nafasnya lirih, beranjak ke sisi kanan untuk kembali mengobati luka di kepala soeun. Ia cukup ahli, banyak mempelajari ketika sang ibu lama terbaring di rumah sakit. Well, soeun bukan tertembak, tapi luka yang diterima cukup untuk memancing taring iblis seorang kim sang bum, dan cho kyuhyun tolol dengan jawabannya. Pria itu jelas memancing sang chojangnim keluar dari zona normalnya.

"Tá brón orm prionsa, beidh muid ag lorg go luath é. (Maaf pangeran, kami akan segera mencarinya.)" kyuhyun menundukkan kepalanya ketika geraman telah berubah menjadi dengusan. Ini tidak wajar, jika terus seperti ini mereka semua akan mati tanpa salam perpisahan. Itu jelas keadaan konyol, ia menyumpah kesal para bandit black mafia yang telah membuat kekacauan. Tidak tahukah mereka telah membangkitkan iblis dari alam kuburnya? Menyebalkan! Jika soeun dalam keadaan sadar ini tidak akan jadi masalah, namun kali ini gadis itu justru terbaring tidak berdaya. Tuhan, kyuhyun lebih memilih dipukuli balok oleh sang ayak dibanding menerima amukan maha dasyat kimbum.

Myungsoo, seungho dan jiyeon terbungkam menggigit bibir. Jelas kalimat itu bukan kalimat biasa, itu kalimat dalam bahasa irlandia, dan kyuhyun memohon dengan merubah bahasanya. Tolol jika mereka tidak menyadari aura perubahan yang kentara.

"Tá tú prionsa balbh gan úsáid!"
(Kau pengeran yang tidak berguna!)

Sial, seharusnya ia membunuh para bodyguard tolol yang berbibir pengacau. Kimbum mendengus dan melepas kasar leher kyuhyun dan segera menatap geram sang pelempar kalimat amukan. Tidak perduli iblis dihadapannya, ia akan menghabisi semua orang yang mengusik ketenangannya.

"Tháinig tú chun a dhiúltú? Téann tú níos fearr! (Kau datang untuk mencelaku? Lebih baik kau pergi!)" jawab kimbum.  Tidak perlu gerakan untuk menghunus, kalimat itu telah mewakili segala kemurkaannya. 

Sang woo mendengus mendengar lontaran sang putra, kakinya bergerak bersamaan jansik yang berlari. Syuh,blagh,bugh..

Ara berdiri dan menutup mulut menggunakan kedua tangannya. Matanya bergerak cemas ketika menatap tubuh kimbum dan kyuhyun melayang berkat pukulan kedua pria paruh baya yang menampilkan wajah murka. Luar biasa menakutkan, umur bahkan bukan halangan untuk memberi pelajaran pada sang pewaris utama.

Sedang seungho dan myungsoo justru ikut meringis saat kimbum dan kyuhyun beranjak dalam senyum cemoohan. fofate mengerikan, dan mereka tidak berniat ikut campur memperkeruh keadaan. Jungsoo, minseok dan bohee mengendik tidak perduli, mereka melangkah lalu mengusap kepala ara. Sedikit lucu melihat ekspresi tidak percaya gadis cantik itu. 

"Apa maumu? Jangan iku campur ke dalam masalahku!." 

Kimbum beranjak dan kembali menatap geram sang ayah. Ia mengumpat di dalam hati ketika denyutan menyapa permukaan perut berototnya. Sang woo brengsek ketika memakai ilmu bela dirinya, bahkan pria tua itu dengan sengaja memakai tekhnk diguerja jireuginya hanya untuk membalas rasa. 

Sedang kyuhyun hanya mampu melangkah ringkih mendekati para sahabat. Sudah cukup ia menerima tekhnik pyeon son keut chireugi jansik. Pria tua bangka itu tidak pernah membagi ilmu namun licik ketika memberi pelajaran. 

"Figilia putriku, itu masalahku!."

"Berhentilah sang jo!."

"Berhenti membelanya!." jung soo mendengus mendengar alunan makian bohee tepat di telinga kanannya. Wanita itu luar biasa menyebalkan ketika mengamuk. 

Jung soo berdiri, menarik bohee dan minseok menjauh setelah meminta ara kembali duduk menjaga soeun. Ia mencoba membawa pergi para wanita tua yang akan terus memperkeruh keadaan. Kimbum tampan dalam balutan kemejanya, meski darah bercorak pada dada dan bagian perutnya, tapi tidak dengan wajahnya, jungsoo yakin akan segera terjadi pertumpahan darah jika ia tidak segera bertindak.

"Kalian tolol! Bagaimana bisa figilia terluka di depan kedua mata kalian?"

Dorr

Prang

Suzy berteriak ketika jansik menembakkan selongsong peluru hingga memecahkan kaca pembatas ruangan. Jungsoo bahkan ikut menghentikan langkah di sisi tubuh namgil yang tersenyum lucu. Cuaca beku, tetapi hawa begitu mengerikan. Para sahabat selalu kolot dan berlebihan ketika putrinya terluka.

Ia beranjak, mendekati kimbum dan segera mengusap bahu kekar itu dengan lembut. "Apa soeun tertembak nak?" tanyanya lembut. Meredakan amarah kimbum adalah hal yang terbaik, sebelum pria tampan itu memberang dan tidak terkendali.

"Tidak abeonim, aku... gerakanku yang melukainya." lirih kimbum. Alunan lembut namgil membuatnya menyesal dan tersakiti. Tubuhnya begerak menubruk terlalu kuat sehingga membuat tubuh soeun terpental bersamanya dan membentur retakan runcing marmer yang tidak terlihat  di susut dinding.

"Mati saja kau! Kau tidak boleh menahan figilia lebih lama bersamamu!" 

Namgil mengumpat di dalam hati, pria itu dengan cepat beranjak lalu memandang geram sang woo yang berdiri dengan telunjuk tangan mengacung menyerang murka si pemimpin tertinggi white mafia. "Kau akan memancingnya. Dia tidak stabil." gumam namgil lirih, namun sang jo tidak perduli. Pria itu meludah melecehkan dengusan kasar deru nafas sang putra.

Emosi telah sampai di ubun-ubunnya, keteledoran yang terjadi tidak dapat ditolelirnya kembali. Kimbum telah lalai, dan itu kesalahan besar dalam hidupnya. Meski ketidaksadaran telah menjadi hukuman menyakitkan bagi putranya itu, namun baginya kimbum tetaplah harus mendapatkan hukuman yang lebih menyakitkan, yaitu menjauhkan soeun sejauh mungkin darinya.

"Kau tidak berhak memerintahku, karena soeun akan selalu bersamaku!." kalimat itu penuh nada kesinisan. Semakin memancing kemarahan di bola mata sang woo dan jansik yang berdiri. Kimbum jelas egois, dan mereka benci mengakui kepemimpinan mutlak sang pria berwajah dewa itu.

"Kau pikir aku perduli? Bawa figiia!." jawab sang jo tegas, ia seutuhnya mengabaikan perubahan gerakan lambat sang putra. Dan tepat ketika dua orang pria berwajah eropa beranjak mendekat, seluruh nafas terhenti di jalur tenggorokan. Mereka kompak beku dalam gerakan, bahkan sang woo merasakan aliran darahnya melambat di beberapa bagian. Pria itu merasa lumpuh dalam waktu sepersekian detik saja.

Sedang jungsoo, namgil dan kyuhyun mengumpat kesal pada sang petinggi yang berotak tolol. Kini setelah pria itu murka, jelas mati adalah pilihan mereka. Memalukan! Perang di dalam kelompok sendiri sungguh sangat menyakitkan. Seandainya secangkir air berada dalam genggaman, jungsoo akan memilih berlari lalu menyiramkan air pada wajah soeun, memaksa putrinya untuk bangun dan menghentikan penderitaan yang akan segera terjadi.

"She's mine!."

Alunan itu begitu lirih, hingga membuat seluruh bulu meremang merasakan ketakutan. Pria itu tersenyum, begitu sinis dengan tarikan di sudut kiri ujung bibirnya.

Membuat ara bergetar menatapnya, kimbum hanya diam di tempat, namun rahangnya begitu tegang dengan gerakan leher  yang memiringkan kepalanya seperti seorang psikopat mengerikan diluaran sana. 

******©©©©******

"Kau melukainya?" seorang pria memeluk erat gadis yang berdiri diam di ujung banguan tertinggi. Wajahnya datar, namun nada suaranya menggambarkan kemarahan. Gadis itu hanya tersenyum, abai dalam dekapan. Malam cukup larut, dan dirinya tidak pernah menakuti apapun, meski pria ini akan membunuhnya.

Ini kepulangannya, dan kejadian yang baru terjadi hanyalah sebuah kesalahan.

"Hanya sapaan rasa rindu." jawabnya tak acuh. Bibirnya kembali tersenyum ketika pria itu melumat bibirnya dengan kasar.

"Kau membuatku murka sayang."

"Hanya tembakan meleset, kau tau kimbum begitu melindunginya."

Pria itu tersenyum kecut, lalu kembali menghujani leher putih sang gadis dengan kecupan-kecupan lembut. membuat bibir tipis mendesah dan mengembangkan senyum pesona. Ini gedung tua tanpa menghuni, mereka berada di lantai teratas dan akan bercinta panas, karena tidak ada yang akan mengusik.

"Pria itu membuatku semakin muak."

"Aku hanya mengeker, memberi sapaan jauh. Geun young terlalu tolol dalam menyerang." gadi itu kembali mendesah, kepalanya memiring memberi jalan bagi bibir kasar sang pria menjelajahi leher mulusnya.

"Dia pencumburu yang buruk." jawab pria itu. Tubuhnya bergerak, mengangkat tubuh semampai ke dalam gendongan. memaksa sepasang kaki indah melingkar di atas perut berototnya. Begitu erotis, temaram membuat keduanya bergairah dalam kebekuan malam.

"Kau benar. Dia tidak layak bersama kimbum."

"Menurutmu kau yang layak?."

"Tentu, aku liar di atas ranjang."

Tawa menebar, konyol! wanita itu jujur dalam berucap, dan semua itu benar. Ia bahkan sangat menikmati kekencangan di bawah sana yang selalu memanjakan kejantanannya. 

"Aku mengakui itu, namun soeun lebih indah dibanding apapun." pujinya. Soeun berbeda, bahkan hanya dengan hembusan nafas gadis mungil itu, adiknya telah berdiri dengan tegapnya.

"Kimbum lebih dulu mencicipinya."

"Itu bukan masalah, aku bahkan akan mencicipi kehangatan tubuhnya seumur hidupku."

"Buktikan." tangtang sang gadis. Ia melumat bibir pria itu lebih kasar dari sebelumnya. Hati itu panas, meski benar soeun begitu menggoda, ia tetap tidak menyukai kenyataan bahwa dirinya telah terlampaui.

"Kau akan melihatnya." untaian penutup dan wanita itu mengerang ketika sesuatu yang keras menyapa kesensitifan tubuhnya. Malam begitu dingin, namun tubuhnya merasakan panas yang menggelora. Pria itu luar biasa, namun dirinya menginginkan kimbum lebih dari apapun. 9 tahun, dan ia siap merebut segalanya.

*******©©©©*******

yuri mengernyit menatap seohyun yang terbaring bisu di dalam kamarnya. Gadis itu baru tiba, dengan wajah pucat dan tubuh lemas. 

"Apa yang kau lakukan?." tanyanya. Kamar itu begitu luas, namun entah mengapa sang pemimpin meminta dirinya menerima gadis itu tinggal bersama di dalam kamarnya. Bahkan udara menjadi menyesak ketika hati tidak menerims keadaan. Gadis itu congkak, dan yuri membenci semua yang pada pada diri seohyun.

"Menanti hukuman." jawab seohyun. Ia tidak membuka mataya, tetap diam dalam pejaman. Sejujurnya ia muak berada di dekat yuri, namun ia hanya akan mati bila berani membantah. Perbuatannya membuat ia mendapat luka 20 cambukan di bagian punggung dan pemindahan kamar. Sungguh jika saja bisa ia ingin memukul kepala pria itu yang selalu seenaknya dalam menghukum.

"Kenapa kau masih bertahan?."

"Tidak ada alasan untuk menjawabmu."

Yuri mendengus, seohyun selalu menyebalkan ketika menjawab. Ia tidak pernah menykai gadis itu, tidak perduli seohyun menggilai kyuhyun, baginya gadis itu tolol kembali pada sarang penyamun. Bahkan seohyun hanya diam dalam hukuman, bagaikan telah terbiasa pada kekerasan.

"Adakah cara keluar dari kelompok ini? Kau tahu, aku sedkit menyesal." ia bersuara, kaki yang berdiri mulai mendekati ranjang lalu membaringkan tubuh.

"Mati! itu cara satu-satunya."

"Menyedihkan!." gumam yuri. Ia turut memejamkan matanya, menarik udara sebanyak mungkin melalui lubang hidung, laly mengeluarkannya secara perlahan.

"Itulah black mafia. Kau menyukai kimbum?."

Yuri mengangguk tanpa membuka mata atau merubah posisinya. Ia tetap diam terlentang di atas kasur sembari menarik nafasnya teratur. Tidak ada alasan menutupi. Seohyun jelas tahu itulah alasan bergabung bersama para iblis. Hanya untuk merebut kimbum dari soeun dan membalaskan demdamnya pada ara.

"Sejak kapan?." tanya seohyun. Matanya terbuka dan ia memiringkan tubuh menghadap yuri. Ada rasa iba ketika ia menyadari yuri tidaklah sepenuhnya gadis jahat, gadis itu hanya salah memilih jalan.

"2 tahun yang lalu."

"Tidak tahu dia telah menikah?."
Lagi yuri menggeleng. Bibirnya tersenyum masam ketika mengingat kata menikah yang diucapkan bibir seohyun. Yah, dia tidak pernah mengetahui kimbum telah menikah. Pria itu dingin, namun mampu menarik seluruh rasa dihatinya.

"Dia mencintai soeun lebih dari apapun. Jangan mengharapkannya lebih jauh, banyak yang menginginkan pria itu, termasuk geun young."

"Mwooo??????"

Dan kali ini tubuh yuri terlonjak duduk. Ia membelalak menatap tak percaya seohyun yang turut duduk secara perlahan. Kaki yang terluka membuatnya sulit dalam bergerak lincah.

"Kau hanya akan mati bila mencoba meraih." jawab seohyun. Perlahan punggungnya mendekat pada dasbor ranjang, namun matanya terus menatap yuri yang telah menunduk.

"Kenapa kau memperingatiku."

"Karena aku ingin kau segera menjauh. Akan segera terjadi penyerangan."

Gadis itu mengangkat kepalanya tidak mengerti. "Maksudmu?." tanyanya. Otaknya telah menumpul karena kenyataan yang diungkapkan.

"Kimbum akan segera mencariku. Pria itu akan membunuhku." seohyun bicara sambil tersenyum. Ia sejujurnya takut pada kimbum. Pria itu mengerikan dalam amukan dan seohyun bersumpah, ia tidak pernah bermaksud melukai soeun, karena gadis itulah yang menyongsong pelurunya.

"Moldo andwe! kimbum bukan pembunuh." teriak yuri. Hatinya tidak terima seohyun mengatakan pria tampan itu adalah seorang pembunuh. Sekalipun kimbum dingim, menurutnya kimbum adalah pria berhati malaikat.

Seohyun menggeleng, terlalu tololemdengar jawabn yuri. Ia bahkan cukup lama bergaul bersama kimbum, soeun dan kyuhyun. "Kau tidak mengetahui apapun. Kim so eun adalah hidupnya, ia bahkan telah menghabisi 20 anggota black mafia beberapa hari yang lalu."

Masih sangat diingatnya ketika samg pemimpin memanggil. Pria itu mengatakan kimbum telah membantai para bawahan hanya dalam satu kali serang, karenanperbuatan bodohnya.

"Dia akan segera mencarimu. Kau buruk dalam menyusup." lanjut seohyun. Sedikit senyum mengembang tatkala yiri begr muata dihadaannya. Ia tidak berdusta untuk menakuti yuri, kimbum bahkan telah mengancam sang halmeoni untuk mendapatkan dirinya. Pria itu tidak akan berhenti sebelum menghabisinya.

*********©©©©*********

Soeun meringis ketika mencoba membuka katup matanya. Kepala yang berdenyut membuatnya kesulitan dalam mengeluarkan suara atau bahkan bergerak. Suara tenang, dan ia kembali membuka matanya secara perlahan, namun gadis itu kembali meringis bisu ketika cahaya bohlam menyerang kedua bola matanya dan menampilkan bayangan mengerikan. 

Sial! sejak kapan suasana berubah menjadi mengerikan? Ia tertidur dan dunia dalam keadaan membahayakan. Soeun mengumpat, entah orang tolol macam apa yang telah memancing kemurkaan suami tampannya. Tidak ada lontaran, dan jelas itu karena benda yang mengacung menghancurkan keberanian.

Desert Eagle telah sepenuhnya menatap angkuh para tetua tolol yang sudah pasti adalah perusak utama. Meski kimbum masih diam,  soeun tahu suaminya telah sempurna menjadi prionsa deamhain. Pria paling mengerikan di dunia kemafiaan, dan terkutuklah para tetua yang kolot yang telah kekanakan dalam bersikap.

Soeun tidak perlu bertanya, karena ia yakin dengan apa yang otaknya pikirkan. Ia memaling perlahan, menatap tajam ara yang mendengus lega menyadari kesadarannya. Tetap tidak beranjak, hanya menarik nafas lalu mengangguk lirih saat ara mengangguk dalam kedipan mata. Beruntung kimbum berdiri menutupi bagian kepalanya, hingga tidak ada yang dapat menyadari kesadarannya kecuali ara.

"Jhagi, turunkan senjatamu." 

Pria itu tercekat mendengar alunan lembut gadis yang dicemaskannya. Deru nafas jelas berhembus kasar mengabaikan detakan jantung yang bergemuruh. Dan soeun mendengus menyadari ketololan, kimbum jelas dalam keadaan tidak sadar. Pria itu bahkan  bisa melepas tembakan jika dirinya tidak segera bertindak, dan semua akan berubah menjadi lautan darah.

Gadis itu beranjak perlahan dengan bantuan ara, mengabaikan tatapan kaget seluruh sahabat dan keluarganya. Menyadarkan kimbum jauh lebih penting dibanding merespon cahaya kebahagiaan dan kelegaan yang terpancar di wajah mereka semua. Ratusan bodyguard bahkan hanya bisa diam dalam bungkaman sembari memandang takut kimbum yang memberang.

"Kim sang bum Íochtaigh d'airm!." ulang soeun dengan lebih tajam. Ia berdiri dan menatap tajam manik mata pria dihadapannya. Kimbum akan tuli dan tidak perduli di bawah alam sadarnya. Satu hal, pria itu tidak mengenali apapun ketika berada dalam wujud kepemimpinannya. Cerita di masa lalu telah membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang mengerikan.

Kimbum menatap geram sosok dihadapannya, namun perlahan menurunkan senjata dari arah pandangan. Dengan masih menampilkan wajah iblisnya, ia meraih tubuh soeun lalu memeluknya dengan erat. Tidak, ia mengenali tubuh mungil itu, jantungnya berdenyut dan ia hampir berteriak ketika soeun dengan bodohnya menempelkan kepalanya tepat di ujung muncung pistol, dan demi apapun kimbum siap mati jika saja jemarinya menarik pelatuk tanpa disadarinya.

"Kau ingin membunuhku? Aku akan menghukummu!."

Soeun tersenyum. Biar saja kimbum memberang, karena pria itu hanya sedang ketakutan. "Jangan bersikap seperti itu bum-ah, aku tidak menyukainya." bisik soeun. Tangannya memeluk erat, membalas dekapan kimbum dan merasakan kehangatan sang suami. Bukan tanpa persiapan ia bertindak, karena jelas ia meyakini kimbum hanya akan dapat sadar jika dirinya berbuat di luar akal sehat. Tahukan jka ia telat bergerak sang woo akan mati? Kimbum, jemarinya telah bergerak lemah ketika dirinya beranjak, dan soeun bersyukur pria itu sadar dengan begitu cepatnya ketika menyadari posisi kepalanya.

Kimbum mengangguk, mengecup lembut pucuk kepala sang istri, lalu menuntunnya perlahan lalu tanpa banyak melantunkan kalimat. Hatinya kacau dan ia hanya ingin membawa figilia pergi menjsuh dari semua pengusik.

To be continue....

***************

  Prionsa deamhain : Pangeran iblis 

Hai, jumpa lagi dengan author :)

Mau kasih info..

Di part berikutnya dan seterusnya, aku hanya akan mempublis short story.

Kenapa pendek? Agar reader tidak menunggu lama karya ini di perbaharui :)

Bukan hanya karya ini, Conqeror Chocolate juga akan mengalami hal yang sama, jadi author akan mengusahakan update cerita lebih cepat dari biasanya :)

Terimakasih :)

*Jangan lupa tinggalin jejak :)*


Monday, October 9, 2017

Leesire in Love part 9

Author : Princess Chan

Main Cast :
- Kim sang bum
- Kim so eun

Other Cast :
Cho kyuhyun
Kim myungsoo
Yoo seungho
Baek suzy
Go ara
Kim sang woo (appa kimbum)
Kim nam gil (appa soeun)
Cho jan sik ( appa kyuhyun )
Lee min seok ( eomma kyuhyun )
Park jung soo (eomma soeun)
Lee bo hee (eomma kim bum )
Go hye sun
Lee minho
Kim hyung joon
Moon geun young
Seo ju hyun
Park jiyeon
Kwon yuri
DLL

Genre : School,Mafia, NC 17+


Disclaimer : Semua cerita,karakter,setting,alur,dll adlah milik dari masing-masing author. Untuk tokoh utama dan artis pendukung,itu semua bukan milik author,melainkan milik orang tua,keluarga,dan masing-masing agensi para artis. Author hanya memakai nama mereka untuk keperluan cerita.


Note : Cerita ini adalah fanfiction,yakni cerita fiksi yang ditulis berdasarkan kisah,karakter,setting dan lain-lain dengan sebuah karangan atau imajinasi penulis cerita. Fanfiction ini bkan dimaksudkan untuk merusak karakter asli tokoh yang digunakan tetapi justru karena kecintaan terhadap tokoh tersebut maka dibuatlah cerita ini. Dan juga cerita ini dilarang keras di copy paste atau ditiru tanpa meminta izin dari pembuat cerita. Please don’t be plagiarism!!!


*********************************


White Mafia
White mafia

 Black Mafia
Black mafia






Markas utama fofate



"Katakan !." perintah kimbum. Ia menatap lurus pada manik sahabat, menempelkan rekat punggungnya pada kursi berlengan. Di atas pangkuan tidak ada soeun, karena gadis cantik itu memilih duduk di atas kursi di sisi kirinya.
Pria itu cukup tampan dalam balutan kemeja putihnya. Tidak ada jas, karena soeun akan terus menggerutu bila melihat kimbum memakainya.
Langit gelap pekat, waktu yang menunjukkan pukul 03.00 dini hari membuat ruangan tampak remang hanya dengan bantuan beberapa bohlam bercahaya redup. Bau tanah basah menyeruak menemani dingin setelah sebelumnya hujan mengguyur kota soeul.
Myungsoo mengangguk dan segera mendirikan tubuhnya, menatap focus sang chojangnim dan menghembuskan nafasnya perlahan.
Ruangan itu tenang, namun dengan puluhan pria kekar di dalamnya. Ini pertama kalinya myungsoo dan yang lainnya menginjakkan kaki di markas utama mafia besar itu, dan demi apapun myungsoo benar-benar kagum pada kejayaan fofate.
Lihat saja, bahkan bawahannya pun tak tertandingi mafianya. Dengan bangunan luar biasa megah walau sedikit menyeramkan. Terletak di salah satu sudut kota, sedikit di dalam hutan layaknya leesire. Entahlah, fofate nampak seperti manusia penyuka alam.
"Joy, kaki tangan kepercayaan ku menyampaikan bahwa pemimpin utama black mafia telah kembali ke korea."
"Jeongmal ?." sahut suzy memotong. Ia cukup terkejut mengetahui sebuah kenyataan yang cukup menakutkan.
Mungkin bagi sebagian oramg hal biasa pada kedatangan pria tersebut, tapi tidak untuknya. Sesuatu di masa lalu membuatnya kembali takut pada sosok misterius itu.
Kimbum menggeram di balik kediamannya. Lalu menghembuskan nafas kasar ketika melihat soeun mengernyit aneh menatap perubahan sikapnya.
Gadis itu tidak boleh mengetahui apapun. Akan sangat berbahaya jika soeun berada di dalam misi ini. Namun kimbum yakin istrinya itu tidak akan mau mendengar alasan apapun yang melarangnya mengikuti kegiatan berbahaya itu.
Sementara kyuhyun hanya menghembuskan nafas. Entah jalan apa yang harus mereka ambil untuk menghadapi black mafia. Ia tahu pasti tujuan kepulangan pria itu adalah untuk mendapatkan soeun. Dan demi apapun kyuhyun mengutuk seohyun yang berada di dalam mafia hitam itu. Gadis itu kelemahan terbesar soeun, meski ia mengatakan membenci namun kyuhyun tahu soeun hanya berpura-pura dalam bersikap. Gadis itu memiliki hati malaikat yang mengerikan, dan seohyun dapat memanfaatkan itu kapan saja untuk menariknya masuk ke dalam perangkap sang pemimpin utama.
Tidak jauh berbeda, ditempat duduknya jiyeon bergetar mengetahui fakta. Pemimpinnya telah kembali, dan dirinya yakin pria itu akan segera menemukannya. Ia mengulas senyum saat jemari seungho mengusap lembut punggung tangannya.
"Aku tidak akan membiarkannya menyentuhmu." bisik seungho.
Jiyeon mengangguk. Benar, dia berada di tempat yang aman. Tidak ada yang perlu ditakutinya. Ada seungho, dan ia seutuhnya percaya pada sang suami.
"Mereka bergerak?." tanya kimbum. Ia mencoba mengabaikan tatapan, biar saja soeun merasa bingung, bibir cantik itu akan memprotes ketika mereka telah tiba di tempat berbeda. Itu aturan utama !
"Untuk saat ini belum. Namun ada beberapa penyadap berhasil di temukan. Kurasa itu juga perbuatan yuri." jawab myungsoo. Kakinya masih berdiri, tapi kedua tanggannya bertumpu pada permukaan meja.
"Gadis itu bermain-main dengan ku ?."
"Kita ikuti permainan."
Kyuhyun, pria itu turut berdiri menanggapi kalimat sinis sang chojangnim. Kedua ujung bibirnya ditarik membentuk senyuman cerah. Dia menyukai permainan licik. Yuri meminta, mereka tentu memberikan.
"Aku tidak suka ini! Kita bisa membuat pertemuan bukan?."
Kyuhyun mendengus ketika alunan bernada nyaring terlontar menghapus rasa bahagianya. Soeun adalah malaikat tanpa sayap yang luar biasa menyebalkan. Lagi pria itu memutar arah tubuh, kanan di mana gadis mungil itu memang duduk di sisinya.
"Konyol! Kau menyebalkan ketika melembutkan hati!." kali ini kyuhyun cukup keras dalam menegur. Pandangan mata kesal jelas terpatri di kedua bola matanya.
Kimbum terkikik pada singgahsananya. Tidak perlu bertindak, karena mata almond nan cantik itu telah menyendu begitu redup. Gadis itu tidak menyukai kalimat kasar, dan kyuhyun akan memancing wanita mafia keluar dari zona malaikatnya.
Sedang soeun, mengepalkan kedua tangannya secara tersembunyi di balik meja. Kimbum menyebalkan dengan kikikannya, dan kyuhyun kolot dengan permainannya. Biar saja, ia akan membuat ke dua pria itu menggila.
Dan tanpa lantunan penyambung kata, soeun beranjak dan segera melangkah pergi begitu saja. Ia cukup terluka dengan kalimat yang diucapkan kyuhyun.
Brengsek! Aliran darahnya mendesir kuat saat satu titik merah terus bergerak mengincar kepala istrinya. Pria itu beranjak dengan gerakan tak terbaca, lalu berlari cepat menyongsong soeun, dan mendorongnya kuat ke arah lantai.
Soeun tercekat merasakan benturan keras pada tubuhnya. Lebih menakutkan adalah lengkingan yang menyentak menembus dinding kaca, membelah keheningan malam.
Seluruh anggota dan puluhan bodyguard yang berjaga segera beranjak keluar dengan senjata lengkap di setiap tangan. Sial! Mereka kecolongan. Jika saja kimbum tidak lebih cepat, pewaris cantik itu pasti tertembak kembali tepat di pucuk kepalanya, dan pria itu akan membunuh semua orang yang telah lalai dalam menjalankan tugas.
"Brengsek! Mereka bergerak lebih cepat!." myungsoo berlari menyisir hutan di sisi kanan. Telinganya cukup peka dalam mendengar suara, dan ia yakin suara tembakan berasal dari sisi kanan, arah berlawan yang sempurna untuk menembus kulit kepala si cantik.
"Tapi dari mana mereka tahu kita berada di markas fofate?." sahut seungho. Ia turut menyisir dengan hati-hati. Sesekali ia mengkeker senjatanya memastikan keamanan. Terlalu sial, karena mereka tidak menemukan apapun.
Di tempat lain, kyuhyun terdiam tanpa gerakan. Bibir itu kelu, dan ia tidak berniat merangkai kata. Biar saja angin berhembus lebih kuat. Biar saja hanya angin yang melihat yang matanya pandang. Jantung sepenuhnya berpaju denyutan luka. Menyatukan dendam dan kebencian yang menggelora di dalam dada.
Kimbum menarik nafasnya keras, dan segera menarik diri dari atas tubuh soeun ketika ia tidak merasakan gerakan ringkih atau isakan ketakutan sang istri menyapa pendengarannya. Cukup aneh, karena hingga saat ini soeun begitu menakuti senjata dengan warna hitam itu.
Di detik berikutnya pria itu dipaksa berteriak emosi, dengan  jantung menghentak begitu kencangnya. Gadis itu diam, tenang dalam ketidaksadarannya. Dan kimbum semakin murka ketika matanya awas menangkap satu aliran merembes dari kepala lemah sang istri.
To be continue...
*********************
 HUaa singkat yah ?????
wkwkwkwkw
segitu dulu deh yah :)
Part ini memang disengaja hanya berisikan pic saja didalamnya,
karena di bagian cover author salah memasang pic, ( jadi malu :) )
 and because belum punya waktu merubah cover, aku mengkhususkan part ini sebagai pengenalan ulang anggota mafia :)
tapi ntar pasti di panjangin lagi di next partnya. :)
ok mianhae untuk typo yang bertebaran ...

Tuesday, October 3, 2017

Leesire in Love part 8

Author : Princess Chan

Main Cast :

- Kim sang bum 
- Kim so eun

Other Cast :

Cho kyuhyun

Kim myungsoo

Yoo seungho

Baek suzy

Go ara

Kim sang woo (appa kimbum)

Kim nam gil (appa soeun)

Cho jan sik ( appa kyuhyun )

Lee min seok ( eomma kyuhyun )

Park jung soo (eomma soeun)

Lee bo hee (eomma kim bum )

Go hye sun

Lee minho

Kim hyung joon

Moon geun young

Seo ju hyun

Park jiyeon

Kwon yuri

DLL

Genre : School,Mafia, NC 17+

Disclaimer : Semua cerita,karakter,setting,alur,dll adlah milik dari masing-masing author. Untuk tokoh utama dan artis pendukung,itu semua bukan milik author,melainkan milik orang tua,keluarga,dan masing-masing agensi para artis. Author hanya memakai nama mereka untuk keperluan cerita.

Note : Cerita ini adalah fanfiction,yakni cerita fiksi yang ditulis berdasarkan kisah,karakter,setting dan lain-lain dengan sebuah karangan atau imajinasi penulis cerita. Fanfiction ini bkan dimaksudkan untuk merusak karakter asli tokoh yang digunakan tetapi justru karena kecintaan terhadap tokoh tersebut maka dibuatlah cerita ini. Dan juga cerita ini dilarang keras di copy paste atau ditiru tanpa meminta izin dari pembuat cerita. Please don’t be plagiarism.!

##########################€

#Warning : Pari ini mengandung NC 21+

Happy reading

Kediaman utama blackfox tampak berbeda di beberapa bagian. Pria-pria bertubuh kekar dan berwajah bengis tersebar di setiap sudut ruangan, menegaskan isyarat bahwa tengah terjadi pembicaraan serius diantara para dewan pendiri. Tidak ada pembagian wilayah, karena fofate tetaplah satu meski dari tiga mafia berbeda.

Di dalam kediamannya, bohee justru sibuk dengan kegiatan konyolnya, menatap jengah sang wo dan namgil yang tengah  terduduk tenang sambil menikmati secangkir kopi. Ingin mengumpat namun ternyata hati masih menyimpan belas kasih pada kedua pria tersebut.

Tapi tidak dengan jungsoo, wanita tua nan cantik itu justru terus saja menyesap sajian teh jepangnya. Aroma hijau yang menguar sungguh membuatnya tenang dan bahagia, dan sungguh ia tidak berniat mengacuhkan kekesalan sang sahabat. oh, siang terlalu dini untuk sekedar adu bibir sepasang  wanita.

"Kalian akan terus bersikap tenang ?."

Sang woo menghentikan kalimatnya ketika lontaran bernada sinis bohee menyapa pendengarannya. Meletakkan kembali cangkirnya, dan mencoba mengalihkan tatapan pada sang istri. Suami kadang terlalu peka, meski hanya dengan cibiran kekanakan.

"Apa yang kau katakan yeobo ?." 

pandangan matanya datar, namun melukiskan tawa cemooh yang memancing rasa marah. Haruskah bertanya di saat mengerti sebuah arah ?

Menurut bohee sebuah hukuman di malam hari tidak akan terlalu berpengaruh pada pemimpin mafia besar nan menyebalkan seperti kim sang woo. Well, satu bulan dirasa adalah hal yang patut dicoba.

"Aku ingin putriku !."

"Semakin hari kau semakin meyerupai  kimbum !." cibir sang woo. Raut wajah bohee sama sekali tidak menyeramkan, meski wanita itu menatapnya dengan begitu tajam. 

Namgil dan jungsoo terkekeh menanggapi cibiran yang terlontar. Lucu karena mereka justru tidak terlalu merindukan sang figilia. Minseok dan jansik pun akan menghubungi bila terjadi sesuatu.

Dan yah, soeun gadis yang terlalu menyebalkan jika bicara. Bagi jungsoo, ada atau tidaknya soeun sama saja, karena putrinya itu akan selalu mengganggu meski hanya  melalui panggilan telponnya saja.

"Aku menginginkan putri ku !!." hardik bohee lebih keras. Ia sungguh muak dengan tingkah kolot para sahabatnya. 3 minggu dan ia akan segera mati bila tidak segera menemui putri cantiknya itu.

"Temui saja !." jawab jung soo santai. Ia menatap geli bohee yang duduk dihadapannya. Mengabaikan tatapan membunuh yng di layangkan pada manik matanya.

"Jika semudah itu aku tidak akan di sini !."

Bohee beranjak dari tempatnya, menghempas majalah yang semula berada di genggaman, lalu beranjak pergi dengan tak lupa mendengus marah.

Sang woo terbahak melihat tingkah kekanakan sang istri. Menggelikan bukan ?  Bohee sangat buruk jika sedang merindu, dan menenangkannya pun butuh waktu yang akan sangat lama.

"Woo-ah, kau sudah mendapatkan informasi itu ?." tanya jungsoo. Ia hanya mengabaikan reaksi marah bohee. Hal biasa jika soeun tengah pergi dari sisinya, seluruh orang akan mengkolot  hanya karena menahan rindu. 

Jika kimbum akan memberang, maka bohee akan menggila dengan sinisannya. Katakan saja berlebihan, tapi figilia memang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan fofate. Sejak lahir dan hingga kini, gadis mungil berparas cantik itu telah meluluhkan hati semua anggota utama fofate mafia.

"Ne, dua orang pembersih baru adalah pelaku penyusup yang kita cari." jawab sang woo tegas. Ia menatap jungsoo dan namgil keras dan menusuk. Jauh berbeda dengan tawa cerianya beberapa saat yang lalu.

Ini hal berbeda, ia akan berubah drastis bila telah membahas pengkhianatan yang berada disekitarnya. Terutama jika telah menyangkut keselamatan putri kesayangannya.

"Kau yakin ?."

"Sedikit. Semua orang membuatku muak."

Sang woo menyesap kembali kopi dihadapannya. Rasa dingin tidak terlalu buruk, setidaknya mencecap rasa pahit dapat mengembalikan rasa tenangnya. Membahas black mafia sama dengan memikirkan strategi perang yang memancing emosi.

Tak jauh berbeda, namgil hanya membungkam lebih memilih menghembus kasar untuk menetralkan detak jantungnya. Terlukanya soeun kembali, adalah cambukan terkejam yang dirinya rasakan.

Itu bukan hal baru, sejak kecil putrinya selalu menjadi target utama kekerasan para anggota black mafia.  Namun kejadian yang baru terjadi sungguh berbeda, namgil bahkan merasa terluka ketika menatap wajah pucat sang putri yang terbaring.

Kini bahkan ia lebih banyak terdiam dan bekerja di luar kediaman. Berusaha mencari informasi tentang masuknya penyusup tanpa ada yang mengetahui.

Leesire bukanlah sekolah berstandar biasa layaknya sekolah-sekolah lainnya. Sekolah itu dilengkapi pengamanan super ketat dan di desain dengan begitu rumit dan terdapat banyak halangan untuk menujunya. Sangat tidak mudah bila orang awam dapat menemukannya. Hal yang sangat membuktikan bahwa ada penghianat yang telah menculik ara, hingga melukai putrinya.

"Nado, apa yang akan kita lakukan ?." jawab jungsoo. Bukan hanya muak, ia justru ingin menghabisi seluruh penjaga dan para kamdok leesire yang telah teledor mengamankan para haksaengnya.

Bahkan membiarkan kim so eun menyelamatkan sahabatnya sendirian, hingga akhirnya terbaring karena ulah haksaeng black mafia.

"Kita harus menghadapi mereka !." perintah sang woo. Tidak perlu penjelasan lebih banyak, karena ia tahu meski namgil hanya diam, pria itu telah memiliki banyak rencana untuk membalaskan luka yang tertanam ditubuh putrinya.

Jungsoo mengangguk dan menghela nafasnya dalam. Seutuhnya ia menyadari keadaan telah kembali pada masa 18 tahun silam. Fofate akan segera berhadapan dengan para anggota black mafia.

Kimbum, menantu tampannya itu tidak akan membiarkan mereka lepas begitu saja. Jika dulu pria itu akan membawa para bodyguardnya untuk menghabisi para penjaga black mafia, saat ini jungsoo yakin kimbum akan menghabisi sendiri para anggota black mafia yang telah melukai istrinya.

****©©©©****

Suhu udara meningkat signifikan. Mengumbar hawa dingin yang sangat membekukan. Awal desember  memang bulan  yang selalu mendatangkan musim berbeda namun  yang sangat menyenangkan. Salju adalah salah satu bentuk keajaiban tuhan yang terjatuh menyapa bumi.

Tahukah kalian jika salju  adalah air yang jatuh dari awan yang telah membeku menjadi padat dan seperti hujan. Salju terdiri atas partikel uap air yang kemudian mendingin di udara atas  dan jatuh ke bumi sebagai kepingan empuk, putih, dan seperti kristal lembut atau kepingan salju. Dan pada suhu tertentu salju biasa meleleh dan hilang. 

Well, orang banyak mengatakan salju identik dengan natal. Tapi percayalah bukan hanya itu, karena salju juga identik dengan kebekuan hati.

Tidak percaya ?
Ini buktinya, kim sang bum!

Tahukah dalam tiga minggu hatinya belum juga mencair ? Ini serius, kimbum bagai batu karang berselimut tebal yang tak mampu dihancurkan.

Kebekuannya bahkan melebihi kebekuan gletser di kutub utara, yang sangat sulit untuk di cairkan. Bagaimana pula bisa mencairkannya jika sang pujaan hati itu saja tidak nampak berada di sekitar kehidupannya?

Mungkin banyak yang bertanya, ke mana soeun dan mengapa gadis itu tidak mencairkan hati beku pengeran tampannya?. Jawabannya hanya satu, karena gadis mungil nan cantik itu tengah menjalani pengobatan intesif di hamburg, tepatnya negara Jerman

Soeun harus menjalani Laparotomi atau bedah eksplorasi perut untuk mengendalikan pendarahan dan memperbaiki organ dalamnya yang rusak, pasca tembakan yang diterimanya.

Hal itu dikarenakan pengobatan konservatif yang diterimanya tidak berhasil. Soeun kerap merasakan nyeri dan semakin hari semakin berat selama berada di rumah sakit. Dan dokter mencurigai telah terjadi cidera organ dalam perut hingga membuat istri cantik kim sang bum itu mengalami cedera.

Kimbum mengambil langkah lebih jauh dengan mengirim soeun ke Asklepios Klinik Barmbek, Hamburg, Jerman untuk menjalani laparatomi yang disarankan sang dokter.

Jangan lupa soeun adalah segalanya untuknya. Kesehatan gadis mungil itu adalah prioritas utama dalam hidupnya. Meski jarak dan waktu kembali memisahkan, kimbum lebih memilih menjalani itu dibanding harus kehilangan soeun untuk selamanya. Karena setidaknya saat rindu menerjangnya, dia akan dengan mudah menemui soeun.

Lain kimbum lain pula kyuhyun. Pria tinggi berwajah manis  itu semakin menggila pada kesehariannya. Lebih banyak diam dan tidak banyak bertingkah. Namun menjadi pemarah di setiap kata yang terlontar.

Hidupnya bagai telah hancur dan tak bermakna apapun. Kepergian soeun yang tiba-tiba dan tidak diketahuinya, membuatnya stress luar biasa. Kyuhyun bahkan tidak sekalipun menyapa kekasih dan para sahabatnya, dan lebih memilih mengurung diri menyesali segala tindakannya.

Tak ada yang lebih menyakitkan dibanding kediaman soeun. Gadis itu bahkan tidak menghubunginya, tidak menanyakannya dan tidak mencarinya. Dan kyuhyun hancur saat menyadari soeun terluka pada setiap kalumatnya yang melepas ara dengan mudah  dihadapan seo joo hyun.

Kyuhyun seakan lupa pada janjinya yang mengatakan akan selalu memilih ara dan bersama gadis itu apapun yang terjadi. Ia justru dengan bodohnya memilih mengakhiri hubungan dihadapan seohyun hanya karena desakan gadis gila tersebut, yang bahkan tidak pasti bahwa seohyun akan benar-benar melepaskan gadisnya.

Kini saat semua terasa menjauh ia sungguh ingin mengakhiri hidupnya. 3 minggu, dan sungguh ia begitu merindu pada si mungil kesayangan. Tak ada tawa, canda yang mampu mengobati rasa sakitnya.

Kimbum benar-benar mewujudkan ancamannya, menjauhkan soeun sejauh yang pria itu inginkan. Kimbum  tidak bicara, dan tidak memberitahukan di mana tepatnya ia mengirim soeun menjalani pengobatan.

"Kimbum, kau boleh membunuhku. Ku mohon beritahu aku di mana figila ? Jebalyo." isak kyuhyun. Ia menahan bahu kimbum yang telah beranjak, bersiap untuk melangkah.

Mereka memang baru saja menyelesaikan jam pelatihan lee kamdok, dan ini sudah yang kesekian kalinya kyuhyun memohon dan terisak dihadapan kimbum.

Pria itu tidak lagi perduli jikapun myungsoo atau seungho dan yang laiinnya tertawa mendapatinya menangis. karena ia hanya ingin kimbum melembutkan hatinya, dan mengizinkannya untuk menemui soeun.

Hati itu terlalu sesak, dan kyuhyun sungguh ingin memeluk soeun. Sekalipun ia mencintai ara, tapi seluruh rasa di hatinya tetap soeun yang mengendalikan.

Sosok mungil itu telah lebih dahulu mengambil segala perhatian dan kasih sayangnya. Sejak  dulu, sejak si mungil selalu merangkul manja lengan tangannya. Ini bahkan lebih menyakitkan dibanding ketika soeun meninggalkannya 9 tahun yang lalu.

Kimbum menepis kasar jemari kyuhyun, membalik tubuhnya dan menatap kejam manik mata sang sahabat. Melemparkan tatapan sakit yang tak mampu dijabarkan melalui kata-kata.

"Bukankah sudah ku katakan menjauh dari istriku ? Apa otakmu sudah terlalu tumpul untuk sekedar mengerti ?." jawab kimbum sinis.

Membuat seungho terbelalak karena ucapan kasarnya. Kimbum memang terbiasa marah, namun ini pertama kalinya chojangnim itu murka dan menghardik dengan kerasnya.

Langit diluar memang telah seutuhnya menjingga, namun kata maaf tidaklah akan hadir dengan begitu mudahnya. Tak ada myungsoo dan para gadis, karena mereka tengah memilih menjauh untuk memberi ruang pada kimbum.

"Ne kau benar, aku bodoh dan an aku tidak perduli itu kimbum! Aku hanya ingin soeun. Aku ingin figiliaku! Tidak bisakah kau memahamiku ?!."

Habis sudah segala kesabarannya. Tidak ada lagi yang tersisa. Kekerasan hati kimbum begitu menghujam hatinya. Ia hanya merindu dan menyesal, tapi kimbum justru memperlakukannya seperti pembunuh mengerikan yang tidak pantas menerima kata maaf.

"Figiliaku ?." kimbum tersenyum miring seraya beranjak menuju pintu ruang kelas.

"Soeun hanya milikku !." ucapnya dingin lalu beranjak pergi, menghilang di balik pintu. Hatinya terlanjur terluka, dan terbaringnya soeun semakin memperdalam luka yang diterimanya.

Kyuhyun mengerang dalam hati lalu berlari menyusul langkah sang chojangnim. Tidak ada lagi kata mengalah dan diam. Ia tidak bisa terus membiarkan kimbum bergelut dengan amarahnya. Pria itu tidak akan pernah mengizinkannya bertemu soeun jika ia tidak bertindak dengan memaksa.

Bugh

Seungho yang juga turut berlari mengikuti kyuhyun, segera mempercepat langkah kakinya ketika satu pukulan kyuhyun mendarat tepat dirahang tegas kimbum. Tangannya bergerak cepat meraih ponsel dan menghubungi seseorang yang telah pasti adalah myungsoo.

Akan terjadi pertumpahan darah jika ia tidak segera menghentikan. Namun seungho butuh myungsoo untuk membantunya melerai kedua iblis fofate tersebut. Well, bergerak sendiri tentu hanya akan membahayakan keselamatan hidupnya.

"Figilia memang milikmu. Tapi aku juga memiliki sebagian kecil hatinya!! Kita tumbuh bersama dan kau tahu aku begitu menyayanginya. Kau egois! Kau brengsek !!." teriak kyuhyun.

Buggh

Lagi kyuhyun melayangkan pukulannya. Mengeluarkan segala perasaan marah yang berkecamuk. Ia tidak lagi perduli pada sosok pemimpin yang telah terjatuh duduk dihadapannya. Otaknya menyumbat karena kerinduan. Pria tampan itu bisa kapan saja menemui soeun, tapi dirinya ? Bahkan satu kalipun kimbum tidak pernah mengizinkan. Bukankah itu egois ?

Kimbum menarik ujung bibirnya, tersenyum sinis menanggapi. Tangannya terangkat perlahan mengusap darah yang mengalir di sudut bibir. Lalu beranjak dan melangkah perlahan mendekati kyuhyun yang tetap berdiri diam di tempatnya.

"Kau bahkan melukai istriku. Menurutmu aku akan mengampunimu ? Bermimpi saja dineraka !!"

Bugh

Saat kyuhyun melemah, dengan cepat kimbum melayangakn kepalan tangannya hingga membuat pria itu teperanjat ke belakang dan terjatuh membentur lantai.

Bugh

Kyuhyun meringis keras ketika tubuhnya terbentur keras pada salah satu kaki kimbum. Karena sebelum ia sempat bangkit kimbum telah lebih dulu melayangkan tendangan ke arah tubuhnya.

Tidak ! Bukan pukulan itu yang menyakitinya, tapi lontaran kalimat kimbumlah  yang menghancurkan pertahanannya. Apa yang kimbum katakan benar, .dia melukai soeun hingga gadis itu memilih menyelamatkan ara dengan nyawanya sendiri.

"Aku, aku minta maaf. Kumohon izinkan aku bertemu dengannya. Jangan perpanjang ini kimbum, kumohon. Ini menyakitkan." isak kyuhyun

Ara, suzy, jiyeon dan myungsoo menghentikan langkah saat mendengar isakan kyuhyun menyeruak menampar keras hati mereka. Kepalan tangan jelas terpatri disetiap tangan.

Angin berhembus bagai cambuk pencabut raga. Menyadarkan mereka bahwa pria bernama cho kyuhyun itu memendam sakit begitu dalam.

"Kau merasa sakit jauh dari figilia ? KAU TAU AKU BAHKAN HANCUR SAAT SOEUN MENINGGALKANKU ! DAN KAU KEMBALI MEMBUATKU HAMPIR KEHILANGAN UNTUK SELAMANYA ! KAU PIKIR BAGAIMANA PERASAANKU ?!."

bugh

Ara menjerit ketika sekali lagi kimbum menendang tubuh kyuhyun dan membuat sang kekasih terlempar membentur tembok.

"Kimbum kau keteraluan !."

Myungsoo mendekat dan segera melayangkan pukulan kuat pada kimbum.

Membuat kimbum lagi-lagi merekahkan senyumnya, tersenyum sinis. Hatinya terluka dan semua orang terus memancing emosinya.

"Menjadi pahlawan kesiangan?."

Bugh

Satu pukulan menyarang keras di pipi myungsoo. Membuat myungsoo tertawa konyol. Memukul dan terpukul ? Dirinya cukup emosi melihat amarah kimbum yang berlebihan. Semua bisa dibicarakan, tapi kimbum bersikap seolah-olah dunia telah runtuh dan tak bisa di perbaiki kembali. Dan itu benar-benar menyebalkan untuknya.

Suzy bergerak menahan ara ketika gadis itu beranjak berniat mendekati kyuhyun. Ia menarik dan membawa ara dan jiyeon sedikit mundur ke belakang.

Sebagai seorang istri mafia suzy menyadari, ketiga pria itu tengah menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri. Namun ia tidak menyadari, sesuatu sedang terjadi pada tubuh sang chojangnim.

"Kimbum, hentikan." ucap seungho

Seungho berusah mendekati untuk melerai, dengan menyentuh lembut bahu kimbum. Pertengkaran itu mulai tidak baik menurutnya
Ia tidak ingin semua berakhir dengan perawatan rumah sakit atau semacamnya. Itu sangat konyol bukan ?

"Kau ingin seperti kedua pecundang itu ?."

"Brengsek !."

Seolah tidak jera, lagi-lagi myungsoo melayangkan tendangan pada tubuh kimbum.
Namun kimbum sigap menghindar dan menahan kaki myungsoo dalam satu gerakan, lalu dengan cepat memukul myungsoo tepat di bagian perut dan wajahnya. Kemudian dengan keras membanting tubuh myungsoo ke atas marmer.

Suzy, ara, jiyeon dan kyuhyun tercekat ketika kimbum kembali mendekat bersiap akan menghantam kembali tubuh tak berdaya myungsoo.

Di tempatnya seungho mengepalkan tangan mengumpati tubuhnya yang justru mengkaku tak mampu untuk bergerak melindungi.
Dengan cepat matanya menutup ketika gerakan kimbum semakin menakutkan di tatapannya. Myungsoi akan hancur, dan seungho memilih untuk tidak menyaksikan.

"Bum-ah hentikan !."

Shit ! Tuhan terlalu baik dalam menyelamatkan. Kimbum menghentikan gerakan kakinya  dan menggeram dalam hati. Bertambah satu orang pembelot yang harus mendapatkan hukumannya.

Sedang kyuhyun tertegun ketika melihat soeun berlari cepat, dan segera memeluk tubuh tegang kimbum. Benarkah yang dilihatnya ? Benarkah soeun dihadapannya ?

Dengan sekali gerakan kyuhyun beranjak dari jatuhnya. Rasa sakit yang sempat dirasakannya telah menghilang begitu saja. Gadis itu berada dihadapannya, meski soeun tidak menyapa, tapi rindu itu telah sedikit terobati.

"Apa kalian bodoh ?! Kenapa memancingnya ?!." hardik soeun murka. Tubuh kaku kimbum benar-benar melumpuhkan kecerdasan otaknya. Ia mengerang di dalam hati tidak merasakan balasan dari suami tampannya itu.

Kyuhyun tertegun menyadari maksud ucapan soeun. Ia mengumpat baru menyadari perubahan emosi kimbum. Pria itu berwajah bengis, dengan sorot mata tajam dan bermata merah. Kimbum seutuhnya telah menjadi  pemimpin fofate mafia, pemimpin tertinggi seluruh mafia putih di asia. Dan semua karena ketololannya.

"Dia yang ____"

"Tutup mulutmu atau aku akan membunuhmu !."

Ara tercekat mendengar makian bernada kasar yang terlontar dari bibir sang sahabat. Ini pertama kalinya ia melihat soeun begitu murka.

"Anio soeun aku tidak menyadarinya, sungguh."

"Kau keterlaluan kyu. Aku __ akkh."
 
Soeun refleks terduduk ketika sebuah denyutan perih menyentak kembali bagian dalam perut ratanya. Pelukannya terlepas dengan mudah, karena memang kimbum tidak membalas dekapannya.

Kyuhyun segera melangkah cepat mendekati soeun, namun ia harus  menghentikan langkahnya ketika kimbum bergerak lebih cepat meraih dan mengangkat tubuh soeun, lalu melangkah pergi tanpa sepatah kata pun.

Tak ada niat untuk dirinya mengejar. Kimbum bukanlah chojangnim executive, hanya akan mati bila terus memancing amarahnya. Membiarkan soeun bertindak adalah pilihan yang lebih tepat. Karena gadis mungil itu akan dengan mudah mengembalikan pria tampannya itu kembali seperti semula.

*****©©©****

"Kembali tanpa memberi kabar? Sedang berusaha membangkang ?."

Soeun mendengus lirih menanggapi kalimat sinis kimbum. Memilih mengabaikan dan segera menutup kedua matanya. Pria tampan itu memilih membaringkan tubuhnya di atas ranjang, namun tanpa sebuah pelukan atau usapan.

"Apa aku sedang berbicara pada sebuah tembok ?!."

"Anio, aku hanya merindukanmu." jawab soeun. Ia terpaksa harus mengeluarkan nada jawaban  sebelum kimbum memunculkan tanduk iblisnya dan kembali memberang tak terkendali. oh, itu akan lebih buruk. Kata bahkan tidak akan mampu mengendalikan kembali.

Hawa sikap iblis itu masih begitu terasa, meski sejujurnya soeun tidak merasa takut. Hal biasa untuknya, karena kimbum tidak pernah berubah jika tengah mengamuk.

Lihat saja, bahkan pria itu hanya berdiri di balik daun pintu yang tertutup, dengan pandangan interogasi yang terasa mengkuliti kulit tubuh hingga menembus daging terdalam.

"Kau sedang merayuku ?."

Masih sama di tempatnya berdiri, kimbum tetap tidak melangkah mendekati sang istri yang sejujurnya begitu dirindukan. Kepulangan soeun menjadi masalah utama topik pembicaraan.

Baru 3 hari yang lalu dirinya mengunjungi, dan harus kecewa ketika dokter mengatakan soeun masih harus tetap tinggal beberapa minggu ke depan  untuk melihat perkembangan laparatomi yang di khawatirkan berdampak kurang baik bagi tubuhnya. Tapi yah lihat, gadis itu bahkan telah tiba tanpa sebuah perintah. Dan kimbum tidak pernah menyukai pembangkangan ataupun kebohongan.

Well, sejujurnya soeun telah lebih dulu melakukan pembantahan ketika dilondin. Ia berusaha membujuk agar kimbum mau membawanya kembali ke korea, namun berakhir dengan penolakan super tegas dari sang suami. Jerman tak pernah indah dengan rumah sakit dan segala isinya.

"Nada bicaramu terlalu dingin bung !" jawab soeun. Ia cukup tersinggung dengan tatapan intimidasi yang dilayangkan.  Hanya rindu dan kimbum seolah menuduhnya tengah melakukan pembelotan. Bukankah itu berlebihan ?.

"Aku sedang tak tertarik bercanda."

"Apa aku berbuat salah ?."

Kali ini tidak adalagi wanita terbaring lemah. Soeun seutuhnya mendudukkan tubuh dengan sedikit kasar. Ia juga tidak lupa melemparkan tatapan kesal pada manik sang pemimpin. Lupakan soeun si gadis yang lemah, jika kimbum masih keras mempertahankan sikap arogannya, soeun akan dengan senang hati merubah diri menjadi istri mafia fofate.

Taukah seorang istri mafia bahkan bisa lebih beringas dari seekor macan betina ?. Kimbum akan segera merasakan cakaran panas dari kuku-kuku cantiknya.

"Menurutmu ?."

"Ayolah bum-ah, appa sudah menghubungimu. Kau saja yang terlambat mengetahuinya."

Jelas, karena pria tampan itu tidak bisa dihubungi. Dan kekeraskepalaan soeun memaksa jansik melanggar perintah kimbum dan menuruti permintaan dengan membawa gadis cantik itu pulang. 

Meski berada di antara pilihan yang sulit, menurut jansik soeun akan lebih berbahaya jika dalam hal merajuk. Gadis itu akan melakakukan aksi mogok pada apapun dan percayalah, itu hanya akan semakin membuat seorang  kim sang bum murka.

"Apa itu sebuah alasan ?." jawab kimbum dingin. Matanya menatap kejam sang istri layaknya seorang anggota black mafia yang tengah di selidiki. Bukan hanya mata dan bibirnya yang terasa mampu membunuh, , bahkan aura kejamnya mampu membuat orang ingin melarikan diri sejauh mungkin.

"Terserah kau saja! Kau menyebalkan! Seharusnya aku kembali pada halmeoni !!." rutuk soeun kesal. Ia menghentak kasar kakinya sebelum akhirnya  beranjak masuk ke dalam kamar mandi dengan membawa serta seluruh gerutuan hatinya.

Tubuhnya panas karena emosi, dan kimbum tidak pernah berubah, sifat kerasnya sangat sulit untuk diruntuhkan. Pria tampan itu sangat menyebalkan ketika sedang marah, dan seoun tidak berniat  membuat keriputan karena meladeni kekolotan sang suami. Yah, meskipun ia juga sadar salah memilih pulang tanpa persetujuan kimbum. Tapi haruskah pria itu begitu murka ?

Well, mandi selalu menjadi pilihan terbaik untuk meredakan kemarahan. Dan lagi soeun percaya pria dingin itu akan segera menyusulnya dan menagih jatah malamnya.

Soeun tersenyum saat hangat air dalam bathub menyelimuti tubuhnya, hawa dingin yang sempat dirasakannya kini telah menghilang tergantikan kehangatan yang menenangkan.

Lagi soeun kembali merekahkan kedua bibirnya, ia tersenyum ketika tubuhnya melayang dan beralih terduduk di atas pangkuan posesif seseorang. Jangan tanyakan siapa yang melakukannya, karena sudah jelas hanya seorang pria arogan yang dapat melakukannya.

"Kau menikmati tanpaku?."

 Soeun sedikit mendesis ketika kimbum dengan sengaja berbicara tepat di daun telinga kanannya yang begitu sensitif. Air hangat dan rasa rindu membuat tubunya begitu cepat merespon rangsangan yang diberikan sang suami.  

"Kau terlalu asik dengan kemarahanmu, dan tubuhku butuh pengalihan rasa lelah." jawab soeun. Ia membuka kedua matanya, lalu mencoba menghindari usapan nakal jemari kimbum pada permukaan paha yang tertutupi air.

"Kurasa bibir mu lebih panas dari beberapa minggu yang lalu chagi. Berapa ssaem yang mengajari kelincahan kalimatmu ?." kimbum tersenyum ketika soeun menggeliat menerima jemari lembutnya. Bibirnya menjalar perlahan mencecap setiap inci permukaan leher jenjang sang istri.

"Kau mencibirku tuan kim ? __ Ahh"

Lagi kimbum terkekeh mendengar jeritan lirih soeun. Klitoris itu begitu sensitif, namun begitu lembut dan menggoda. Bahkan hanya dengan usapan lembut memutar, kimbum mengetahui soeun siap menyemburkan orgasme panasnya.

"Hmm,Kau tersinggung ?."

"A__nio. Bum-ah stop itu geli."

"Bukankah kau mengatakan, membutuhkan pengalihan rasa lelah ?."

"Ne, tapi kau membuatku ____"

Soeun menghentikan laju kalimatnya, dengan cepat ia memaling  dan segera meraup bibir sang suami menuntaskan orgasme yang menyerangnya. Kimbum cukup menyebalkan ketika memberi hukuman, dan demi apapun soeun bersumpah ini yang terakhir dirinya membangkang.

"Kau sudah tak sabar nyonya kim ?." goda kimbum. Ia kembali melumat bibir merah muda kesukaannya. Terlalu nikmat ketika soeun melampiaskan gairah orgasme dengan mencium kasar bibirnya. 

"Aku akan membalasmu tuan kim. Akan ku buat kau memohon dihadapanku !." ancam soeun.

"Jeongmal ? Aku menantikannya."

"Kau akan menyesal !."

Tanpa persiapan kimbum mengerang ketika soeun dengan tiba-tiba menenggelamkan kejantanannya pada pusat sensitifnya. Kimbum sama sekali tidak menyangka ketika gadis cantik itu beranjak dan  membalik tubuh adalah untuk melancarkan aksi balas dendamnya. Bibir kimbum dengan cerdas merespon gerak cepat tubuh soeun dan kekencangan pusat soeun yang begitu kuat mencengkram kejantanannya.

Sial, soeun terlalu cerdas dengan cara berpikirnya. Kimbum menggeram menahan rasa sakit di ujung tubuhnya, mengepalkan kedua tangan menahan laju kalimatnya. Gadis itu sungguh menyebalkan, jika saja soeun tidak dalam keadaan baru pulih, kimbum akan dengan pasti memperkosanya dengan brutal. 

"Kekeke, wae jhagi ?."

"Soeun kau mencobaiku ?."

"Anio aku menghukummu."

Lagi kimbum mengerang merasakan hangat pusat gairah sang istri. Matanya sepenuhnya berkabut gairah dan menjadi tak terfokus. Pria dingin itu takluk hanya dengan sebuah gerakan erotis di atas pangkuannya. Bibirnya terus meracau melampiaskan rasa nikmat yang diterimanya. 

"Damn!!." Kali ini bukan lagi geraman yang dilontarkannya. Bibirnya dengan kejam mengumpat tingkah jahat sang pujaan hati. dua kali, dan kali ini kimbum bersumpah tidak akan membiarkan gadis itu mempermainkan orgasmenya kembali.

Hey, dia pemimpin mafia, dan soeun berulang kali menggagalkan laju spermanya, dengan sengaja menarik tubuh dari atas pangkuannya.

"Kau mengumpat tuan kim ?"

"Chagiya itu menyakitkan."

"Bukan masalah untukku."

"Ayolah chagia, mianhae, aku menyerah."

Soeun tersenyum cerah menanggapi kalimat permohonan kimbum. So, dia berhasil bukan ? Kimbum bukanlah pria menyeramkan ketika tengah dalam kungkungan gairahnya, dan hal itu hanya akan terjadi bila bersama dirinya seorang.

Kimbum mendesis melihat tingkah menyebalkan soeun. Tubuhnya begitu menggila menahan orgasme, dan soeun kembali dengan sengaja memperlambat gerakannya.

"Kau terlalu lama chagiya." ucap kimbum. Tubuhnya dengan sigap beranjak, tanpa melepaskan tautannya. Melangkah lebar menuju sudut, dan menempelkan punggung soeun pada tembok dingin.

Soeun menjerit lirih saat kejantanan kimbum memperdalam gerakannya dengan  sedikit kasar. Membuat bibirnya meracau mengeluarkan desahan-desahan nikmat yang berbaur geraman nikmat sang chojangnim. 

Taukah dibalik desahannya kimbum tersenyum bahagia ? Pria itu tidaklah benar-benar membenci, hanya kecewa terlalu mendominasi. Cinta itu begitu besar, dan rasa itu begitu nyata. Soeun memiliki arti penting dalam hidupnya. Nafas dan suara gadis itu adalah makanan tersendiri untuk dirinya. Kehidupan di masa lalu adalah perjalanan di mana rasa cinta itu tumbuh dan mengakar dengan begitu kuatnya. Bukan karena terbiasa bersama, namun karena sebuah cerita. Cerita yang hanya diketahui oleh seseorang, Cho kyuhyun !.

******©©©*****

Seohyun memperhatikan wanita tua yang duduk menjulang di sisi kiri tubuhnya. Harum wangi chamomile menelusup memasuki lubang pernapasan, membaur menyesakkan dada berpadu pada pandangan renta nan sendu yang melukiskan jutaan perasaan kecewa.

Ia sadar kesalahan itu begitu fatal, namun rasa di dalam hati mampu memaksanya lari dari kenyataan. Membuatnya tumbuh dan bertindak dari keinginan yang terciptakan. Dia disana, wanita yang selalu berusaha memenuhi segala keinginannya. Dan kini seohyun harus berusaha menahan tangisnya ketika mata renta itu mengeluarakan lahar panasnya.

"Inikah yang kau harapkan ?."

"Mianhae halmeoni."

"Kau memintaku bergerak. Tapi justru kau bergerak sendiri."

"Aku hanya menginginkannya halmeoni."

"Bisakah kau berpikir bijak seo joo hyun ?."

"Aku mendidikmu, tapi kau seolah hilang arah."

Jika waktu bisa di ulang, wanita ini akan berusaha memberikan yang terbaik pada sang cucu. Menanamkan belas kasihan dan cinta yang berlimpah pada hati kesepiannya.

"Halmeoni tidak mengerti ! Aku kehilangam eomma!."

"Lalu apa hanya itu alasanmu ?."

"Aku tidak bisa mengkhianati appa halmeoni."

"Kau benar. Mulai saat ini menjauhlah dari kehidupku."

Dan kali ini air mata itu bukan lagi hanya tetesan. Curahannya begitu deras dan terasa menyakitkan jauh di dalam lubuk hatinya. Adakah yang lebih menyakitkan di banding terbuang sia-sia ?

Seohyun memukul dadanya kuat, nyeri yang tepat berada di detakan jantungnya. Ia menjerit, melepaskan kesesakan yang menyergapnya begitu posesif.

Tuhan terlalu jahat dalam menghukum. Membawa sang ibu dan kini mengambil sang halmeoni. Kini apa yang di milikinya ? hanya satu, hati yang terluka dan mendendam begitu perih.

****©©©****

Suzy menekuk wajahnya dalam keremangan bohlam. Tangannya aktif menekan-nekan wajah seseorang dengan kapas dan alcohol, lengkap dengan bibir menggerutu sebal. Dunia kelam dan tidak menyenangkan. Oeh, dia merindukan canda yang tercipta.

"Aakhh."

Myungsoo mengumpat ketika perih menjalar pada sudut bibirnya. Memandang kesal  sang gadis yang terduduk santai di hadapannya.

"Kau sedang menyiksa nyonya kim ?.

"Kau seperti gadis." cibir suzy. Dengan sengaja, ia kembali menekan lebih keras sudut bibir sang suami yang terluka, untuk  menyalurkan rasa kesalnya.

"Yaaa.. Itu menyakitkan !." teriak myungsoo. Tangannya bergerak cepat menaham jemari suzy yang kembali berniat berbuat kejam.

"Bukankah tadi kau berlagak tangguh ?."

"Aku hanya tidak bisa menerima tingkah egoisnya."

"Kim myungsoo, apa yang akan kau lakukan  jika aku yang menjadi soeun ? Diam dan tak acuh ?." Suzy melemparkan tatapan membunuhnya, meng intimidasi myungsoo yang kini terdiam karena kalimat tajamnya.

"Kita memang salah. Kita gagal menjaga soeun. Kau tahu kita beruntung dia selamat ?."

Mungkin untuk myungsoo sikap yang ditunjukan oleh kimbum adalah sesuatu yang berebihan. Namun tidak menurutnya. Ia bahkan merasakan ketakutan pria tampan itu ketika mengetahui soeun terluka.

Bahkan ara adalah gadis yang begitu dekat dengan soeun, namun demi apapun suzy justru merasakan magnet yang lebih kuat pada sosok lembut kesayangan chojangnim tampan itu.

"Aku mengerti chagi, tapi kyuhyun tidak sepenuhnya bersalah !."

Myungsoo menarik nafasnya dalam, menatap mata suzy untuk membalas. Ya, gadis itu benar namun menurutnya kyuhyun juga tidak sepenuhnya bersalah. Karena soeun sendirilah yang menginginkan menyelamatkan ara tanpa mengindahkan larangan mereka.

"Kau yakin ?."

"Apa maksudmu ?."

"Menurutmu apa alasan soeun berlari menyongsong ara? Sedang kyuhyun dapat dengan mudah menyelamatkan gadis itu."

"Aku tidak mengerti ?."

"Itu karena kyuhyun tidak melakukan apapun. Gadis itu memiliki trauma, dan tubuhnya bergerak cepat merespon sesuatu yang ditakutinya."

Myungsoo tertegun mendengar kalimat tak terduga suzy. Hatinya tertampar keras menyadari maksud ucapan sang gadis. Otaknya bagai tersumbat ketika membela kyuhyun hingga dengan kasarnya memukul kimbum.

Sial, seharusnya ia dapat berpikir lebih cerdas untuk memahami alasan di balik murkanya sang ketua tampan. Kini menyesalpun begitu tidak berguna, kimbum hanya akan semakin murka jika dia berniat  meminta maaf.

"Bertindaklah setelah berpikir." ucap suzy lembut. Ia mencium sudut bibir myungsoo yang terluka, lalu melangkah pergi. Memberi myungsoo ruang untuk berpikir.

Aneh memang dirinya justru dapat mengetahui ini lebih dulu. Namun itu terjadi ketika lontaran kimbum menyadarkan cara bepikirnya. "Kau bahkan hampir membuatku kehilangan dirinya untuk selamamya !."

Kta-kata itu seharusnya dilayangkan pada sosok seohyun, bukanlah kyuhuun. Kejanggalan itulah yang membuat suzy sadar bukan itu maksud dari kalimat tersebut. Satu alasan yang paling tepatlah yang membuat kalimat itu diarahkan pada kyuhyun.

Karena memang kyuhyun lah yang menjadi  tersangka utama terlukanya soeun. Jika saja saat itu pria itu tidak mengikuti perintah seohyun, dan segera melumpuhkan gadis gila itu, mungkin soeun tidak akan berlari dari persembunyiannya untuk menyelamatkan ara.

*****©©©©****

"Apa yang kau lakukan ?." tanya seungho. Ia memicing menatap gelagat cemas yang di pelihatkan sang istri. Tiga minggu jiyeon bersamanya, dan ini pertama kalinya gadis itu bersikap tidak nyaman.

"Mereka menghubungiku."

Jiyeon mengalihkan pandangannya. Menatap takut pada seungho yang terduduk di atas sofa.

"Mulai saat ini jangan menggunakan ini." jawab seungho. Ia meraih ponsel yang berada di jemari sang gadis, lalu membantingnya dengan keras pada tembok di sudut kamar.

"Waeyo ?." tanya jiyeon. Ia tidak terkejut, tetap memandang dengan wajah datarnya. Sifat seungo yang keras adalah makanannya ketika belum bergabung bersama black mafia.

"White mafia tengah diperketat." jawab seungjo. Itu benar adanya, karena kimbum telah merubah sistem keamanan leesire lebih canggih dari sebelumnya. Pria itu telah memasang alat penerima sinyal berbeda yang bukan milik anggota white mafia.

"Haruskah aku bertahan di sini ?."

"Ne, itu keputusan soeun."

"Tapi sahabatmu itu terlihat murka."

"Bukan padamu, hanya pada kami."

"Mianhaeyo." sesal jiyeon. Amukan kimbum sedikit mengurangi kenyamanannya. Ia cukup merasa bersalah tak dapat bergerak lebih lincah menggagalkan rencana seohyun.

"Gwaenchana." jawab seungho. Ia menarik lembut sang istri, lalu mendekapnya erat. Meski jiyeon tidak mengungkapkan perasaannya, sengho sadar gadis itu merasa takut. Hal yang lumrah, karena dulu ketika pertama kali ia mengenal kimbum, ia juga merasakan hal yang sama, takut !

"Bolehkah aku lebih dekat dengan gadis itu ?."
Jiyeon menyungging senyum dalam sembunyinya. Terasa hangat dan menyenangkan berada dalam pelukan seungho. Hal yang selalu dirindukannya, kini tercipta berkat ketulusan soeun.

"Tentu. Dia sangat manis."

"Kau sedang tidak berencana berselingkuh bukan ?." canda jiyeon.

Seungho terkekeh mendengar candaan jiyeon. Ia mengusap gemas kepala sang gadis, menyalurkan rasa bahagianya.

"Sejujurnya, tapi aku begitu menyayangi nyawaku."

Jiyeon tertawa memahamiaksud kalimat jawaban sang suami. Tangannya bergerak, mencubiti perut seungho. Demi apapun candaan pria itu terasa menggelikan di telinganya. Meski ia sempat menyangka seungho akan benar-benar serius menjawab candanya, tapi ternyata seungho turut menakuti sosok sang pemimpin fofate.

Jiyeon tak mampu mengelak, ia mengakui soeun memiliki pesona tersendiri dalam dirinya, hingga membuat semua orang termasuk dirinya dengan cepat menyayangi gadis cantik itu, tanpa perlu berpikir terlalu lama

*****©©©****

Ara memandang kyuhyun yang terduduk di atas sofa ruang utama asrama  dengan wajah bertekuk sendu. Seungho suzy, dan jiyeon sedang membungkam di sisinya, berusaha tidak ingin mengacaukan suasana.

Mereka telah di sana sejak satu jam yang lalu, tempat di mana mereka biasa menghabiskan waktu untuk bergurau. Jelas sebelum black mafia merusak segalanya.

"Gwaenchana ?." tanya ara, ia duduk di sisi kyuhyun dan mengusap bahu kekar sang kekasih.

"Apa kau begitu merindukannya ?." tanyanya lagi. Seutuhnya ia menyadari jawaban atas pertanyaannya, namun kediaman kyuhyun menjadi momok menyedihkan bagi ara. 

"Mianhae." jawab kyuhyun ia tidak memalingkan wajahnya, hanya menggumam begitu lirih.

"Aku tidak mengerti, tapi bersabarlah."

"Ne."

"Kau, sudah menghubungi seohyun ?." tanya ara takut-takut. Ia mengusap kedua tangannya, mengurangi rasa tak nyaman yang mulai menyelimut. Sedang d
i tempat duduknya, seungho dan jiyeon mengumpat ketololan ara yang justru menyebut nama gadis gila di waktu yang tidak tempat.

"Berhentilah membahasnya." jawab kyuhyun dingin. Ia bahkan telah menghilangkan wajah sendunya dan mengganti dengan wajah geram yang menakutkan.

"Ayolah kyu. Kau tidak bisa mengabaikan halmeoni hyun ae." bujuk ara. Jemarinya kembali bergerilya mengusap jemari kyuhyun, mencoba untuk meruntuhkan kekerasan pria itu. Apapun masalah yang terjadi menurutnya kyuhyun harus tetap menjeguk gadis malang itu.

"Banyak hal yang harus ku lakukan."jawab kyuhyun. Ia mengangkat tangannya, menahan laju kalimat ara yang bersiap melontarkan kalimat jawaban.

Ara menghembuskan nafas pasrah, menatap miris sang kekasih yang kembali bungkam dalam tenangnya. Tidak ada alasan untuk membantah, kyuhyun tengah dalam suasana hati yang buruk dan ara tidak ingin kembali memperburuk perasaan sang kekasih.

"Kita punya masalah serius" ucap myungssoo. Ia melangkah cepat menghampiri para sahabat yang menikmati malam hanya dengan duduk membungkam.

Beberapa menit yang lalu dirinya mendapat laporan mengejutkan dari beberapa anggotanya. Meski bukan anggota fofate, namun laporan tersebut menjurus pada sebuah nama. Dan myungsoo bersumpah, kimbum akan segera memberang  jika mendengarnya.

"Waeyo ?." tanya seungho

"Kita butuh kimbum." Myungsoo

"Itu mustahil. Sebelum kau bicara mungkin lehermu telah menghilang." jawab kyuhyun

"Kau membuatku takut." Myungsoo

"Lebih baik kita coba." Suzy

"Pergilah kyu." Ara

"Mwo ? Na ? Are you serious ?" teriak kyuhyun. Ia terbelalak mendengar perintah sang kekasih. Wajahnya saja masih terasa begitu perih, dan ara memintanya menemui kimbum. Apa gadisnya waras ? Bahkan mungkin kimbum segera menendangnya kekandang buaya, dan menjadi santapan malam.

"Kurasa kau bukan pengecut?." jawan ara. 

"Aish.." desis kyuhyun.

Tidak ada pilihan, laporan adalah sesuatu yang penting bagi kimbum. Pria itu hanya akan semakin murka  jika mereka tidak melaporkan sesuatu dengan segera.

Kyuhyun menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkan secara kasar. Kakinya melangkah dengan sedikit ragu, namun ketika tiba ia justru dengan cepat  mengarahkan tangan mengetuk pintu kamar sang chojangnim.

Sedang yang lainnya meneguk ludah dengan susah ketika kimbum membuka pintu dengan wajah mengerikannya. Asataga, bahkan menemui kimbum terasa bagaikan masuk ke dalam kandang tyranosaurus.

"Bisakah kita bicara ? Ada sesuatu yang terjadi." ucap kyuhyun cepat.  Bibirnya tersenyum ketika kimbum melenggang masuk tanpa menjawab ataupun mengusir kehadirannya. 

Ia melangkah masuk tanpa harus mendengar alunan perintah sang chojangnim. Bersama selama 18 tahun membuatnya mengetahui segala sikap dan isyarat kimbum meski pria itu hanya membungkam. Kyuhyun menyadari kimbum telah kembali menjadi sosok chojangnim taman kembali, Soun benar-benar mengembalikan dengan cepat sosok
idola leesire high school yang menyebalkan.

"Hai girl." sapa soeun. Ia tersenyum menatap para sahabat yang masuk dengan sikap kehati-hatian. Terlihat lucu ketika seorang mafia justru menakuti sang suami yang bahkan tidak membuka suara. Yah, walaupun soeun juga mengutuk tingkah dingin kimbum yang masih bertahan pada kebungkamannya.

Setengah jam yang lalu pria itu telah berjanji akan mengampuni,tapi lihatlah, Ia bahkan hanya diam dengan wajah datarnya.

"Kau tampak cerah ?."jawab ara

"Tentu. Bagaimana kabarmu jiyeon ? Tidak ada yang menyakitimu bukan ?." Soeun

"Disini menyenangkan." jawab jiyeon. Ia mengikuti langkah seungho, dan turut mendudukan tubuhnya di atas sofa, di sisi sang suami. Ada sedikit rasa kurang nyaman, namun jemari seungho yang terus menahannya jemarinya, membuatnya terpakasa harus bertahan.

"Kau membuatku lega." jawab soeun.

Soeun memicing menatap sang sahabat. Tangannya bersiap melempar  bantal jika saja kyuhyun tetap duduk tanpa menyapanya. Hey, beberapa jam yang lalu soeun jelas mendengar dia merindu, dan kini pria itu justru bersikap tak acuh.

"Kau tidak ingin memelukku ?." tanya soeun. 

"Nde ?."

Kyuhyun tertegun mendengar lontaran pertanyaan soeun. Ia menghentikan gerakannya yang bersiap duduk di sisi sofa kimbum. Menatap tak percaya soeun yang duduk angkuh di atas ranjangnya dengan tatapan sebal sarat akan kemarahan.

"Sepertinya kau sudah tak menyayangiku!."

Kyuhyun tersenyum, dan segera beranjak mendekati. Lengannya cepat menarik soeun ke dalam pelukannya, tidak lagi memperdulikan jika kimbum akan kembali murka. 

"Hhhh,, kau tau aku begitu menyayangimu lebih dari apapun."ucapnya, tangannya lembut mengusap kepala soeun, menyalurkan rasa sesal dan rindu di hatinya yang begitu membuncah. Kini bahkan hembusan nafasnya telah kembali berhembus normal. Soeun memang luar biasa dalam menaklukkan.

"Ne, kau bahkan tak pernah menemuiku." jawab soeun. Ia turut melingkarkan tangannya membalas pelukan kyuhyun.

"Kau tahu aku selalu berusaha."Kyuhyun mengacak lembut surai kecoklatan soeun. Lama tidak bertemu kini soeun justru terlihat seperti gadis blasteran yang terdampar di sebuah pulau.

"Hanya itukah usahamu ? Kau lemah !." cibir soeun. Ia menepis kasar jemari usil kyuhyun dari atas kepalanya, namun kembali memeluk tubuh sang sahabat yang begitu dirindukannya.

Kemarahan kimbum memaksanya bertindak cukup keras, dengan tidak menanyakan keberadaan kyuhyun atau sekedar menghubunginya. Ia harus ekstra sabar menahan rindu agar kimbum tidak semakin menggila karena rasa marahnya.

"Jika priamu adalah lawannya, singa pun memilih kabur dibanding menghadapinya."

"Kau benar." jawab soeun. Ia terkekeh menyetujui candaan kyuhyun.

"Berhentilah berselingkuh chagi."

Lagi soeun terkekeh mendengar cibiran keras sang chojangnim . itu bukan ancaman, hanya isyarat bahwa pria itu mulai bosan melihat adegan mesranya.
"Apa boleh buat, sulit mendapatkan pria yang mampu menandingimu." jawab soeun. Ia beranjak dan mulai mendekati kimbum. Suasana tengah hangat dan soeun tidak ingin pria itu kembli mengamuk hanya karena cemburu.

Ara ,suzy dan jiyeon tersenyum menatap  sikap tak acuh soeun. Gadis itu bahkan dengan tenangnya berpindah duduk ke atas pangkuan sang suami.

"Inikah hasil pengobatanmu hoeh ? Bibir yang tajam ?."

Kimbum mendengus melihat tingkah soeun. Gadisnya bahkan tidak lagi terlihat sakit sejak satu jam yang lalu. Lontaran kalimat soeun sungguh membuatnya kesal.

Soeun mengendik lalu tersenyum setelah menyematkan sebuah kecupan kecil di sudut bibir kimbum, yang membuahkan senyuman lebar pada sang chojangnim.

"Bisakah kalian menghentikan aksi mesum itu sesaat ?." tegur myungsoo.

Well, ia cukup bahagia suasana kembali normal. Namun masalah yang di bawanya cukup penting dibanding kemesraan sang pemimpin, yang sejujurnya membuat dirinya iri setengah mati.

"Apa pukulan ku masih kurang bung ?." jawab kimbum. Senyumnya menghilang dan matanya telah berpaling sempurna pada sosok myu gsoo yang mendesis sebal di sisi kanannya.

"Kau memang iblis tuan kim !." gerutu myungsoo. Kurang ? Bahkan myungsoo bersumpah itu yang terakhir kalinya. Pukulan kimbum begitu terasa meremukkan wajah tampannya.

"Apa yang kau dapatkan ?." tanya kimbum.

" a strand of hair."  jawab myungsoo

"Nugu ?." Kimbum

"Kwon yuri !." Myungsoo

"Brengsek !!" umpat kyuhyun
Ia mengepalkan jemarinya menahan emosi. Ternyata bukan hanya seohyun biang dari permasalahan.

"Dia terlibat ?." tanya soeun. Ia menundukkan kepalanya kembali menatap kimbum. Dari pertanyaan yang di lontarkan soeun yakin kimbum telah lebih dulu mengetahuinya.

"Ne, dia satu-satunya yang mengetahui seluk beluk asrama ini." jawab kimbum.

"Wanita gila itu ! Bagaimana bisa dia menculik ara ?." timpal suzy. Dirinya cukup tak percaya yuri benar-benar berkhianat dan berniat menghabisi soeun dan ara melalui tangan seohyun.

"Tidak, dia tidak menculikku dari asrama ini." potong ara.

Ucapannya memancing kyuhyun yang duduk di sisi kirinya dan para sahabatnya mengernyit bingung dan aneh.

"Apa maksudmu ?." Kyuhyun

"Seseorang mengirim pesan mengatakan appa terserang sakit." jawab ara

"Jadi kau pergi ?." tanya jiyeon. Ia terperangah mendengar jawaban ara. Black mafia luar biasa menakutkan dalam menjebak.

"Ne." Ara

"Mereka sangat licik !." geram seunghi

"Dan kau ?." tanya kimbum

Jiyeon menarik sebelah alisnya ketika kimbum melontarkan pertanyaan dan pandangan menyelidik padanya.

"Aku tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka." jawab jiyeon santai setelah memahami maksud pertanyaan kimbum.

"Lalu ?." Kyuhyun

"Mereka memukul ku dengan sebuah balok saat menyadari kehadiranku." Jiyeon

"Sinting! Mereka benar-benar brengsek !." umpat seungho.

"Jadi apa yang dilakukan yuri ?" Soeun

"Kurasa meletakkan kertas yang kau lihat." Myungsoo

"Asrama ini menjadi tidak aman." Suzy

"Tapi bagaimana bisa kau menyimpulkan rambut itu milik yuri ?."

"Ketika pertama kali mendaftarkan diri di leesire kami menjalani beberapa persyaratan yang salah satunya adalah menyerahkan potongan rambut pada pihak sekolah." Myungsoo

"Jeongmal bum-ah ?"

"Ne, kita tidak melakukannya chagi." jawab kimbum.

"Lalu ?."

"Aku memeriksa sampel rambut itu dengan rambut yang ku temukan dan hasilnya positif. Dan yh, sejak awal aku mencurigai gadis gila itu." Myungsoo

"Arrasseo."

Soeun menganggukkan kepalanya mengerti. Membuat kimbum tersenyum kecil seraya mengusap gemas pucuk kepalanya.

"Ada hal lain, dan ini masalah penting." ucap myungsoo.

Kimbum menghentikan gerakan tangannya. Menghembuskan nafas kasar, lalu menatap tegas para sahabatnya. Tidak perlu myungsoo menjelaskan, ia sepenuhnya paham isyarat khusus dari pewaris mafia itu.

Kembali kimbum mengubah arah pandangnya, menatap tajam jiyeon yang juga memandangnya datar.

"Park jiyeon kau teman atau lawan ?." tanya kimbum.

Membuat ara, suzy dan myungsoo menegang karena alunan nada tegasnya, yang begitu melukiskan interogasi kemafiaan.

"Bum-ah.." Soeun mengumpat dalam hati. Di saat seperti ini pria itu justru mulai mencurigai jiyeon, dan demi apapun soeun tidak menyukai hal ini.

Ia mengusap lembut rahang tegas kimbum, mencoba untuk menghilangkan ketegasan sang suami. Setidaknya membiarkan jiyeon untuk nyaman terlebih dahulu.

"Shut up chagi !."

Kimbum menahan usapan soeun. Namun tidak membiarkan jemari lembut itu berpindah  dari rahanganya. Soeun bisa mengendalikan hatinya, namun keamnan adalah hal berbeda bagi kimbum. Meski jiyeon adalah istri sah dari sahabatnya, gadis itu tetaplah anggota black mafia yang dapat kapan saja melukai kembali istri yang dicintainya.

Di tempatnya duduk seungho hanya diam tanpa berniat untuk membela. Dia menyadari apa arti di balik pertanyaan keras kimbum. Karena bagaimana pun jiyeon masih tetap menyandang anggota inti black mafia.

"Jika kau bertanya maka akan ku jawab teman!. Tapi kau yang lebih pantas menilainya." jawab jiyeon.

Ia tidak terluka atau tersinggung akan pertanyaan kimbum. Sekalipun tidak ada yang mempercayai ucapannya. Ia akan tetap bertahan demi sang suami, soeun dan janjinya oada sang ayah.

"Jika kau berkhianat, kepalamu yang akan menanggungnya." ucap kimbum.

Lagi soeun membelalak tak percaya. Matanya melotot seolah siap melompat dari tempatnya. Dengan di tambah bibir yang terbuka membuat dirinya tampak begitu menggemaskan dimata para sahabatnya.

Kimbum tersenyum tersembunyi. Meski ia menyadari setelah ini soeun akan melakukan aksi pembantahan besar-besaran, namun ekspresi kaget gadis mungil itu selalu menjadi hiburan tersendiri baginya

"Arrasseo." jawab jiyeon.

"Yoo seungho, kau bisa membawanya." Kimbum

"Eoddio ?."

Seungho mengernyit menanggapi perintah absurd kimbum. Otaknya tak secerdas myungsoo dan kyuhyun untuk mengerti tanpa penjelasan.yang lebih terperinci.

Sedang myungsoo dan kyuhyun terbahak mendengar pertanyaannya. Seungho seolah memancing tanduk iblis kimbum keluar dari sarangnya

"Markas utama fofate mafia." jawab kimbum

Ia mengabaikan tawa bodoh kedua sahabatnya yang mengusik pendengaran. Biar saja, karena dirinya mempunyai hukuman yang pantas untuk membalas kedua pria tersebut.

Soeun terkikik menyadari senyuman miring kimbum. Akan ada pertunjukan menghebohkan yang akan di saksikannya setelah pertemuan ini.

"Geurae." jawab seunghoo ia hanya mendengus melihat tingkah kolot kedua sahabat menyebalkanya itu. Bukan masalah besar, karena kyuhyun dan myungsoo memang setan menyebalkan yang akan semakin menggila jika ditanggapi.

****©©©****

"Kau sudah menemukan gadisku itu ?."

Hyung joon mengendik tak acuh ketika lontaran pertanyaan dilemparkan padanya. Black mafia tengah dilanda kasus, penembakan putri tunggal fofate mafia, dan dia tidak berniat menambah kekacauan.

Mereka akan bersembunyi beberapa waktu, hingga amarah para pemimpin white mafia itu mereda. Polisi telah bergerak mencari seo joo hyun, namun kecerdasan sang pemimpin membuat gadis itu terlindungi tanpa dapat tersentuh.

"Berhentilah mengusiknya ." jawab hyung joon.

Meski tidak terlalu menyakini, namun firasatnya mengatakan jiyeon aman bersama sang suami. Dan itu lebih baik dibanding gadis cantik itu terus bertahan bersama black mafia.

"Tidak mungkin. Aku sangat menyayanginya."

Pria itu tersenyum misterius. Posisi kepemimpinannya yang tertinggi membuatnya memiliki keinginan yang berlebihan.

Jiyeon adalah salah satu anak emasnya. Gadis itu memiliki kemampuan mafia yang mumpuni, dan dirinya tidak bisa melepaskan jiyeon begitu saja. Terutama membiarkannya bersama para anggota white mafia.

"Kau sudah bertemu figila ?." lagi pria itu bertanya. Tatapannya datar, namun sarat akan hawa pembunuhan. Nada bicaranya santai dan terdengar seperti candaan, namun percayalah terkandung banyak ancaman di dalamnya.

Hal yang membuat yuri meneguk ludahnya berulang kali. Ia sedikit menyesal memilih membelot pada black mafia hanya untuk menghancurkan soeun dan ara. Kekejian black mafia terkhusus pada pemimpinnya benar-benar menghancurkan nyalinya untuk bertahan lebih lama.

Seseorang yang menduduki kursi seohyun turut menjadi bahan pertanyaan di dalam
otak yuri. Pria dengan wajah tampan namun terlihat begitu mengerikan dengan luka sayatan di bagian kiri pipinya.

Namun yuri tak mampu membuka bibir untuk sekedar bertanya. Bahkan makanan yang tersaji dihadapannya tidak sama sekali dapat tersentuh jemari tangannya.

"Menurutmu ?."

"Kau tidak mengatakan aku merindukannya ?."

"Aku bukan budakmu."

Sebuah senyum terukir di bibir sang pria. Meja itu persegi dengan dirinya berada di ujung meja. Memudahkannya dalam memandang semua anggota intinya dengan pandangan tajam.

Ia tidak akan menghabisi hyung joon hanya karena jawaban bodohnya, percayalah ia sangat mengagumi sikap dingin sang wakil dan kekuatan tempurnya.

Lagi pria itu memalingkan wajah, dan kali ini ia memandang ceria gadis kesayangannya di sisi kanan. Tampak datar, namun tetap terlihat cantik dengan kediamannya.

"Eottoke young-ah ?."

"Mwo ?." jawab geun young. Iaa tidak berpaling, masih terlalu sakit ketika mengingat keberutalan yang diterima. Pria itu memang sang oppa, tapi demi apapun geun young membenci sikap gilanya.

"Ku harap rencana ini akan berhasil." perintah sang pria bahagia.

"Dan untukmu, selamat bergabung." lanjutnya. Ia memandang senang pria yang terduduk di sisi kiri geun young. Mengulas senyum tolol seolah menyambut kedatangan seorang tamu istimewa.

Geun young tersenyum menanggapi kalimat sang oppa.  Bertambah amunisi dan kimbum akan segera menjadi
miliknya.

"Ne."

To be continue..