Search This Blog

Thursday, September 7, 2017

Leesire in Love part 7

Author : Princess Chan

Main Cast :

- Kim sang bum 
- Kim so eun

Other Cast :

Cho kyuhyun

Kim myungsoo

Yoo seungho

Baek suzy

Go ara

Kim sang woo (appa kimbum)

Kim nam gil (appa soeun)

Cho jan sik ( appa kyuhyun )

Lee min seok ( eomma kyuhyun )

Park jung soo (eomma soeun)

Lee bo hee (eomma kim bum )

Go hye sun

Lee minho

Kim hyung joon

Moon geun young

Seo ju hyun

Park jiyeon

Kwon yuri

DLL

Genre : School,Mafia, NC 17+

Disclaimer : Semua cerita,karakter,setting,alur,dll adlah milik dari masing-masing author. Untuk tokoh utama dan artis pendukung,itu semua bukan milik author,melainkan milik orang tua,keluarga,dan masing-masing agensi para artis. Author hanya memakai nama mereka untuk keperluan cerita.

Note : Cerita ini adalah fanfiction,yakni cerita fiksi yang ditulis berdasarkan kisah,karakter,setting dan lain-lain dengan sebuah karangan atau imajinasi penulis cerita. Fanfiction ini bkan dimaksudkan untuk merusak karakter asli tokoh yang digunakan tetapi justru karena kecintaan terhadap tokoh tersebut maka dibuatlah cerita ini. Dan juga cerita ini dilarang keras di copy paste atau ditiru tanpa meminta izin dari pembuat cerita. Please don’t be plagiarism.!

##########################€



Happy reading



Soeun melangkah cepat menelusuri gedung oaxi. Gedung yang sebenarnya milik fofate grup. Setetes air matanya menetes mengingat keindahan masa kecilnya. Masa dimana  ia, seohyun, kimbum dan kyuhyun bermain bersama. Gedung tua itu menjadi saksi mati terkuburnya segala kenangan. Jika dulu ketiga orang itu akan selalu melindungi dan menyayanginya, kini soeun bersumpah akan melindungi sahabat barunya, Go ara. Sahabat yang memiliki aliran rasa didalam darahnya. Ara mematrikan diri sebagai sahabat yang kini juga disayanginya, layaknya kyuhyun.

Kakinya melangkah, membawanya lebih masuk menyusuri setiap lorong berbau pengap dan basah. Lumut memenuhi dinding dan tiang, membuat suasana bagai di dalam cerita horor. Soeun mengangkat kedua tangannya, menutup mulut mengurangi bau tak sedap yang menerebos masuk kedalam saluran pernapasan. Menbelok kekiri ketika mendengar gedoran pintu pada sebuah lorong gelap.

"Nuguya..?" teriaknya sedikit keras. Soeun menggedor pelan, memberi tanda bahwa ada dirinya disisi luar.

"Tolong aku.. Ku mohon."

Soeun mengernyit ketika suara seorang gadis menyahuti panggilannya. Tak ingin berfikir terlalu lama soeun kembali mendekati bibirnya pada permukaan pintu.

"Menjauhlah.. Akan kucoba mendobraknya." ucap soeun.

Ruangan itu khusus gudang penyimpanan berkas. Soeun sangat begitu mengingatnya, dulu ia pernah terkunci dan kimbum menolongnya.. Soeun menarik nafasmya dalam, suara yang tidak terdengar memberinya kesimpulan bahwa orang yang berada didalam telah menjauh dari balik pintu.

Brakkk

Tak perlu waktu lama pintu terbuka. Lubang kunci yang mulai tua mrmbantu soeun menghancurkan segalanya. Jika saja kimbum tahu apa yang dilakukannya, soeun yakin kimbum akan menghukumnya dengan berat.

"Jiyeon.."  ucap soeun. Ia segera mendekati jiyeon yang terduduk dan  bersender miring pada dinding. Hembusan nafasnya yang kasar menunjukkan ia begitu kekurangan oksigen. Melihat jiyeon hanya menatapnya cemas, soeun segera mendekati dan memapahnya keluar dari ruangan.

"Gwaenchana? Apa perlu ke rumah sakit ?" tanya soeun.

"Tidak. Aku baik-baik saja. Ayo selamatkan sahabatmu." jawab jiyeon

"Kau tau ara diculik ?." Soeun

"Itu alasan kenapa aku terkurung disini. Palli dia dalam bahaya." Jiyeon

"Ne..." Soeun

Jiyeon melepas pegangan soeun ketika nafasnya mulai normal terkontrol. Membuat soeun tersenyum melihat ketangguhannya. Mereka berjalan mengendap-endap,  menghindari beberapa penjaga yang tersebar di beberapa sisi. Kecerdikan jiyeon dalam bersembunyi, menghadirkan decakan kagum dihati soeun. Menurutnya jiyeon bukan gadis mafia biasa. Lebih terlihat seperti mafia hebat dan berpengalaman. Dan gerakan rilekss jiyeon membuat soeun bergerak mudah untuk  menyelinap. Hingga mereka tiba di suatu ruangan teratas, lantai 6. Suara kyuhyun dan seohyun yang menyeruak memaksa mereka bersembunyi tepat ditiang sisi kanan soehyun. Tiang yang begitu besar, hingga membuat keduanya benar-benar tersembunyi.

Soeun menutup mulutnya ketika melihat ara terluka dibeberapa bagian dan dicekal kasar seorang pria bertubuh kekar. Tubuhnya bergetar mana kala kilasan kejadian masa kelamnya kembali menyerang pikurannya.  Beruntung jiyeon yang menyadarinya segera menggenggam jemari soeun erat.

"Mianhae ara.. Kita harus berakhir " ucap kyuhyun. Hatinya menjerit tak terima mengiringi ucapan bibirnya. Tak ada hal lain yang bisa dilakukannya. Soeun akan semakin terluka bila mengetahui kejadian 9 tahun lalu kembali terulang dan membuat ara terluka.

"Kyu..." lirih ara. Setetes air matanya terjatuh menemani luka sayatan ucapan kyuhyun. Sejujurnya ia lebih berharap mati dibanding harus kehilangan orang yang dicintainya itu.

"Sekarang biarkan dia pergi.." lanjut kyuhyun

"Arrasseo... Pye, go-a-ra... " ucap seohyun. Bibirnya menyeringai dengan gerakan tangan liciknya.

"Andweeeee " teriak kyuhyun saat menyadari seohyun berniat menarik pelatuknya.

Jiyeon berlari cepat dan mendorong kuat soehyun, hingga soehyun terjatuh beberapa langkah dari tempatnya berdiri. Dengan cepat jiyeon berusaha melepas ara dari cekalan pria kasar pengawal soehyun.

Seungho terbelalak ketika soehyun beranjak mendekati gadisnya. "Jiyeon..." teriaknya. Kakinya mencoba berlari,namun terkenti saat sebuah lesatan lewat tepat di depan matanya.

Dorrrr

"KIM SO EUN... " teriak kyuhyun keras . Matanya terbelalak ketika soeun mendorong keras tubuh ara dan jiyeon hingga peluru yang tertembak begitu cepat menyerangnya. Kyuhyun cepat maraih pistolnya dan ..

Dorrr, dorrr, dorrr

Tiga tembakan dilayangkannya pada soehyun dan dua pengawal kekarnya
Membuat soehyun terjatuh duduk dengan darah mengalur deras dari kaki kirinya. Tapi tidak dengan edua pengawalnya. Mareka mati di tempat setelah timah panas kyuhyun bersarang tepat dititik vital mereka.



_000ooo000_



2 hari kemudian.



Kyuhyun mengusap kasar wajah pucatnya berulang kali. Bunyi mesin detak jantung menyeruak mengantam kuat detak jantungnya. Menimbulkan gerakan cepat menyesakkan dada. 2 hari terlewat bagai menanti hari kematian. Kepastian seolah berada jauh dari kenyataan. Hembusan nafas bahkan bagai hembusan pencambuk raga.

"Kembaliah kyu. Kami akan menggantikan mu menjaganya." ucap myungsoo membuka suara. Ruangan nampak sepi dipenuhi hembusan kasar penyesalan.

Suzy, seungho, ara dan jiyeon yang turut berada disana memilih diam memendam kata. Tak berguna, tubuh itu tetap diam, hanya menyisakan alunan nafas tak beraturan.

Kyuhyun mengacuh, memilih melangkah mendekati tubuh sang gadis kesayangan. Menggenggam erat jemari lemah, mengalunkan jutaan ucapan maaf dari hatinya. Ia mencemooh kebodohannya yang tak menyadari kedatangan sahabat cantiknya itu.

"Anio.. Kimbum akan tiba beberapa ment lagi. Kalian bisa pergi." jawab kyuhyun datar. Pandangannya tidak berpaling dari sosok gadisnya.

"Kami akan tetap disini. Kami juga akan bertanggung jawab" timpal seungho. Ia berdiri dari duduknya. Melangkah dan berdiri di sisi kiri ranjang soeun. Menghela nafas pasrah. Apapun yang terjadi ia turut bertanggung jawab, karena tak mampu bergerak cepat menghalangi gadis cantik itu.

"Jangan bertingkah bodoh. Kalian tidak tahu siapa yang akan kalian hadapi. " hardik kyuhyun emosi. Ia tidak pernah takut jika kimbum akan membunuhnya. Ia seutuhnya siap menanggung akibat dari ketololannya itu. Karena jika soeun tak kunjung bangun, bahkan ia akan dengan yakin mengakhiri hidupnya sendiri. Tapi kyuhyun tidak bisa membiarkan kekasih dan para sahabatnya itu turut merasakan amukan kemarahan seorang kim sang bum.

"Kau tidak bisa melarang kami." jawab ara tak kalah emosi
Ia melangkah mendekati seungho. Melemparkan tatapan  tajam menatap kyuhyun yang juga turut menatapnya marah. Ia bahkan lebih merasa bersalah dari semua orang. Karena dirinyalah penyebab utama soeun terluka.

"Ber_____"

"Dia tiba!." ucap sang woo dingin mememotong laju kalimat kyuhyun. I

Kyuhyun menarik nafasnya dalam. Ia segera berjalan keluar bersama para sahabatnya. Dimana para petinggi fofate duduk menunggu kedatangan kimbum.

Kyuhyun berdiri tepat di depan pintu ruangan soeun. Mengepalkan tangannya, guna menahan debaran jantungnya yang mulai menggila.

Sedang myungsoo dan seungho memilih menarik para gadis menjauhi kyuhyun. Meski tidak mengetahui apa yang akan terjadi, mereka cukup bisa menebak bahwa  akan segera terjadi pembantaian mengerikan.

"Ya tuhan, dia mengerikan." bisik suzy lirih. Bulu kuduknya meremang ketika manik matanya menangkap sosok kimbum yang mendekat dengan 10 orang bodyguardnya. Suzy menggenggam kuat jemari sang suami. Sumpah demi apapun dirinya benar-benar takut pada raut wajah sang chojangnim.

"Kimbum____"

Bugh

Ara menutup mulutnya. Gerakan waktu begitu cepat ketika kimbum menghentikan laju kalimat kyuhyun dengan satu pukulan kuatnya. Membuat sang kekasih terpental jauh membentur tembok.

Kim sang woo, namgil, jan sik dan jungsoo hanya terdiam tanpa menghentikan. Bagi mereka, menghentikan kimbum sama dengan memperkeruh suasana, dan mereka juga tak berniat untuk melepas kyuhyun dari hukumannya.

Bugh bugh bugh

Lagi kimbum menghajar kyuhyun tanpa ampun. Deru nafasnya begitu memburu, dan detak jantungnya berdegub begitu cepat. Kemarahannya tak mampu dibendungnya lagi. Kyuhyun benar-benar membuatnya kecewa. 

Dirinya segera meninggalkan segala urusannya setelah mendapat panggilan dari kim nam gil. Aliran darahnya terasa terhenti ketika namgill mengatakan istrinya tertembak anggota black mafia.

"Kyuhyun.." teriak ara.

"Mundur !." perintah minseok keras. Ia menahan lengan ara yang berniat mendekati putranya.

"Tapi kimbum bisa membunuh kyuhyun."  Ara

"Itu yang memang harus diterimanya." jawab minseok dingin. Meski kyuhyun putranya,namun ia tidak bisa memaafkan kyuhyun yang telah teledor, hingga mengakibatkan putri kesayangannya terbaring tak berdaya.

Bugh bugh bugh

Bugh bugh bugh

Kimbum terus melayangkan pukulannya, meski kyuhyun telah tergeletak tak berdaya diatas marmer rumah sakit. Membuat seungho dan myungsoo mengepalkan tangan, menggeram marah tak bisa melakukan apapun. Bagaimana pun juga bagi mereke, mereka turut andil dalam kejadian buruk ini.

Sedang suzy dan jiyeon hanya mampu menutup mulut dengan kedua tangan. Air mata suzy mengalir saat hidung dan bibir kyuhyun mengalirkan darah segar begitu banyaknya. Kimbum bagaikan sosok iblis yang luar biada menakutkan baginya.

Disisi lain ara menangis dalan pelukan minseok. Ia terlalu sakit ketika dihadapannya sang kekasih terbaring babak belur dan dirinya tak mampu melakukan apapun.

"Kimbum mianhae,,Hh,,Hhh mianhae." ucap kyuhyun. Ia menatap sendu manik mata kimbum. Hatinya terluka ketika menangkap sorot kekecewaan terpancar jelas dari  bola mata hitam sahabat tampannya itu. Ia sungguh menyesal kembali membuat kimbum terluka dan murka.

Bugh bugh bugh

Bugh bugh bugh

Seolah tuli, kimbum terus melayangkan pukulan kepalan tangannya. Lirihan lontaran kyuhyun hanya diabaikan dengan rasa acuh. Soeun di dalam sana, dan dirinya tak mampu melepas kyuhyun begitu saja.

"Hentikan nak.." ucap jung soo. Ia mencoba melangkah mendekati kimbum yang terduduk diatas tubuh  kyuhyun. Ia menghela nafas lirih ketika kimbum hanya mengacuhkan ucapannya dan tidak sama sekali bergeming..

Bugh bugh bugh

"Kimbum kumohon,,hh,,hh,mianhae." lagi kyuhyun memohon. Bengkak dan perih yang terlukis diwajahnya, tidak sebanding dengan rasa penyesalannya. Ia tak bangkit, tetap terlentang tanpa perlawanan

Bugh bugh

"Kimbum hentikan nak, soeun sudah sadar.. Ia mencari mu. " ucap bohee menghentikan amukan mengerikan putranya. Ia menghela nafas melihat kyuhyun terbaring  penuh lebam tak berdaya. Apa boleh buat, tak ada yang dapat menghentikan kemarahan kimbum kecuali kim so eun.

"Menjauh dari istri ku !." geram kimbum. Ia beranjak, merapikan jasnya yang sedikit kusut, lalu masuk dengan tak lupa mengunci pintu. Menghalau siapapun untuk mendekati istri cantik
nya.

"Kimbum kumohon jangan lakukan itu.. Kimbum.. " kyuhyun bergerak cepat mencoba untul masuk. Ia menggedor-gedor kuat pintu ruang rawat soeun. Tidak perduli kimbum akan kembali menghajarnya, dirinya hanya ingin berada disisi kim so eun.

"Kimbum buka..Dokter akan memeriksanya." ucap bohee. Ia mendengus ketika kimbum justru mengacuhkan  panggilannya.

Ara melepas dekapan minseok perlahan, lalu melangkah mendekati kyuhyun yang terduduk menyedihkan di depan pintu ruangan.

"Kyu.." ara menyentuh pundak kyuhyun perlahan. Berharap mampu menenangkan kegelisahan dan kecemasan sang kekasih.

"Bukankah sudah kukatakan pergi dari sini."ucap kyuhyun dingin. Ia menepis kasar jari ara dari atas bahunya

"Kami juga bertanggung jawab akan hal ini. Kau tidak harus menanggungnya sendiri." jawab myungsoo kesal.

"Kalian tidak mengerti !. Kim so eun adalah nafas ku. Adik kesayangan ku  dan dia terluka karena ketololanku. Bahkan bila kimbum membunuhku pun tidak masalah. Karena jika mata figilia tak juga terbuka, aku pun akan tetap mengakhiri hidupku."  Kyuhyun

"Kyu, apa yang__" ara terdiam tak mampu melanjutkan kata-katanya. Ia mendesah kasar ketika kyuhyun melangkah pergi dari hadapannya.

"Biarkan dia sendiri. Kyuhyun butuh waktu." ucap minseok menenangkan.

"Tapi eomanim." Ara

"Mereka tidak sedang dalam suasana hati yang baik." minseok

"Arrasseo." lirih ara

Minseok tersenyum mendengar lirihan sang calon menantu. Meski ia mengerti keresahan hati ara, namun bagaimama pun dirinya jauh lebih  mengenali tabiat kedua putra tampannya itu.

"Tapi.. Apa kami juga dilarang menemui soeun ajhumma?" suzy

"Ne..." minseok

"Tidak bisakah ajhumma membujuknya.?" seungho

"Anio. Itu berbahaya. " timpal jung soo. Ia tersenyum membayangkan kembali kilasan kemarahan menantu tampannya itu. Belasan tahun mendidiknya, jung soo selalu kagum akan kegagahan kimbum.

"Nde ?" bingung suzy, myungsoo dan seungho kompak.

"Jika kalian ingin mengunjungi figila. Tunggu saja. Hanya soeun yang bisa meredakan kemarahan pria dingin itu." jawab bohee, lalu melangkah bersama para sahabat yang memilih pergi. Makan adalah pilihan tepat untuk perut mereka yang belum sempat terisi sejak kemarin

Meninggalkan para haksaeng kebanggaan dalam kebingungan tak terjawabkan. Suzy menghela nafas,  mendudukkan tubuhnya di atas kursi tunggu, dan menyenderkan kepalanya pada bahu kokoh sang suami yang juga turut duduk di sisi kirinya.

Sedang seungho hanya mampu menggenggam erat jemari jiyeon dan ara yang terduduk menunduk. dirinya sadar, kedua gadis itu merasa bersalah dan cemas. Berada dalam keadaan mengerikan memang akan selalu membuat seorang gadis trauma . seungho menghela nafas lirih. Mengucap doa dalam hatinya. Berharap waktu berlalu cepat dan semua dapat kembali seperti sedia kala.   



_000oo000_



Kimbum terdiam tanpa kata. Manik matanya memandang datar kaca ruang inap soeun. Lantai 8 membuatnya mampu melihat keindahan dan kecerahan matahari pagi. Ia menarik nafasnya perlahan, lalu menghembuskannya secara kasar.  Menormalkan kembali detak jantungnya yang berdetak tak beraturan. Emosi dan rasa cemas yang menyelumuti membuatnya sedikit merasa sesak.

Soeun tersenyum tipis, tarikan nafasnya teratur namun sedikit lambat. Rasa sakit pada tubuhnya membuat ia sulit bergerak. Ada banyak hal ingin coba ditanyakan, namun soeun sadar kimbum masih dalam keadaan jiwa mafianya.

"Bum-ah.." panggilnya lirih. Ia mengumpat dalam hati ketika perutnya justru terasa sakit ketika mencoba untuk bersuara.

"Waeyo ? Ada yang sakit ?." jawab kimbum datar. Ia melangkah mendekat, mendudukkan tubuhnya disisi ranjang soeun. 15 menit mengacuhkan kesadaran soeun, ternyata membuat hatinya sedikit menyesal. Wajah soeun yang pucat dengan suara lirih sarat kesakitan, semakin membuatnya ingin menghabisi seluruh anggota black mafia.

"Mianhae." ucap soeun.

"Kau ingin minum ?" tanya kimbum.

Menyebalkan !. Rutuk batin soeun. Kimbum sangat buruk ketika sedang marah besar. Soeun menaring ujung bibirnya, menyeringai tipis. Semarah apapun pria tampan itu, kimbum akan luluh saat melihat dirinya menangis.

"Mau apa? Berbaring saja !." ucap kimbum. Masih tetap mempertahankan raut wajah dan nada suara datarnya. Hatinya masih cukup emosi, dan rasa kesalnya belum dapat hilang.

"Kenapa kau sangat keras kepala ?." lanjut kimbum marah. Ia bergerak, mengarahkan tangannya membantu soeun yang mencoba untuk duduk. Lalu memyelipkan bantal agar sang istri dapat bersandar dengan nyaman.

"Kau marah padaku ?." tanya soeun.

"Kau bisa berfikir dengan cerdas."

"Ara..Apa dia baik-baik saja ?. Jiyeon ?"

"Berhenti mengkhawatirkan orang lain. Pikirkan kondisimu sendiri." hardik kimbum.

"Mianhae. Aku hanya ____"  Soeun menghentikan laju kalimatnya. Terasa sesak saat suara itu menyapa keras pendengarannya. Kimbum tak pernah berteriak, dan jika ia berteriak, itu menandakan suaminya itu begitu kecewa padanya.

Kimbum mengumpat dalam hati. Merutuki kebodohan bibirnya. Istrinya itu baru tersadar, dan ia dengan idiotnya membentak begitu kasar.

"Mianhae aku lepas kendali.  Mianhae chagi." ucapnya. Ia menarik soeun kedalam pelukannya. Mengusap lembut dan mengecup sayang rambut lembut soeun. Menyalurkan kerinduan dan kecemasan hatinya.



_000ooo000_



"Dia masih belum mengizinkan ?." tanya myungsoo.

Ia baru saja kembali dari kantin rumah sakit. Menemani sang istri menikmati sedikit makan siang. Walau suzy mengikutinya dengan sikap malas, ia tetap memaksanya dengan sedikit ancaman. Tidak lucu jika suzy ikut terbaring diranjang rumah sakit.

Ia sedikit tersenyum ketika melihat kyuhyun telah kembali dan dufuk dengan memeluk mesra go ara. Meski wajahnya sedikit mengerikan dengan biru lebamnya, namun setidaknya myungsoo dapat merasakan suasana hati itu telah seutuhnya membaik.

"Tidak semudah itu. Kimbum pria  yang keras." Kyuhyun

"Aku mengkhawatirkan soeun." Suzy

"Tenang saja. Dia sudah membaik." Minseok

"Jeongmal eomma." Ara

"Ne.. Tapi kimbum belum mengizinkan siapapun masuk. Bahkan dokter sekalipun." Minseok

"Dia overprotektif sekali." Myungsoo

"Kenapa kalian tidak pulang saja ?." Kyuhyun

"Kami ingin bertemu soeun." Seungho

"Akan ku coba membujuknya."  ucap namgil yang baru saja tiba. Sang woo, bohee, jungsoo dan jan sik yang turut mengikutinya memilih duduk di dekat kyuhyun dan ara.

Tok tok tok

Namgil mencoba mengetuk pintu, dan ia tersenyum ketika kimbum membuka pintu dengan cepat menanggapi ketukannya.

"Boleh aboenim masuk nak ?." tanyanya.

Kimbum mengangguk. Lalu melangkah tanpa berucap apapun. Mendudukkan kembali tubuhnya di sisi ranjang sang istri.

"Kau bisa istirahat nak, kami akan mengawasinya." Namgil

"Andwe." Kimbum

Namgil tersenyum mendengar ketegasan kimbum. Tak ada rasa tersinggung, karena ia justru senang mendengar keposesifan sang menantu. Sedang jung soo dan yang laiinya memilih mendekati sofa. Mereka akan diam tanpa suara. Akan berbahaya jika salah bicara, kimbum akan semakin murka dan melarang mereka untuk menemui soeun kembali.

Namgil beranjak mendekati sisi kanan sang putri. Mengelus sayang, menimbulkan senyuman cantik soeun.

"Kau baik-baik saja sayang ?." tanyanya lembut. Rasa cemasnya telah berkurang setelah melihat senyum putrinya itu.

"Nan gwaenchana appa." Soeun.

"Bagaimna dengnmu ar a?." lanjut soeun. Ia memalingkan wajahnya pada para sahabat yang juga berdiri di sekitar sofa.

"Nan gwaenchana. Gomawoyo, sudah menyelamatkan ku." ucap ara. Ia melangkah, berdiri di sisi namgil. Mengulas senyum menenangkan sang sahabat. Meski sejujurnya ara berharap dapat memeluknya, menyalurkan rasa didalam hatunya.

"Bukankah sudah kukatakan kau sahabat kesayanganku." Soeun

"Jadi hanya ara sahabatmu ?" rengek suzy. Ia melangkah turut mendekati soeun, sambil menarik paksa lengan jiyeon. Membuat kimbum  dan namgil tersenyum, lalu memilih mendekati para petinggi. Memberi keleluasaan untuk para gadis menyalurkan rasa kelegaan.

"Tentu saja tidak. Aku memiliki 6 sahabat. Kau tau ?" canda soeun.

"Sebutkan !."

"Cho kyuhyun, Go ara, Kim myungsoo, Baek suzy, Yoo seungo dan Park jiyeon. Kau puas nyonya kim ?." Soeun

"Tentu itu baru benar." jaeab suzy.

Tingkahnya memancing kekehan dibibir sang suami. Jika saja myungsoo berdiri di sisinya, ia pasti akan dengan cepat mengecup gemas bibir cerewet istrinya itu.

"Kau baik-baik saja jiyeon ?." Soeun

"Ne.. Seperti yang kau lihat." Jiyeon

"Syukurlah.. Mianhae aku terpaksa mendorong tubuhmu saat itu. " Soeun

"Gwaenchana.. Gomawo sudah menyelamatkan ku." Jiyeon

"Ne.. Bersahabatlah dengan ku. Kau mau ?" tanya soeun. Ia menjulurkan tangannya pada jiyeon.

"Kau yakin ? Aku haksaeng black mafia." Jiyeon

"Anio.. Kau istri sah sahabatku Yoo seungho. Eotthoke ?." Soeun

"Jika kau menerimaku, maka aku tak bisa menolakmu." jawab jiyeon sambil menyambut tangan soeun.
Ia tersenyum melukiskan kebahagiaan. Ada rasa berbeda menyelinap, rasa hangat yang telah lama tidak dirasakannya.

Di sisi lain seungho dan myungsoo kompak melempar senyum, menanggapi kalimat para gadis. Meski masih menyendu ketika mengingat kyuhyun tak berada di dalam kehangatan. Karena pria itu memilih pergi, dan akan kembali hanya jika kimbum telah memaafkannya.

"Kau sudah mengamankannya ?." Sang woo

Kimbum yang tengah focus tersenyum melihat sang istri segera mengalihkan tatapannya pada sang ayah. Gurat emosinya kembali menimbul ketika mendengar alunan kalimat sang woo.

"Aku sudah mengubah keputusanku. Pelatihan black mafia pada Leesire high school dibatalkan !." Kimbum

"Apa tidak masalah dengan itu nak ?." Jan sik

"Aku tidak perduli.  Itu lebih baik dibanding aku membunuh mereka." jawab kimbum dingin.

"Kau benar nak." timpal namgil. Ia menepuk lembut bahu sang menantu, mencoba menenangkan. Ia mengerti bagaimana perasaan kimbum, karena sebagai seorang appa, ia juga merasakan kemarahan yang dirasakan sang menantu. Jauh dilubuk hatinya yang paling dalam, bahkan ia tak mampu memaafkan seo ju hyun begitu saja. Akan ada akibat dari sebuah penyebab. Dan namgil bersumpah akan itu.



_000ooo000_



Gelap dan menyeramkan. Black mafia bagaikan markas sarang penyamun. Berbagai pria berwajah cabul tersebar memenuhi setiap sudut dan ruangan. Sedikit mencekam ketika lengkingan kesakitan menyeruak, menyentak perasaan.

Hyung joo memandang datar aksi yang terjadi didepan wajahnyan. Namun tidak dengan yuri. Gadis itu berdiri bergetar menahan rasa takutnya. Di depan sana tubuh mulus seorang moon geun young belum terhenti  menghantam tembok dan kursi-kursi kayu.

"Oppa kumohon hentikan !." teriak geun young. Ia mengepalkan jemarinya, menatap geram pria yang masih berniat melukainya.

"Waeyo ? Sakit ? Itu belum seberapa moon geun young. Aku bahkan bisa membunuhmu."

"Kau jahat oppa !. Aku adikmu !. Kenapa kau melakakukan ini pada ku ?." lagi geun young berteriak. Rasa sakit pada tubuhnya tidaklah sesakit rasa dihatinya.

"Sudah ku katakan jangan pernah menyentuh figilia !. Tapi ternyata kau tetap keras kepala. Apa kau lupa ? berkat ketololan mu dulu, aku kehilangan nafasku !. "

"Dia merebut kekasihku oppa !." hardik geun young. Habis sudah kesabarannya. Bertahun-tahun, dam semua orang seolah begitu mengaggumi sosok kim so eun.

Plakkkk

Sebuah tamparan mendarat panas dipermukaan pipinya. Membuat setetes darah mengalir dari sudut bibirnya. Geun young terdiam, mengalirkan lahar panas dari kedua bola matanya. Menahan ledakan amarah pada sosok pemimpin tertinggi black mafia asia dihadapannya itu.

"Aku yang akan merebut gadis ku dari kekasih bajinganmu itu !. Satu kali lagi kau bertindak dan melukainya, maka akan kupastikan kau mati ditanganku.

Hyung joon mendekat, meraih geun young dan memapahnya pergi. Mengacuhkan sang pemimpin yange menatapnya dengan senyuman miring. Sekalipun  geun young bertingkah jahat, dirinya telah mengenal geun young sejak mereka masih teramat kecil. Dan hyung joon sangat memahami apa alasan dibalik segala tindakan gadis itu.

Sedang yuri memilih berlari mengejar hyung joon. Berada didekat sang pemimpin back mafia membuatnya takut dan merasa tak nyaman. Ia terus melangkah, sambil mencerna kembali ucapan geun young. Kekasih ? Nugu ?batinnya.



_000ooo000_



Di dalam ruangannya soeun terus saja merengek manja pada kimbum yang terbaring disampingnya. Ia srdikit bosan karena para orang tua dan sahabatnya telah kembali pulang. Dan meninggalkannya hanya berdua bersama sang suami.

"Aku ingin pulang." lagi soeun merengek. Ia memukul-mukul pelan dada kekar kimbum dihadapannya.

"Andwe. Kau akan terus berada di sini hingga keadaanmu benar-benar pulih." tegas kimbum. A menutup matanya, mengacuhkan pukulan kesal sang istri. Bahkan sengatan lebah lebih menyakitkan dari pukulan soeun.

"Aku tidak nyaman bum-ah. Ayolah.." bujuk soeun. Ia mengangkat tangannya, menyapu jemarinya mengusap lembut rahan keras sang suami. Ah, soeun selalu jatuh cinta pada ketampanan pria mafianya itu. Sekeras dan setegas apapun kimbum, pria itu selalu bersikap lembut hanya padanya.

"Berhentilah merengek chagi. Kau sudah cukup membuatku cemas. Kau tau, berita yang kudapatkan dari appa membatku hampir saja gila." jawab kimbum. Ia menatap manik mata soeun dan menahan tangan soeun tetap pada wajahnya. Tak ingin usapan itu berakhir, karena dirinya sangat menyukai kelembutan kulit gadis cantiknya itu.

"Mianhae. Aku hanya refleks." kilah soeun

"Kau ahli menembak chagia, haruskah berbohong ?." Kimbum

"Aku tak membawa senjata." Soeun

"Lalu senjata siapa yang ditemukan di balik jong jang mu hoeh ?. Dari mana kau belajar berbohong?." gerutu kimbum sambil menarik gemas hidung mancung sang istri.

"Aku tak mampu melukainya. Dan aku tidak berbohong !. Aku hanya sedikit menutupi." jawab soeun santai. Sedikit mengusap hidungnya yang terasa perih akibat keusilan kimbum.

"Kau memang keras kepala. Aku tidak mengizinkanmu melakukan hal itu kembali chagi. Ini perintah keras !. Jangan pernah mencoba menjadi pahlawan kesiangan lagi, untuk siapapun itu. Arrasseo ?" ucap kimbum tegas.

"Ne.. Kau cerewet sekali." cibir soeun.

"Wae...?" tanya soeun lagi. Ia mengernyit bingung ketika kimbum justru tersenyum menyiringai menanggapi kalimat cibirannya.

Kimbum mengendik acuh, lalu menarik tengkuk soeun dan menciumnya lembut. Rasa rindunya yang membuncah membuatnya tak sabar ingin mencumbu tubuh seksi istrinya itu. Ia mengarahkan tangannya dengan cepat menyentuh dan meremas lembut payudara soeun. Dan bibirnya tersenyum tipis ketika alunan desahan seksi soeun menyapa pendengarannya.

"Ssshhh bum-ah.. Appo"  desis soeun meringis.

"Appo?? Aku melukaimu chagi ?" tanya kimbum cemas. Ia menatap soeun panik. Memperhatikan raut wajah sang istri yang terlihat begitu kesalitan.

"Ani.. Kau membuatku terangsang, dan otot perut ku sedikit tertarik. Jahitannya terasa menyakitkan."  ucap soeun manja.

Membuat kimbum terkekeh. Ia bahkan sempat menyesal menyentuh istrinya, namun jawaban manja soeun membuatnya merasa bodoh dengan kecerdasannya.

"Mianhae chagi. Aku sangat merindukanmu." ucap kimbum. Ia mendudukkan tubuhnya, menarik sedikit keatas kemeja pasien soeun dan mengecup lembut  perut soeun yang terluka. Hanya beberapa detik, tak ingin berlama-lama dan kembali emosi karena luka itu, lalu segera berbaring kembali memeluk  tubuh ramping istri cantiknya.

"Aku merindukan istriku." ratapnya. Ia mengusap lembut pipi chuby soeun dan mengecupnya berkali-kali.

"Kiss me.." ucap soeun. Ia tersenyum genit dengan kerlingan mata nakal.

Membuat kimbum terkekeh dan segera menyambar bibir nakal sang istri. Mencecapnya tanpa ampun, menikmati kehangatan sentuhan lidah manis soeun. Tidak bisa menikmati tubuh soeun tak masalah baginya. Bibir tipis mungil itu sudah cukup untuk mengurangi rasa rindu dan kepenatannya.

Kimbum mengangkat tangannya, menarik tengkuk soeun. Memperdalam ciuman panasnya. Menghisap nafsu semua saluva manis gadisnya. Bibir itu sangat lembut dan sumpah demi apapun kimbum begitu candu dan tak pernah mampu untuk berhenti menikmatinya.



To be continue ...


_000ooo000_



Hai...
Apa kabar semua pengunjung halaman web ku ????

Kuharap para reader tidak ada yang marah karena part ini begitu lama kembali di publish.

Mianhae untuk typo yang masih bertebaran.

And please don't forget for coment in my blog :) thanks